[33] 'Yang'

298 15 0
                                    

"Rayka! Ini airnya" Teriak Alsha yang berlari tergopoh gopoh menghampiri Rayka.
Tangan kanannya mengangkat sebuah botol air mineral yang di pesan Rayka beberapa menit yang lalu.

"Loh? Bang yang tadi mana?" Tanya Alsha heran melihat Rayka sudah duduk di bangku itu sendirian dengan raut wajah cemasnya.

"Bang siapa? Bang Zafran?" Rayka sedikit terkekeh mendengar pertanyaan Alsha.

"Iya, Bang Zafran, eh iya, dia abangnya Dean ya? gue baru tahu kalau Dean punya abang lebih ganteng daripada dia disini" Alsha meringis.

"Iya, Bang Zafran udah pergi ke ruang BK." Jelas Rayka seadanya.

"Yah gue telat dong" Bibir Alsha mengerucut ke depan beberapa senti, membuat anak itu terlihat lucu.

"Iya, lo telat." ucap Rayka membenarkan.

"Yah.. terus ini airnya untuk siapa?" Alsha menatap sendu botol air mineral yang ada di tangannya.

"Ya udah sini, makasih ya Alsha, uangnya nanti gue ganti di kelas" Ucap Rayka tanpa sama sekali menatap Alsha. Tatapan gadis berkuncir kuda tersebut terus tertuju pada ruang BK yang masih di kerumuni banyak orang.

"Kapan ya orang orang itu pergi dari sana dan Sakha keluar dari ruangan itu?" Tanya Rayka lemah. Alsha menarik nafas panjang, dan mengambil tempat duduk tepat di sisi kiri Rayka.

"Sabar dong, gak lama lagi Sakha keluar dari sana. Gue yakin." balas Alsha berusaha menenangkan sahabatnya yang masih sangat mencemaskan Sakha.

Benar saja seperti yang Alsha katakan, beberapa detik kemudian Sakha keluar dari dalam ruangan itu, disusul dengan Zafran dan kemudian Dean.

"Nah kan, betul yang gue bilang mereka udah keluar" oceh Alsha. Sedangkan yang diajak berbicara bukannya mendengarkan, justru sibuk memerhatikan Sakha. Dan beberapa detik kemudian tanpa sadar Rayka berlari kearah Sakha. Menghampiri anak itu untuk meminta penjelasan atas semua yang terjadi.

"Sakha!" Panggil Rayka setengah berteriak. Rayka menghampiri pria yang menyandang status sebagai sahabatnya itu dengan sedikit berlari kecil. Sakha berhenti melangkahkan kakinya dan menoleh ke arah Rayka. Tatapannya begitu dingin dan datar tanpa ekspresi sama sekali.

Sedangkan Dean yang berdiri di belakang Sakha, menyorotkan tatapan kecewa pada Rayka. Mungkin karena yang Rayka khawatirkan adalah Sakha, bukan dirinya. Dean mempercepat langkahnya untuk berlalu dari sana, disusul dengan Zafran yang kewalahan mengimbangi langkah adik laki lakinya tersebut.

Rayka beralih pada Sakha lagi. Kali ini ia dapat melihat luka di pelipis Sakha yang belum di obati sama sekali itu dengan jelas sekarang.

"Wooo, selingkuhan gak tahu diri!"

"Sok ngehits!"

"Sok jual mahal lo! eh Sakha, lo jangan ngerebutin cewek kayak dia!"

"Kampungan!"

Beberapa orang memerhatikan mereka berdua, dan mulai menyoraki keduanya. Ada yang menghina, bahkan memaki dirinya namun Rayka tetap bersabar dan berusaha untuk tidak memedulikan itu semua. Rayka hanya mengkhawatirkan Sakha nya sekarang.

"Sakha, lukanya.." Ucap Rayka takut takut.

Sakha hanya terdiam, bibirnya terkunci rapat, tatapannya tajam seperti elang dan terus menatap ke arah Rayka, sesekali beralih untuk menatap sinis kepada mereka yang menyoraki dirinya dan Rayka.

AKSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang