[8] Ulah Dean

515 29 0
                                    

Rayka memakai sepatu nya dengan secepat kilat.

Hari ini hari Senin, dan ia telah memastikan bahwa ia takkan kesiangan lagi.

"Ma, Rayka berangkat dulu ya" Pamit Rayka sambil mencium tangan Anjani.

Anjani memberikan kotak bekal Rayka, dan Rayka segera menerimanya.

"Diantar siapa?" pertanyaan itu kembali terucap dari bibir Anjani.

"Sakha dong," jawab Rayka semangat.

"Dia perhatian banget sama kamu ya," Anjani mencubit pipi Rayka pelan.

"Iya dong, Sakha kan sahabat aku Ma" Rayka tersenyum manis.

"Yaudah, hati hati ya sayang" Anjani menepuk bahu Rayka pelan.

"Iya Ma, Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.."

Rayka langsung bergegas menemui Sakha yang sudah menunggunya di depan pintu pagar rumahnya sejak tadi.

"Kha, sorry lama" ucap Rayka tanpa melihat wajah Sakha, karena Rayka sibuk membetulkan jam tangannya yang belum sempurna di atas tangannya.

"Kok Sakha sih? Ini gue Dean!" Sahutnya.

Mata Rayka membelalak kala ia menatap sosok yang ada di hadapannnya saat ini.

"Sorry gue kira Sakha. Soalnya yang biasa anter gue ke sekolah dia," ucap Rayka.

"Yaudah sih santai aja gak apa apa" Dean tersenyum.

"Kok lo bisa tahu rumah gue sih? Tahu darimana?" Tanya Rayka bertubi tubi.

Selama ini Dean tidak pernah mengantarnya pulang kerumah, bagaimana Dean bisa tahu rumah Rayka sekarang?

"Ada deh" Dean mengedipkan mata kirinya.

"Tahu darimana?" Tanya Rayka lagi.

"Kepo ah," Dean terkekeh. "Yaudah, lo mau berangkat sama gue gak? Daripada lo kesiangan lagi ya kan?"

Rayka menatap jam tangannya, sudah pukul enam lewat lima menit.

Kalau ia menunggu Sakha, pasti ia akan kesiangan lagi.

Lagipula tumben, Sakha tidak muncul meski hari sudah mulai siang.

"Yaudah ikut deh" Rayka memutuskan untuk ikut dengan Dean saja.

"Tapi kalau nanti Sakha kesini gimana?" tanya Rayka bingung.

"Ya lo kabarin dia aja, bilang kalau lo udah berangkat," jawab Dean santai.

Rayka menerima helm dari tangan Dean dan memakainya.
Tanpa banyak bicara Rayka langsung naik keatas motor Dean.

Tak berapa lama kemudian motor itu melaju mengantarkan Dean dan Rayka ke sekolah tercinta.

Lima belas menit berlalu, mereka sudah sampai di sekolah tanpa perbincangan sepatah kata pun sepanjang perjalanan.

"Makasih ya Yan udah nganterin gue" ucap Rayka sambil mengembalikan helm Dean.

"Iya sama sama. Lain kali gue anterin lagi mau kan?" tanya Dean tiba tiba.

Rasa bersalahnya meninggalkan Sakha pagi ini saja belum terselesaikan. Bagaimana jika besok besok Dean menjemputnya lagi?

Rayka memutar otak menemukan jawaban yang tepat.

"Eng.. Gak tahu deh ya, pokoknya thanks udah nganterin gue. Gue duluan ya" Rayka tersenyum dan langsung berlalu meninggalkan Dean di parkiran.

AKSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang