6%

2K 186 11
                                    

Siapa yang tak kenal si Dancer Machine nya EXO yang super seksi dengan kemeja merah yang memperlihatkan dada bidangnya, Kim Kai.

Tapi siapa sangka pula jika dibalik image seksinya, Kai adalah seorang pria yang penyayang. Terbukti saat ini Kai tengah menggendong keponakannya-Reon- dengan wajah panik. Kira menyuruhnya membaringkan Reon untuk diperiksa.

"Apa yang terjadi Kai?" tanya Kira.

"Itu.. Aku- maksudku kami berjalan ditaman dan Reon melihat eskrim, aku membelikannya dan... dan eskrimnya habis tapi saat kugendong, dia terasa panas" jelasnya dengan wajah khawatir seperti ingin menangis, kurasa dia takut dimarahi kakak nya.

"Apa Reon sebelumnya terkena flu?"

"Kurasa begitu" jawabnya ragu-ragu.

"Jangan beri dia eskrim atau sesuatu yang dingin sampai flu nya benar-benar membaik. Akan ku berikan obat dan kau bisa beritahu kakak mu"

Kira sibuk mencatat beberapa obat yang akan diberikan.

"Eum Nunna? boleh aku tanya?"

"Wae Kai?" balasnya tanpa mengalihkan padangannya dari kertas putih yang sedang ia tulis

"Kapan kau kembali kesini?"

"Semalam" Kira memberikan kertasnya pada seorang suster yang sedari tadi berdiri disampingnya.

"Berarti kau dan Cha-"

"Kau bisa urus obatnya dengan susterku, semoga Reon cepat sembuh" Kira tersenyum manis padanya. Tak bermaksud lain, hanya tak ingin Kai mengungkit kesan buruk di hari pertamanya.

Allah itu maha membolak balikan hati seseorang. Kira tak mau jika hati nya atau hati Chanyeol kembali dipertemukan , tapi siapa yang tahu rencana Allah untuk keduanya.

Setelah Kai pamit, dirinya kembali disibukkan dengan beberapa pekerjaan yang menumpuk ditambah lagi dengan pikirannya yang terus berputar pada satu orang. Kira tahu ini salah, memikirkan orang lain daripada suaminya sendiri.

Drrtt Drrtt

Ponselnya berdering seiring dengan nama yang muncul di layar "My Fahri"

"Halo, Assalamualaikum" sapa Fahri disebrang sana.

"Waalaikumsalam, kok kamu bisa nelfon?"pertanyaan konyol memang.

"Ya bisa dong pencet nomor kamu terus pencet tombol hijau" yang jawab lebih konyol

"Bukan itu maksud aku. Itu loh Nelfon keluar negeri kan mahal Ri"

"Ohh gitu toh Ra"

Suaminya itu benar-benar nyebelin.

"Ga mahal kok, kan kita di negeri yang sama"

Pernyataan yang benar-benar membuat mata Kira sukses membulat. Siapa sangka suami tersayangnya sudah sampai Seoul, padahal pesan yang dikirim Fahri semalam mengatakan bahwa ia sangat sibuk dan tak bisa beranjak dari kursi kantornya sedikitpun. Lebay memang.

"Kamu bohongkan?"

"Ya ngga lah sayang, sini kalau ngga percaya"

"Kamu dimana?" Kira beranjak dari ruangannya, tergesa-gesa saat tahu Fahri ditaman rumah sakit tempatnya bekerja.

Dan benar saja, suaminya sudah duduk manis dibangku tepat didepan kolam air berisi ikan-ikan warna warni.

Tanpa basa basi, Kira menabrak tubuh tinggi itu dengan erat, menyalurkan rasa kangennya yang baru dua hari tak bertemu.

"Gimana kabar kamu?" tanya Fahri, tanganya mengelus lembut puncak kepala Kira

Keduanya larut dalam percakapan hangat ditengah musim dingin yang melanda kota Seoul. Momen indah antara keduanya tercipta, saat Fahri yang kebiasaannya menarik-narik ujung jilbab Kira atau saat pipi gembil Kira merona karna suaminya yang terlampau jahil.

Islam in Korea (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang