02 Pilihan

1.1K 150 22
                                    

Gilgamesh POV

Bau amis darah mengusik hidungku, aku masih menutup mataku sambil sesekali mengusap bantal berbuluku. Tunggu... bantal berbulu?

Aku membuka mataku dan menemukan Safir yang masih tertidur di bawahku, tak kusangka semalaman aku menggunakan tubuh Safir untuk bantalan kepalaku. Kulihat beberapa bagian tubuh Safir yang terluka, tidak ada darah keluar dari sana, namun noda merah masih menghiasi bulu putihnya yang sedikit kusam

TOK, TOK, TOK

"Masuklah Enkidu..." suara pintu yang terbuka diikuti langkah seseorang mendekatiku yang masih meringkuk di atas kasur

"Sebenarnya siapa yang sedang bermanja manja? Kau atau Kucing Besarmu Yang Mulia?" Enkidu bertanya sambil sedikit terkekeh

"Lihat, dia manis kan? Aku menamainya Safir, kau belum melihatnya terbangun. Jadi, siap siaplah untuk terpesona dengan kecantikannya" aku mengusap usap kepala Safir yang masih tertidur dengan gemas

"Maaf saja Yang Mulia, aku tidak akan terpesona dengan singa betina lebih dari rasa terpesonaku terhadap Shamhat" lagi lagi Enkidu membandingkan apa yang kusuka dengan gadisnya Shamhat

Aku berusaha membangunkan Safir, aku ingin memandikannya agar semua orang dapat melihat kecantikan singaku yang satu ini. Safir menguap lebar sebelum membuka mata sepenuhnya, ia menggerakkan tubuhnya selayaknya seseorang ketika bangun tidur

"Pagi manisku, lihatlah siapa yang berkunjung untuk menyapamu. Enkidu tangan kananku sekaligus saudaraku" Safir melirik Enkidu dan sedikit merendahkan kepalanya

"Singa yang memiliki tata krama? Anda beruntung memiliki singa seperti Safir Yang Mulia" Enkidu akhirnya memuji Safir

"Ya... baiklah, tunggu aku di ruang makan. Aku ingin memandikan Safir terlebih dahulu"

"Maaf Yang Mulia, tidak sebaiknya para pelayan saja yang memandikannya?"

"Dia singaku yang spesial, dia hanya boleh mendapatkan perawatan pribadi dari seorang Raja Uruk sepertiku" aku mengusap leher Safir dan mengajaknya ke pemandian, sedangkan Enkidu beranjak dari kamarku

Aku membuka pakaianku dan menyisakan celana panjangku, Safir terlihat ragu untuk masuk ke dalam kolam berisikan air hangat, perlahan aku masuk ke dalam kolam itu untuk meyakinkan Safir

"Kemarilah! Ini cukup hangat, kau harus membersihkan tubuhmu Safir" perlahan Safir mendekat menatapku dalam beberapa detik dan akhirnya menceburkan tubuh ke dalam kolam yang sama denganku, meski ia membelakangiku aku tetap senang

"Gadis pintar" aku mulai membasuh kepala Safir, tidak ada sedikitpun penolakan darinya

Aroma sabun menyeruak ketik aku menggosokkan sabun ke punggung Safir, ia hanya diam dan sedikit bereaksi saat aku mentuh lukanya. Belum pernah aku menemukan singa dengan sikap setenang ini, pasalnya setiap singa yang merasa kesakitan atau terancam setidaknya akan berusaha melawan bahkan menyerangku sekalipun itu singa yang sudah kujinakkan, tapi semua itu berbeda dengan Safir

Bagian belakang tubuhnya sudah beres, kini tinggal bagian depan tubuhnya. Aku beralih posisi ke depan tubuh Safir, namun entah kenapa Safir hanya menunduk dan menutup matanya ketika aku tepat berada di depannya

"Hei... ada apa? Jangan bilang kalau kau takut padaku?" Safir hanya diam dan semakin menunduk, aku mengusap lehernya lembut

"Aku mengizinkanmu untuk menatapku, jadi tataplah Rajamu ini!" perlahan Safir membuka matanya dan mengangkat kepalanya, membuatku lebih mudah untuk membasuh tubuhnya.

***

Aku dan Safir sudah sama sama bersih sekarang, agak sulit mengeringkan tubuh singa betina ini, namun Safir sangat pintar. Dengan bengibas kibaskan bulunya semua air yang ada pada tubuhnya dengan cepat hilang, tak berhenti sampai disitu ia juga mendatangi balkon kamarku membiarkan sinar matahari pagi menerpa bulu putihnya, aku juga ikut mengeringkan tubuhnya dengan menggosok gosokkan handuk besar yang kupesan khusus untuk singa singaku

King of Heroes [Gilgamesh x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang