Enam

121 7 0
                                    

Revina masih menangis tiada henti, darah dari kakinya masih terus keluar. "Gue gendong lo ya,Re?" tawar Reza simpati.
Revina terdiam engga merespon tawaran temannya.
"Percuma lo gendong Revina, yang ada lo ambruk." kata Faisal.

"Udah udah! Lo aja Reza yang gendong dia buru daripada infeksi." Kata Riska, memaksa agar Reza saja yang menggendong Revina.
"Oke siap!" Reza meraih tangan Revina dan menggendongnya ala pengantin baru.
"Menang banyak lo,za." ledek Faisal.
"Bacot lo."

Mereka berjalan menyusuri hutan yang luas, sedangkan Rega masih setia menengok kekiri dan ke kanan. Siapa tau ia melihat Revina dan kawanannya. "REVINA!!" teriak Rega dengan suara lantangnya.

Indera pendengaran Riska mendengar ada seseorang yang berteriak. "Eh bentar!" Riska menyuruh mereka berhenti.
"Buruan! Berat ini gue bawa bidadari." oceh Reza, Revina mendengar ucapan cowok itu tapi enggan meresponnya.
"Ada yang teriakin nama Revina." kata Riska

"Halusinasi." sahut Faisal sebari mendengus kesal. Namun Riska mendengarnya lagi, ia yakin ia tidak salah dengar. "Beneran! Ada suara yang manggil Revina." ucap Riska meyakinkan. Kini Riska ikutan teriak. "HEY!!! KITA DISINI!! HOLAAAA!!!!" teriak Riska dengan suara cemprengnya.

"Eh buset itu suara atau toa masjid?" ledek Faisal sebari tertawa di barengi oleh tawaan Reza.
"Lo turun dulu ya?" tanya Reza yang sedikit lelah karena masih menggendong Revina.
"Sakit." keluh Revina lemas.
"Lo duduk aja engga usah berdiri."

Akhirnya Revina mengangguk pasrah dan duduk di dekat pohon, sekali kali meringis kesakitan. "WOY!!!!" Reza ikut berteriak, lalu menyalakan senter.
Rega yang melihat senter tersebut langsung buru buru mendekati arah cahaya lampu senter itu.

Kedua mata Faisal sedikit menyipit ketika melihat sosok bayangan. Bukannya senang ia malah teriak ketakutan. "SETAN!!" Teriak Faisal, membuat yang lain ikutan teriak, kecuali Revina. Jelas jelas itu Rega.

Namun mereka seketika terdiam karena baru sadar bahwa seseorang itu adalah Rega.
Mata Rega fokus ke arah Revina yang sedang terduduk lemas. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, cowok itu langsung menghampiri Revina. Ia benar benar cemas.
"Lo engga apa apa?" tanya Rega, dan melihat ada banyak darah di sekitaran kaki Revina. Dalam hati ia ikutan meringis sakit.
"Lo tahan sedikit ya." Rega meraih tangan cewek itu dan menggendongnya keluar hutan.

Mulut Reza terbuka sedikit, memperhatikan Rega yang menggendong tubuh Revina. "Sialan dia cuman nolongin Revina doang." kata Reza kesal.
"Udah buru daripada ketinggalan jauh." Riska menarik tangan Reza, lalu Faisal mengikutinya dari belakang.

***

Rega menambahkan kecepatan langkahnya, sempat ia melirik ke wajah Revina yang lesu. Tak lama, Arga muncul dengan wajah khawatirnya. Dengan mudah ia mengambil Revina,"biar gue yang bawa."
Rega tidak bisa menolaknya dan memberikan Revina ke Arga, seolah olah Revina seperti barang yang mudah dipindah pindah.

Arga membawa cewek itu ke tenda kemahnya, Putri panik melihat kaki sahabatnya yang di penuhi darah. Peserta MOS pula ikut melihat Revina yang kini sudah berbaring di dalam tenda kemah.
Tak lama Reza, Faisal dan juga Riska datang. "Bubar bubar!!" Usir Reza seenaknya dan masuk ke dalam kemah agar bisa melihat Revina begitu pula dengan Faisal dan Riska.

"Kok Revina bisa kayak gini?" tanya Arga ketus.

"Dia engga sengaja nginjek paku." jawab Riska.
Salah satu senior membawakan kotak P3K, memberikannya ke Arga. "Makasih." ucap Arga memasang senyuman.
Lalu cowok itu mulai mengobati luka kaki Revina.

"Tahan sedikit ya." Kata Arga, Revina hanya mengangguk lemah tidak berkata apapun. Arga memakaikan betadine ke luka Revina membuat cewek itu meringis kesakitan, tangannya langsung memegang Reza dan mencengkramnya kuat.
"Aduh aduh! Eh gila, lepas! Sakit." Reza malah ikutan kesakitan.

Tall boy VS Short girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang