Tiga

176 11 0
                                    

Revina mendengus kesal, dia beneran ngantuk mendengarkan penjelasan Rega yang engga jelas. Cewek itu bener bener engga nyimak omongan Rega sedari tadi, pikiran nya juga tertuju ke Arga. Cowok itu engga terlihat daritadi pagi.

Mungkinkah dia sakit?

Lamunan Revina buyar saat Rega menyebut namanya. "Revina."
Mata Revina mengerjap dan agak panik. Takut kalau dia dapat hukuman kayak kemarin lagi. "Iya Ka?" sahut Revina.
"Jangan melamun, daritadi omongan gue di denger engga?" Tanya Rega ketus. Sontak Revina mengangguk pelan. "Ulang lagi apa yang udah gue jelasin." Pinta Rega.

Apa apaan?! Dia sengaja mau bully gue? Oceh Revina.

"LANJUT LANJUT!" Seru cowok dari belakang peserta MOS. Semua orang pun menoleh ke belakang, melihat Arga yang sedang menyender di tembok. Senyum Revina pun mengembang. Rega sempat melihat wajah Revina yang tersenyum karena melihat Arga.

"Udah udah, fokus lagi ke depan semuanya!" sentak Nurul tegas.
Peserta MOS pula menurut apa kata Nurul. "Idih, amit amit gue sama itu nenek gombreng." gumam Riska di sebelah Revina.

"Sshh.. Nanti orangnya denger." ucap Revina.

"Bodo amat, mentang mentang senior dia seneng banget ngelakuin sesukanya. Awas aja, suatu saat bakalan gue bales." oceh Riska dengan raut wajah kesalnya.
Revina hanya terdiam mendengar ucapan Riska. Benar apa kata Riska sih, Nurul sangat sombong mentang mentang ia adalah senior. Tapi Revina masa bodo dan kembali fokus ke penjelasan Rega daripada dia ditegur lagi.

"Oke semuanya, besok kita akan menginap di sekolah dan gue mau kalian bawa barang yang gue sebutin. Keluarkan buku tulis kalian." perintah Rega, peserta MOS pula mengeluarkan buku tulis mereka masing masing. Rega pun menyebutkan barang barang yang akan dibawa oleh peserta MOS.

"Tali tambang?" tanya Revina pada dirinya sendiri.

"Yaelah lo engga tau tali tambang?"tanya Riska sebari terkekeh.

" ya tau sih, tapi buat apaan coba? Mau main tarik tambang emangnya?"

"Buat gantung diri kali." ucap Riska ngaur membuat Revina tertawa pelan.

Setelah itu, bel istirahat pun berbunyi. Revina mencari cari keberadaan Putri, tapi engga ketemu juga. Dia pengen banget ngobrol sama sahabatnya itu, sudah lama engga curhat.
Revina berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi, matanya pula memperhatikan kelas kelas yang berjejer.

Cewek itu berjinjit, berniat untuk melihat dalam kelas. Susah payah dia meloncat karena penasaran sama dalem kelasnya. "Aduh batin banget deh jadi orang pendek." ucap Revina sebal.

"Ngapain?"

Revina kaget dan hampir terjatuh, tapi buru buru Rega memegang tangan Revina agar tidak terjatuh. "Ngapain lo ngintip kelas orang lain? Mau maling lo ya?" tanya Rega dengan mata yang menyipit.

"Apaan sih lo?! Ganggu orang aja." Revina buang muka, memasang wajah cemberutnya.

"Elah jutek banget sih lo."

"Lo sengaja mau nyiksa gue ya? Kok kayaknya lo itu demen banget ngehukum gue."

"Karena gue senior disini dan lo...." Rega menunjuk wajah Revina dengan jari telunjuknya. "Harus turutin perintah gue. Ngerti?" ujar Rega ketus dan juga tegas. Revina tidak berkomentar, lalu Rega pergi meninggalkan Revina yang masih kesal sama ucapan Rega.

"Dia pikir gue babu nya dia? Sialan banget emang." gerutu Revina pada dirinya sendiri, menghentakkan kakinya ke arah lapangan.

***

Tall boy VS Short girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang