Hingga

36 3 0
                                    

Merelakan semua, mengikhlakan dengan hati yang tulus serta menerima konsekuensi membuatku merasa tenang dan nyaman.

Kembali tersadar, ku hanya fokus pada hati dan perasaaan semua sehingga hilang kontrol dan membuat kau terbebanin.

Terima kasih atas rasa pedulimu,  aku sayang kamu dan hanya ingin kita tetap menjadi seperti yang dulu.

Tunggu aku,  tunggu disaat hati ini merasa bisa menerima, menerima bahwa kau hanya teman bukan sosok yang aku tunggu.

Aku tidak pernah membencimu,  terpikirpun tidak,  aku menyayangimu tulus tapi karena aku lemah akan pengendalian sehingga terkadang aku terlalu salah arah.

Aku ingin kita seperti dulu saling tolong menolong dan bahu membahu dalam tujuan kita bukan sekedar pada keinginan.

Tak ingin saling menyakiti oleh hal-hal yang telah terjadi.
Biarlah waktu yang menjawab, kita jalanin semuanya bagaikan alur tanpa inti, anggap ini rahasia ilahi .

Tetaplah kau menjadi dirimu dan aku menjadi diriku. Kita masih satu arah tetapi beda tujuan.  Aku dan kamu kita satu tapi tidak bisa bersatu.
Terkadang perbedaan membuat kita jauh, jauh dalam logika dan hati.
Tak ingin menyakiti hanya ingin saling paham dan mengerti, kenapa hidup perlu waktu dan kesendirian.

"Okay,  lanjut kerja," ucapku tersenyum sambil kembali melirik jam dinding yang menunjukkan waktunya mandi.

"Astaga," lanjutku kaget melihat jam sudah menunjukkan jam kerja sedang berjalan.

"Mampus aku," ku berkata sambil menepuk jidat sendiri, efek kebanyakan makan micin,  pikirku.

...

...

...

End

Kenapa? Kau tertarik dengankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang