Line ..., suara aplikasi itu berbunyi, tanda notifikasi sedang masuk.
Ragu, awalnya. Mencoba memberanikan diri mengambil handphone yang tergelak disisi ranjang.
Membuka aplikasi chat tersebut, disana tertera namamu.
Tiba-tiba saja perasaan hangat memenuhi ruangan kamarku.Serba salah, ku buka chatanmu. Akhirnya mendapatkan jawaban, bahwa aku benar-benar menjadi lemah.
"Bodoh." Gumamku.
Sakit, perasaan semu itu ada nyatanya. Harapan yang awalnya mengebu-gebu seketika sirna dan hilang.
"Sunggu ending yang keren." Pikirku saat itu.
Tiba-tiba saja tanpa kusadari pipiku telah basah oleh cairan bening yang ke luar dari mata yang telah memerah tanpa ku sadari.
Tersenyum miris ..., tak mampu lagi berucap dan berpikir. Logika ku kalah akan perasaan ini.
Aku ikutin semua, semua kata hati. Tidak peduli benar dan salah yang terbesit sekarang hanya ingin menjadi diri sendiri dan membuang cangkang sok kuat dan mengakui kekalahan oleh permainan takdirmu.Sungguh unik caramu, sehingga aku pun ikut terkecoh.
Logika bener-bener kalah dan hati menjadi pemenang.
Sekarang saatnya perasaan menguasai diri ini.Saat sisi sensitif ini menjadi lemah. Saat itu aku sadarin, ada saatnya aku melupakan siapa diri ini sehingga benar-benar pasrah.
Kemana arus permainan ini membawaku. Satu hal yang tak akan pernah ku lupakan disaat-saat terakhir bahwa aku masih sama dan kau pun juga. Kita hanya korban dari keegosian pemilik permainan sesungguhnya dan aku selalu percaya padamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa? Kau tertarik denganku
RandomKetika Kau menyadari Aku ada untukmu tapi semuanya telah berakhir.