Akhirnya Jisoo tiba di rumahnya. Ia memarkirkan mobilnya dengan hati hati kedalam garasi. Saat turun dari mobil, ia melihat mobil putih yang terparkir disebelah mobil hitamnya.
Jisoo sempat berdiri terdiam disana. Bukan karena ia bingung siapa pemilik mobil putih tersebut, ia tau betul mobil itu milik orang tua tetapi alasan kedatangan dari pemiliknya.
Untuk apa orang tua Jin mampir ke rumahnya tanpa pemberitauan?
Jisoo memasuki rumah tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Ia bisa melihat pelayan dari dapurnya.
"Bibi" panggil Jisoo dengan pelan kepada pelayan yang sedang memegang nampan dengan 2 cangkir di atasnya.
"Ada apa nyonya?" Tanya bibi Lee.
"Apakah itu untuk ibu dan papa?" Tanya balik Jisoo.
Pelayan itu mengangguk.
"Biar aku saja yang memberinya, Bi." Jisoo mengambil alih nampan tersebut.
"Baiklah kalau begitu, bibi ke dapur lagi" setelah itu bibi Lee pergi kembali ke dapur.
Jisoo pun berjalan secara perlahan lahan mendekati ibu dan papa yang sedang berada di ruang keluarga.
Sepertinya kedua orang itu sedang membicarakan hal yang cukup serius sehingga tidak melihat menantu mereka yang sedang berjalan mendekat
"-pokoknya Jin harus menikah dengan Irene! Supaya perusahaan kita ada yang meneruskan!" Ucap ibu dengan tegas.
"Hey! Jaga ucapanmu! Kau tidak boleh bicara seperti itu! Waktu itu juga mereka sudah periksa, dan kata doter Jisoo tidak apa apa. Sabarlah, mungkin tuhan belum menitipkan mereka anak"
"Dokter itu salah! Aku percaya Jisoo itu tidak bisa hamil! Dia itu pasti mandul! Ia pasti menikah dengan Jin bukan karena cinta, si anak yatim piatu itu pasti menginginkan semua uang anak kita!"
PRANGG"Jisoo! Yaampun sayang." Papa mendekati menantunya yang menangis dan memeluk tubuhnya. "Maafkan papa dan ibu, apa kau tak apa apa?" Ucap papa menenangkan.
Jisoo bisa melihat pecahan kaca yang berserakan dimana mana. Tepat seperti keadaan hatinya sekarang,
Hati jisoo sangat hancur.
Tiap perkataan ibu seakan menusuk hatinya secara berulang ulang.
Jisoo tidak mandul!
Ia juga sangat mencintai jin dengan sepenuh hatinya, bukan karena uang yang Jin miliki.
Kenapa ini sakit sekali Bunda, Ayah? batin Jisoo di tengah isakannya.
Mungkin isakan Jisoo cukup keras sehingga tidak ada yang menyadari suara pintu terbuka dan langkah kaki yang mendekat.
"Aku pulang! Papa! Ibu! Say- Astaga ada apa ini?!" Jin yang baru saja pulang langsung tentu saja terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Hal pertama yang dilihat adalah pecahan beling dilantai, tapi hal lain yang sangat membuatnya terkejut yaitu melihat istrinya sendiri sedang menangis dalam dekapan sang papa.
![](https://img.wattpad.com/cover/142617315-288-k523334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary ||JINSOO||
Fiksi Penggemar⚠️Banyak typo karna itu ciri khas saye ⚠️Pure, real, murni, asli ini hasil dari otak aku sendiri (makanya kadang ga nyambung kl lg ga mood) ⚠️GA BOLEH COPAS hargai penulis yg pusing plus pegel bikin ff ~Keturunan, Apakah mempunyai keturunan harus se...