Hembusan

45 5 8
                                    

Kemarahan, kemarahan akan takdir yang teramat sakit.
Mampu membuatku lemah dan gundah.

Lelah...,
Hanya satu kata itu jadi makna untuk menyampaikan isi hati yang ku rasakan sekarang.

Ingin lari, tepatnya ingin hilang atau mati.
Aneh, sangat aneh hal tersebut hanya pikiran semu yang tiba-tiba saja terbesit tanpa ada maksud. Sisi lemah yang tergoncang.

Memikirkan ini semua membuatku gundah dan gelisah. Khawatir  menyelimutiku perasaan semu ini nyata adanya.

Ingin kau melihatku. Melihatku dari sisi berbeda.
Kenapa mereka bisa, bisa kau percaya dan aku hanya jadi bayangan semu mu.

Miris,  bahkan sangat miris. Takdir yang membuat kita saling tergantung sehingga tanpa sadar jiwa yang tersembunyi,  sisi gelap ini bergejolak marah karna tidak terima akan posisi yang saling menyakitin ini.

"Bisakah Egois?" itu terbesit begitu saja.
Ingin egois, ingin jahat. ingin bahagia dan terpenting ingin seperti mereka yang bisa mengapaimu di lain sisi.

"Mereka bisa, kenapa diri ini, tidak!" Miriskan ?

"Ahahahhaha."Gelak tawapun menjadi pelampiasan akan kepahitan ini.

Sebagai topeng dan tameng akan perasaan sakit ini.

Dengan tertawa ku dapat meluapkan semua kegundahan akan ketidakadilan ini.

"Lucukan!"
Lucu untuk aku yang selalu berlindung dibalik topeng palsu.

Andaikan kau dapat mengerti dan memahami. Bahwa diri ini sakit terus bersamamu.
Saat diri ini tidak bisa lepas dari mu dan hanya menjadi bayang-bayang. Ingin rasanya hati kecil ini berbicara mengatakan hal-hal yang terabaikan oleh permainan hati tanpa harus memikirkan mereka.

Kenapa? Kau tertarik dengankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang