[11] Cokelat

454 17 0
                                    

Jangan lupa VOMMENT

Happy Reading..

🌷🌷🌷

Rayka turun dari motor Sakha dengan hati hati. Ia tidak ingin merobek rok nya dan mempermalukan dirinya sendiri di depan umum.

"Nih" Rayka memberikan helm nya pada Sakha, seperti biasa ia juga menunggu Sakha selesai mengunci motornya untuk pergi ke kelas bersama sama.

"Gue lapar deh, tadi Mama gak bawain bekal buat gue, dia sibuk sama urusan pesanan kue dari shubuh" keluh Rayka sambil memegangi perutnya.

"Lo mau makan? Yaudah kita ke kantin dulu, gue tungguin lo beli makanan" Ucap Sakha tanpa ekspresi.

"Gak usah deh, gue sama Alsha aja nanti ke kantinnya" Rayka memegangi

"Udah sama gue aja" Sakha menarik lengan Rayka tiba tiba.

"Ih apaan sih Akha, sakit tahu!" protes Rayka melepaskan tangan Sakha dari lengan kirinya.

"Maaf," Sakha menatap Rayka dengan ekspresi sendunya.

"Gue sama Alsha aja nanti ke kantinnya" ucap Rayka meyakinkan Sakha yang keras kepala.

"Gue ikut" ucap Sakha sambil menatap lurus kedepan.

"Lo lagi kenapa sih?" Tanya Rayka ketus.

"Maksudnya?"

"Tumben tumbennya lo mau nemenin gue" Rayka membuang muka.

"Gue haus, jangan GR lo" ucapan Sakha mampu menyudutkan Rayka seketika.

"Terserah!" Rayka langsung berlalu dari hadapan Sakha.

Sementara Sakha masih terus mengejarnya, berusaha menyesuaikan langkahnya di sisi Rayka.

"Hai Rayka!" Sapa seseorang tiba tiba menghentikan langkah Rayka.

"Hai, Dean" Sapa Rayka yang kemudian tersenyum manis kearah Dean di hadapannya.

Sakha hanya menatap Rayka dan Dean dingin di tempatnya.

"Rayka, this is for you" Dean memberikan sebatang cokelat kepada Rayka.

"Oh? Thank you," Rayka menerimanya dengan senang hati.

"Iya sama sama, yaudah gue duluan ya" Pamit Dean.

"Iya, sekali lagi makasih ya Dean" Rayka tersenyum manis.

Dean mengangguk pelan dan langsung berlalu meninggalkan Rayka yang kegirangan.

Sementara itu Sakha masih membeku di pijakannya menatap Rayka yang begitu bahagia menerima cokelat pemberian Dean tadi.

"Mau sampai kapan mandangin cokelat itu disini?" akhirnya Sakha angkat bicara.

Rayka menoleh, menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Syirik aja lo!" Rayka menjulurkan lidahnya dan berjalan meninggalkan Sakha.

"Buat apa gue iri? Gue gak akan di kasih cokelat, tapi gue yang akan ngasih cokelat" Sakha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tentu saja ucapannya barusan tidak akan di dengar oleh Rayka.

Gadis itu sudah ngacir ke kelasnya.

Setelah meletakkan tas nya, Rayka langsung melesat ke luar kelas. Melihatnya, Sakha langsung mengikuti Rayka.

"Rayka!" Sakha meneriaki nama itu untuk yang ketiga kalinya. Namun Rayka sendiri tidak menghiraukan panggilan Sakha sama sekali.

"Rayka!" Sakha mengejarnya hingga ia betul betul berjalan di samping Rayka.

AKSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang