[50] Berdua Bersamanya

224 12 5
                                    

Rayka turun dari motor Sakha dengan sangat hati hati. Ini sudah hampir Maghrib, dan Rayka baru sampai rumah. Ada sedikit perasaan was-was dihatinya. Kalau kalau Anjani bertanya mengapa anak gadisnya pulang di jam jam seperti ini.

"Mau mampir dulu gak?" Tanya Rayka ketika gadis itu memberikan helmnya pada Sakha.

"Aku mau mampir tapi, udah kemalaman. Nanti Bunda kumat cerewetnya," Sakha terkekeh.

"Hmm, ya udah gak apa apa"

"Tante Anjani belum pulang kah?" Sakha menatap rumah bercat putih itu. Lampu terasnya belum menyala. Entah karena Anjani yang belum pulang atau wanita itu memang belum menyalakannya.

Rayka mengangkat bahunya, "Mama pulangnya gak tentu. Kadang sebelum Maghrib, kadang juga abis Isya" jelas Rayka.

Sakha membentuk bibirnya seperti huruf O dan manggut manggut mengerti.

"Ya udah sana masuk" Sakha menunjuk rumah Rayka dengan dagunya.

"Iya," Rayka tersenyum, gadis itu membalikkan badannya untuk membuka pintu pagar rumahnya.

"Ray,"

Rayka menoleh, menatap Sakha lagi.
Pria itu turun dari motornya, melepas helmnya dan menghampiri Rayka masih dengan senyumnya yang tak luntur seharian ini.

"Makasih ya," ucap Sakha.

"Buat apa?"

Sakha mendekat dua langkah ke arah Rayka pria itu tiba tiba saja menarik tangan Rayka sehingga gadisnya jatuh kedalam pelukannya.

"Makasih udah nerima gue," Ucap Sakha dengan nada bicaranya yang paling lembut. Rayka bahkan baru mendengarnya kali ini.

"Sama sama Sakha," Rayka membalas pelukan Sakha, dan menepuk nepuk punggung pacar sekaligus sahabatnya itu.

"Sebentar," Sakha melepaskan peluknya dan mengambil ponsel dari dalam saku.
Pria itu kemudian menelepon seseorang.

Rayka hanya diam memerhatikan Sakha yang juga menatapnya penuh kebahagiaan.

"Halo Bun, Sakha pulang telat ya, lagi main dirumah Rayka. Gak apa apa ya?" Ucap Sakha pada orang di seberang telepon. Mendengar itu, Rayka dapat menyimpulkan Sakha sedang bicara dengan Bundanya.

Tiba tiba saja Sakha me-loud speaker teleponnya dan mendekatkan ponselnya pada Rayka.

"Iya gak apa apa, salam buat Rayka sama Anjani ya, besok Bunda kirimin pudding caramel, hari ini Bunda belajar buatnya enak banget Rayka pasti suka!"

Rayka tersenyum manis mendengarnya.

"Jawab," bisik Sakha. Pria itu memberi kode pada Rayka supaya gadisnya yang menjawab ucapan Rahmi di telepon.

"Aku?" Rayka menunjuk dirinya sendiri. Sakha mengangguk cepat.

"Enggak usah repot repot Bunda," Ucap Rayka.

"Ehhhh anak ceweknya Bunda! Gak apa apa ah, gak ngerepotin kok. Bunda seneng malah, besok ya nak, Bunda titipin sama Sakha"

"Hehehe iya Bunda, maaf Sakha nya nggak langsung pulang Bunda" Rayka menggigit bibir bawahnya kemudian menatap Sakha yang senyum senyum sendiri.

"Enggak apa apa sayang.."

"Bunda bunda, hari ini ada kejadian manis!" Sahut Sakha.

"Apa tuh?"

Rayka mencubit lengan Sakha pelan, memberinya isyarat agar tidak memberitahu Rahmi tentang hari ini.

"Rayka nya gak ngizinin Sakha cerita Bun, sayang ya, ya udah nanti Sakha ceritanya kalau udah sampai rumah aja ya Bun, oke?"
Sakha sedikit cekikikan melihat Rayka yang sudah sinis duluan.

AKSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang