[48] Deg Deg Rayka

254 11 1
                                    

Rayka tersenyum manis ketika tangan kanannya menyematkan satu buah jepit berbentuk hati di rambutnya. Pagi ini wajah Rayka jadi lebih cerah, mungkin karena semalam Sakha berhasil membuatnya melting berkali kali.

Niatnya hari ini Rayka akan memberikan jawaban atas pertanyaan Sakha kemarin. Jadi gadis itu memutuskan untuk mengepang rambutnya kesamping agar ada sesuatu yang berbeda.

Ah, rasa rasanya hari ini mood Rayka sedang baik. Semoga tidak ada yang akan menghancurkan mood nya yang sebaik ini.

Kriiinggg

Pandangan Rayka beralih seketika, ponselnya berdering menampilkan nama Sakha di layar utamanya. Sakha meneleponnya.

Cepat cepat Rayka mengangkat teleponnya dan melihat ke luar jendela untuk memastikan bahwa pria itu mungkin saja sudah di depan gerbang rumahnya. Tapi hasilnya nihil, Sakha belum ada disana.

"Halo.. Ray? Hey, " Panggil Sakha di seberang telepon.

"Eh iya,"

"Pasti lagi lihat ke jendela nih, hehehe," tebak Sakha dengan tawa cekikikan khas nya.
Entah kenapa tawa kecil Sakha itu sangat ciri khas bagi seorang Sakha. Atau.. mungkin hanya perasaan Rayka saja?

"Enggak kok," Rayka cepat cepat menggeleng, meski Sakha tentu tidak akan bisa melihatnya.

"Hmm, yang bener?"

"I.. Iya bener!"

"Hehehe yaudah, sabar dulu ya, aku lagi panasin mobilnya si Ano. Sebentar lagi aku kesana. Tunggu aku, jangan bareng sama orang lain."

Rayka tersenyum dibuatnya, "Terus nelepon cuma buat ngasih tau itu?"

"Yaa, tadinya mau bangunin nyonya Aksena, eh ternyata udah bangun, ya bagus deh"

"Hmm, iya"

"Iya apa?"

"Iyaaaaa bawel"

"Tapi sayang kan?"

Rayka memegangi pipinya yang memanas, ia bisa melihat pipinya di cermin sudah memerah tomat.

"Jawabnya nanti aja, sekalian yang kemarin." Ucap Sakha dengan nada yang di rendahkan. "Pokoknya aku tunggu jawabannya, hari ini juga."

Rayka tersenyum lagi.

Ya Tuhan, ini masih pagi sekali tapi Rayka sudah dibuat senyum senyum sendiri!
Sakha benar benar menyebalkan! Kalau saja anak itu ada disini, mungkin Rayka sudah mencubit lengannya sampai anak itu menjerit.

"Yaudah ah, mau rapi rapi dulu"

"Dah sayang,"

Sakha mematikan teleponnya.

"Kok nyebelin ya?" Gumam Rayka pelan. Gadis itu masih mengulas senyum malu malu di wajahnya.

"Iiiiiihhhh gue udah kayak orang gila senyum senyum sendiri, ngomong sendiriiii" Rayka menutup wajahnya dengan kedua tangan, menyembunyikan pipi merahnya.

🌷🌷🌷

"Rayka.. Sakha udah di depan tuh!" Panggil Anjani sesaat setelah Rayka meneguk susu cokelat hangat buatannya sendiri pagi ini. Untung saja Rayka tidak tersedak, kalau tidak Rayka mungkin akan mengotori seragam sekolahnya sendiri dengan noda cokelat yang memalukan.

"Oke Rayka, Lo tetap harus kasih jawaban itu ke Sakha hari ini. Ambil napas, ambil napas.." Rayka memegangi dadanya sendiri sembari berusaha mengatur napasnya.

AKSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang