💫16💫

5.4K 273 50
                                        

Kl ada typo comment

"Ka-kandungan?!"

"Apakah istri anda belum memberi tau? Usia kandungannya sudah mau memasuki dua bulan padahal" ucap sang dokter.

"B-begitu ya dok, terimakasih dok, s-saya boleh masukkan?" Di balas anggukan oleh sang dokter. Jin masuk keruangang dengan pelan.

'Apakah itu benar anakku? Wahh akhirnya!!! Aku harus merayakan ini'

"Jin" ujar Jisoo lemah.

"Iya? Apakah ada yang sakit?" Jin mengusap kepala Jisoo.

"Tidak" setelah itu Jin malah menciumpi seluruh wajah juga tangan Jisoo.

"Oppa wae?" Pertanyaan itu membuat Jin terdiam dan tersenyum.

"Ha? O-oppa?" Tanya Jin tertawa ringan. Ia senang bisa mendengar itu lagi.

"Jin oppa" Jisoo malah ber-aegyo.

"Hajima, nanti jantungku berhenti berdetak" ujar Jin sambil mencubit pipi Jisoo.

"Lebay" ujar Jisoo, ia lalu membelai pipi putih sang suami. "Eumm, ada yang ingin ku katakan" ujar Jisoo yang membuat Jin menaikan alisnya sebelah. "Nanti saja saat di rumah"

"Wae?"

"Karna ada sesuatu juga yang ingin kuberikan"

"Arraso" Jin mencium puncak kepala Jisoo. "Tapi, apakah saat ini kau tidak mengidam?"

"N-ne?"

"Hahaha, aku sudah tau sayang, aku sangat senang" Jin mencium kening Jisoo. "Aku berjanji akan menjadi ayah yang bisa menjaga anak dan istrinya" Jisoo meneteskan air matanya lalu Jin memeluknya. "Ayo kita rawat dia bersama" Jin mengusap perut Jisoo yang belum membesar.

Sejam kemudian sahabat sahabat Jisoo datang kerumah sakit karena Jisoo yang menghubungi mereka. Saat mereka tiba di depan ruangan Jisoo, mereka mengetuk pelan pintu namun tak ada yang jawab akhirnya mereka masuk. Dan ada pemandangan yang membuat mereka kesal sekaligus jijik, mungkin.

"Ekhem"

"Eh?!"

"Aaaaaa sahabat sahabatku tersayang!!! Kemarilah! Ingin rasanya aku memeluk kalian dengan erat!" Jisoo memeluk dengan sangat erat, mungkin itu bawaan sang bayi.

"Kenapa eonni masuk rumah sakit?" tanya Jennie sambil melepas pelukan.

"Katanya aku hanya kelelahan"

"Sayang, aku keluar sebentar ya" Jisoo hanya mengangguk, lalu mereka menlanjutkan pembicaraan mereka.

"Aku tak percaya, coba jelaskan kejadian sebelum eonni masuk rumah sakit" ucap Lisa mengintimidasi. Jisoo pun menjelaskan semuanya secara detail, jika tidak mereka akan terus menanya.

"Tapi Jin oppa sangat bahaya jika menyetirnya seperti itu! Sangat membahayakan calon adikku" Lisa mengembungkan pipinya, kesal.

"Yak! Adik dari mananya eoh?! Walau kau paling muda diantara kita tetap saja dia bukan adikmu! Kau akan di panggil ahjuma olehnya, hahahaha" Chaeyoung tertawa di ikuti yang lainnya, sedangkan yang di tertawakan memasang muka kesal. Tiba tiba ada telepon, dan Chaeyoung meninta izin untuk mengangkat teleponnya.

"Yeobseyo?"

"...."

"Ne, oppa"

"Tunggu, oppa?!" Tanya Jisoo yang sangat terkejut.

"Heol!" Jennie menutup mulutnya.

My Diary    ||JINSOO||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang