06 Pergi

820 93 16
                                    


Sang Raja bersurai emas menatap manik safir yang sama dengan nama pemiliknya, sebuah mahkota cantik bertengger di atas kepalanya, menandakan bahwa gadisnya telah menjadi Putri Uruk, kedudukan yang sejajar dengan Enkidu yang bergelar Pangeran Uruk

"Ada apa Yang Mulia?" tanya Safir setelah menyadari tatapan Gilgamesh

"Bukan apa-apa" pemilik surai emas itu mengalihkan pandangan

Terlihat Enkidu yang berjalan ke arah Gilgamesh, sebuah senyum jahil terukir di wajahnya ketika ia tepat melewati saudaranya dan beralih ke arah Safir

"Nah... Yang Mulia Gilgamesh, kurasa Pangeran butuh waktu bersama Putri tanpa kehadiran Raja"

Perempatan siku imajiner muncul di dahi Gilgamesh kala saudaranya menarik pinggang Safir dan mendekatkan diri pada gadis yang sempat ia pandangi sebelumnya

"Hak apa yang membuatmu dengan berani merebut Putri Safir dariku?" Tanya Gilgamesh

"Tentu saja aku punya hak atas dia, lagi pula dia akan mengemban tugas yang sama denganku. Ayo Safir... akan kuajarkan apa yang perlu kau lakukan sebagai seorang Putri Uruk" Enkidu mengabaikan saudaranya

"Hei... tugasku masih belum selesai disini. Hei... ah... dasar" diacaknya surai emasnya sendiri

Enkidu membawa Safir pergi sedangkan Gilgamesh masih bergelut dengan puluhan tablet di ruangannya.

***

Di sebuah ruangan bersama dengan dua ekor anak singa terlihat Enkidu dan Safir berbincang sambil sesekali mengusap tubuh anak singa di dekat mereka

"Jadi, kau tidak akan kembali ke duniamu?"

"Tentu Tuan, sumpah setia hamba kepada Yang Mulia Gilgamesh tidak akan membiarkan hamba pergi jauh dari Yang Mulia"

Enkidu terkekeh ringan

"Lucunya, setelah menjadi putri pun kau masih berbicara layaknya seorang budak. Sekarang ini kita setara, maka sangat tidak wajar jika kau memanggilku tuan. Panggil aku Enkidu!"

Safir sedikit ragu dan menunjukan ekspresi khawatir

"A... baiklah, akan lebih mudah jika kau memanggilku Kakak. Bagaimana?"

Manik sebiru lautannya membulat menatap Enkidu dengan kilatan mata yang sangat cantik, hingga membuat sedikit semburat merah muncul dari pipi Enkidu

"Baiklah Kakak"

"Begitu lebih baik. Ya... kita mulai bimbingan dari Pangeran Uruk"

Safir menggeleng dan menyentuh punggung tangan Enkidu

"Bukan kubermaksud untuk menolak kebaikanmu, tapi aku sudah memelajari semua yang perlu kulakukan dari Ibunda Ninsun. Maaf jika Kakak tersinggung" Enkidu mengusap kepala Safir ketika gadis itu selesai menjelaskan

"Tak apa... aku senang mendengarnya, kalau begitu mari lakukan yang terbaik untuk Kerajaan Uruk"

"Aku akan berusaha Kak".

***

Kali ini dua orang laki-laki berkedudukan tinggi di Uruk tengah mengamati kerajaan dari kamar Enkidu, tentunya ditemani beberapa buah-buahan serta minuman yang menyegarkan

King of Heroes [Gilgamesh x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang