Khyalan

104 8 16
                                    

Tibatiba kau mengengam tanganku. Merangkulku dan membisikan kata-kata manja.
Aku bersemu, menunduk dan tak berani menatapmu langsung.

"Bisakah ku berharap lebih?"
harapku.

Hanya itu yang ada dibenakku.
Tapi ketika mendengar kalimat terakhirmu.  Seketika hening, pikiran ini kosong.

"Apakah ini kenyataan?" Ucapku dalam hati.

Seketika semua menjadi gelap. Aku mulai tersadar akan lamunan semu tersebut.

Hanya harapan yang sia-sia. Aku tidak bisa lagi mengetahui yang mana nyata dan khayalan. Terlalu terbuai akan angan-angan semu, membuat ku lupa bahwa semuanya tidak lagi sama.

Kenapa? Kau tertarik dengankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang