5%

2.3K 182 4
                                    

Matahari menerobos masuk kedalam kamarnya melewati celah jendela kaca disebelah tempat tidurnya.

Sayangnya, sang pemilik kamar sudah bangun lebih awal sebelum matahari itu membangunkannya.

Kira melepas celemek yang melekat di tubuhnya setelah meletakan dua piring omelette ditambah dengan jus wortel dimeja makan. Ia segera berjalan kearah kamar nya, mengganti pakaiannya dengan kemeja putih, celana bahan yang longgar, jas putih bersih dan terakhir jilbab yang menutup kepalanya.

Setelah menikah, Kira memilih bekerja disebuah rumah sakit didaerah ibukota. Dulunya, ia sempat berkuliah di fakultas kedokteran sebelum memutuskan tinggal sementara di Korea.

Kaki jenjangnya sudah terbalut kaos kaki senada dengan warna kulitnya di tambah dengan flats shoes bewarna hitam. Kira begitu cantik untuk ukuran seorang dokter muda.

Setelahnya Kira berjalan menuju ruang makan, disana suaminya -Muhammad Alkar Difahri- sudah duduk memunggunginya. Terbesit ide jahil untuk mengerjai Fahri. Kira memelankan langkahnya hampir tak menimbulkan suara apapun. Setelah sampai dibelakang Fahri-

Hap!

Tangan Kira sukses menutup kedua mata Fahri dari belakang.

"Kira berhenti main-mainnya" Fahri berusaha menarik tangan Kira untuk dilepaskan dari matanya. Terdengar kekehan pelan dari bibirnya, segera ia lepaskan tanganya.

"Jahil banget sih istri aku" dua sisi jilbab Kira ditarik pelan, layaknya bocah laki-laki yang gemas dengan dua kepangan.

"Jangan ditarik dong. Jilbab aku rusak jadinya" bibirnya mengerucut lucu sambil membenarkan sisi jilbabnya yang ditarik.

"Gapapa kan tetap cantik"

Bukannya meminta maaf, Fahri malah menggombalinya setelah membuat kesal. Dirasa jilbabnya sudah rapi seperti semula, Kira berjalan kearah kursi didepan Fahri. Keduanya menyantap sarapan yang Kira buat dengan tenang.

"Kamu udah pikirin tentang surat pindahan kamu ke Korea?"

Tentang surat itu, kepala rumah sakit yang mengajukan Kira dipindah tugaskan ke Korea -Jika ia terima- akan berangkat bulan depan dan menjalankan tugas nya selama 2 tahun.

"Belum, aku masih bingung." wajahnya tampak gusar.

"Kenapa?"

"Pekerjaan kamu gimana?" Sejujurnya hanya itu yang Kira fikirkan sedari tadi. Tentangnya dan Fahri. Bagaimana pekerjaan Fahri disini dan bagaimana kehidupan mereka selanjutnya.

"Kita bisa coba setengah tahun dahulu, kalau kamu nyaman, kamu bisa lanjutkan sisanya"

"Tapi kamu-"

"Setiap bulan aku pasti kunjungi kamu disana, Aku Janji" Fahri tahu impian istrinya itu dari dulu. Bisa menemui orang-orang diberbagai dunia dengan pekerjaanya. Membantu mereka yang berbeda untuk melihat bagaimana pandangan negara nonmayoritas muslim terhadapnya.

"Kenapa kamu ga ikut aku?"

"Aku juga sama seperti kamu, pekerjaan aku ga bisa ditinggalin gitu aja sayang" Fahri seorang CEO perusahaan properti, tentu tak mudah untuk meninggalkan pekerjaannya begitu saja walaupun ia berkedudukan sebagai Bos besar.

Kira menghela nafas panjang. Tak ada salahnya jika mencobakan. Kira juga tak mau menyianyiakan izin dari suaminya karna itu semua sangat penting.

"Aku mau coba" finalnya.

"Gitu dong. Manja banget sih istri aku" pipinya dicubit gemas oleh Fahri.

Setelah menyelesaikan sarapan, keduanya beranjak untuk segera berangkat untuk bekerja. Fahri terlebih dahulu mengantarkan Kira kerumah sakit dan kemudian pergi ke kantornya sendiri.

Islam in Korea (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang