04 Humbaba

943 113 12
                                    

Author POV

Pagi datang begitu cepat namun tidak lebih cepat dari langkah prajurit di kerajaan Uruk, jangan tanya mengapa! Gilgamesh selalu mendapatkan apa yang terbaik baginya tentu bagi Kerajaannya juga

Surai emas itu memandang pantulannya di depan cermin raksasa, netra bernuansa merah darahnya menelusuri satu per satu bagian dari pantulannya itu. Bagaimana penampilannya sekarang? Jika dibandingkan dengan raja raja terdahulu ia lah yang terbaik. Kilauan dari zirah yang senada dengan rambutnya memberi kesan glamor, gagah dan penuh kharisma sebagai seorang raja

"Semua sudah siap, mari berangkat" pria bersurai hijau baru saja datang dan mengusik Gilgamesh

Semua prajurit berlutut tatkala Raja datang bersama ajudan serta dua ekor singa yang tak kalah gagah dengan empunya

"Aku menerima hormat kalian semua. Hari ini akan menjadi salah satu catatan sejarah bagi Uruk, membunuh makhluk ciptaan dewa demi mengembalaskan kematian dan memperoleh keagungan hanya dapat dilakukan oleh orang orang terbaik di Uruk, bagi kalian yang merasa takut, ragu, dan tergolong orang orang pengecut, kembalilah ke rumah dan potong urat nadi kalian sendiri agar keluarga kalian tau betapa menyedihkannya kalian. JELAS???!" Teriakan terakhirnya menekan seluruh prajurit untuk serentak mengatakan kalimat "JELAS" yang menandakan semua sudah benar benar siap

Pasukan yang berjumlah lebih dari satu lusin itu memulai perjalanannya dengan dipimpin oleh sang Raja, matahari mulai menunjukan diri dengan malu malu, namun kilaunya pagi ini terkalahkan oleh kilauan sang Raja bernetra mawar yang masih memacu kudanya. Perlahan tembok Uruk semakin terlihat kecil, menandakan langkah mereka semakin jauh dari kampung halaman. Daratan yang didominasi oleh pasir sedikit demi sedikit berubah menjadi tanah berumput hijau

"O Shamash, Ayahanda, Ibunda, leluhurku lindungilah kami"

Perjalanan yang mereka tempuh cukup panjang, dalam jarak tertentu mereka beristirahat, dan ketika malam datang mereka tidur selayaknya tidur pengembara. Dalam tiga hari mereka menempuh perjalan yang ditempuh orang biasa selama satu bulan dua minggu lamanya, tujuh gunung sudah mereka leawati sampai menemukan gerbang hutan Aras

Mereka belum pernah melihat pohon cedar menjulang tinggi, dihadapan mereka berdiri gerbang dengan pahatan yang mereka puja, gerbang 72 cubits tingginya dan 24 cubits lebarnya, Enkidu menepuk bahu saudaranya

"Ingatlah bualanmu di Uruk! Maju, serang Humbaba dan kita pulang dengan kemenangan" Gilgamesh mengangguk, mereka memasuki Hutan Aras.

***

Barisan pepohonan cedar menyambut kedatangan sang Raja beserta pasukannya, menahan pancaran sinar matahari dengan rimbunnya daun yang saling bertemu antara satu pohon dengan pohon lainnya, angin sejuk yang jarang ditemui dalam tembok Uruk memaksa singa betina berbulu putih untuk turun dari keretanya dan menikmati keindahan Hutan Aras tanpa terhalang terpal penutup kereta

Sang pemilik surai emas lantas mengedarkan pandangannya ke segala penjuru hutan, meski sikapnya terlihat tenang, pancaran manik rubynya terlihat awas akan hal hal yang mungkin akan terjadi dalam ketenangan ini

"Wah... lihatlah, siapa yang tidak sabar untuk menjejakkan kaki di tanah?" pria bersurai hijau menyambut kedatangan singa kesayangan Raja yang baru saja datang ke garis depan

"Oh Safir, kau meninggalkan Amer untuk berjalan bersamaku ya?" Gilgamesh terlalu percayadiri menanggapi kedatangan singa betinanya

Bukan balas menyapa empunya, Safir berjalan lebih depan dari Gilgamesh, perlakuannya membuat beberapa prajurit mendengus kesal, bagaimana bisa seekor singa betina memimpin di depan sedangkan empunya yang notabene adalah seorang Raja harus menunggang kuda di belakangnya?

King of Heroes [Gilgamesh x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang