[√] Colorful of Love (Remake) • JOTING Ver. •

Sweet Enemy [7]

SWEET ENEMY

[JOTING YAOI Version]

.

Remake story by Santhy Agatha

.

Jonatan x Anthony

.

"Kemarahan yang jauh tersimpan dalam dirimu, bisa menjadikanmu gila suatu saat nanti"

.

.

.

PART 7

Rian sangat tampan dengan tubuhnya yang ramping, matanya yang selalu tampak sendu, menyimpan kesedihan tersendiri. Membuat para perempuan selalu ingin mengasihinya. Sayangnya para perempuan itu tidak tahu kebencian Rian kepada perempuan, dan pada akhirnya para perempuan itulah yang menjadi korbannya.

Hari ini Rian sedang mengunjungi mansion Jonatan membawakan buah-buahan untuk menengok si sakit. Sayangnya yang dicarinya tidak ada, dari pelayannya dia tahu bahwa Jonatan sudah masuk kerja. Membuat Rian menunggu hampir selama dua jam.

Akhirnya Jonatan pulang dari kantor, dan sepertinya kondisi kesehatannya belum pulih benar.

Rian memandang ke arah Jonatan yang masih terbatuk-batuk dan mengangkat alisnya melihat wajah Jonatan yang masih pucat,

"Seharusnya kau tidak masuk kerja dulu." gumamnya

Jonatan cemberut, "Aku bosan di rumah. Tidak ada yang bisa kulakukan."

"Kau bisa tidur dan beristirahat." Rian terkekeh, "Itu yang biasanya dilakukan oleh orang sakit."

Jonatan menghela napas panjang, lalu membanting tubuhnya dan berbaring si sofa besar di depan Rian. Lalu dia menoleh dan menatap Rian dengan tajam,

"Malam itu...saat hujan petir waktu itu."

"Ya?" Rian tampak tidak peduli, dia menghirup teh chamomile yang tadi diseduhkan oleh pelayan Jonatan.

"Aku memintamu untuk melihat Anthony karena dia takut petir."

"Ya. dia memang ketakutan dengan petir." Rian membolak-balik majalah yang ada di depannya dengan tidak peduli.

"Lalu apa yang kau lakukan pada Anthony? kau tidak kembali ke kamar malam itu."

Rian mengangkat matanya dari majalahnya, mengawasi Jonatan lalu tersenyum, "Cemburu, Jonatan?"

Muka Jonatan sedikit merona. Tetapi bibirnya menipis kesal. "Kata Anthony kau memasangkan earphone di telinganya, lalu dia tidak ingat apa-apa lagi."

"Kau sangat perhatian padanya." Rian memilih tidak menjawab pertanyaan Jonatan, membuat Jonatan makin kesal.

"Dia sudah seperti keluargaku."

"Tetapi dia bukan adikmu." Suara Rian menajam, tetapi dia kemudian menguasai diri dan senyumnya muncul kembali, "Jangan cemas Jonatan, aku tidak melakukan sesuatu yang salah kepadanya. Dia memakai earphoneku dan aku menungguinya sampai tidur. Aku menyelimutinya, dan kemudian karena aku mengantuk aku tidur di kamar tamu."

Jonatan mengawasi Rian tak percaya. "Benarkah?"

"Kau bisa bertanya kepada pelayan yang membereskan kamar tamumu." Rian tersenyum dan menatap Jonatan, "Kalau aku tidak mengenalmu, aku akan menduga bahwa kau sedang cemburu."