Lima

145 7 0
                                    

"Hah?! Serius?! Dia yang minta nomor lo duluan?" Tanya Putri antusias. Buru buru Revina menaruh jari telunjuknya di bibir Putri, cewek itu terlalu berisik. "Biasa aja kali engga usah teriak."

"Gue belum bisa percaya ya,Re. Masa iya Kak Arga minta nomor lo duluan? Engga adil!" Putri melipat kedua tangannya di dada, namun Revina tersenyum. Merasa bangga pada dirinya sendiri. "Omongan gue terbukti kan?" Revina memainkan rambutnya.

"Yayaya, selamat."

"Haha engga usah cemburu."

"Cemburu? Emang gue siapanya dia?"

"Gares." Revina tertawa pelan. Lalu matanya melirik ke arah Rega lagi sibuk ngobrol sama Arga. Cewek itu jadi penasaran apa yang mereka obrolkan, ditambah raut wajah Rega seperti menahan kesal. Revina terus menerus memperhatikan keduanya, sampai Rega menyadari bahwa Revina menatapnya sedari tadi.

Tapi Rega tidak menegur Revina dan malah meninggalkan Arga sendiri disana. Aneh.
"Lo udah bawa barang barang yang disebutin sama Kak Rega?" tanya Putri membuat Revina langsung menoleh. "Udah dong. Tas gue berat banget nih."

"Iya emang, MOS nyiksa banget. Untung aja hari ini hari terakhir MOS." Revina hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan sepatah kalimat.

"OKE SEMUA PESERTA MOS, LANGSUNG BIKIN TENDA KEMAHNYA YA." intruksi Rega terdengar di telinga Revina.

"Repot banget deh segala suruh bikin sendiri." oceh Putri, males malesan membuat tenda. Revina berdiri dari duduknya dan membantu Putri membuat tenda kemah. Arga menghampiri Revina dan menawarkan diri untuk membantunya. "Mau gue bantuin?"

Revina menoleh, dan langsung tersenyum. Baru aja Revina ingin membuka suara, Rega terlebih dahulu memotongnya. "SENIOR ENGGA BOLEH ADA YANG BANTUIN!"
Putri mendengus kesal mendengar ucapan itu. "Bacot." gumam Putri.

Senior yang lain hanya asik mengobrol tanpa membantu peserta MOS yang kesulitan membuat tenda kemah. Memang, senior yang terkenal hanya Rega(ketua OSIS), Arga dan juga Nurul. Karena mereka galak keculi Arga engga galak malah digemari sama cewek cewek peserta MOS.  Sedangkan senior lainnya biasa aja.

"Akhirnya selesai juga." Revina bernafas lega, akhirnya selesai membuat tenda walaupun susah payah. Ia masuk ke dalam tenda dan menaruh tas nya di dalam lalu di susul oleh Putri. "Katanya nanti malem kita bakalan ke hutan yang ada di belakang sekolah ya? Jurit malem gitu loh."

"Lah kok?" Revina terkejut mendengar ucapan Putri. Jurit malam? Artinya dia bakalan keluar malam dengan senter? Cewek itu bergidik ngeri, engga sanggup membayangkannya. Revina cukup takut dengan kondisi gelap.

"Gue takut,Put."

"Tenang kan ada Kak Arga."

Apa hubungannya sama Arga,njir? Batin Revina.

***

Malam pun tiba, semua peserta MOS sedang asik bermain ataupun sebagainya di luar tenda kemah. Sedangkan Revina hanya tiduran di dalam tendanya seraya membaca komik. Engga lama kemudian, Putri datang membawa secangkir teh hangat.

"Mau teh?" tawar Putri.

Revina melirik sekilas dan menggelengkan kepala pelan. "Keluar yuk,Re. Engga bosen lo di dalem mulu?" Lagi, Revina menggeleng pelan membuat Putri jenuh dan kembali keluar tenda.

"SEMUANYA AYO BERKUMPUL."

Dalam hati Revina menggerutu mendengar intruksi Rega lagi padahal dia lagi santai baca novel. Terpaksa ia keluar tenda dan tidak lupa menutupnya.
Revina bergabung dengan yang lain sebari menunggu Rega membagi kelompok untuk Jurit Malam.

Tall boy VS Short girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang