Part 21

76 4 0
                                    

🔐 Hati yang telah terkunci..

..

Dalam perjalanan pulang..
Addie menyetir bersama Arsyie disebelahnya memandang jalanan diluar jendelanya..
Hanya keheningan sepanjang jalan keduanya berdiam diri..

Flashback..
..

"Kalau begitu kau akan melepaskan wanita yang menyukaimu,? aku sudah membalas perasaanmu, bagaimana akhirnya die..?"
Addie terkejut akan pengakuan Arsyie akhirnya, Addie menatap mata Arsyie yang telah berair menatapnya..
Addie menggelengkan kepalanya..

"Aku sudah memutuskannya, dari awal kuputuskan ntuk mundur demi...

"Demi pilihan terbaikku.?
..
Aku mendengar segalanya, aku mengetahui semuanya!!!
Kau akan melarang Randu melepaskanku, tapi randu benar-benar melepaskanku karna perasaanku..
..
Dan lagi-lagi Addie terkejut tidak ada yang bisa ia rahasiakan dari Arsyie.. Addie hanya bisa terdiam menunduk menerima yang segalanya akan berakhir seperti ini..

'Kau benar-benar tidak memikirkan perasaanku?
Aku tahu kau mengkhawatirkan perasaan terbebanku karna perjodohan, karna itu kau membuatku memilih pilihan terbaik dengan secara alami pada Randu..
Tapi bukankah perasaanku saat ini dan kata hatiku saat ini adalah jawaban terbaik untukku??
Katakan padaku!?
Mana yang terbaik untukku!!
Kau selalu mengajariku mengikuti kata hati karna kata hati tidak selalu salah..
Apa kali ini kata hatiku benar-benar salah?? Katakan padaku die!!!!'
Arsyie meninggikan suaranya pada Addie yang memandangnya..
Arsyie gugur dibawah kaki Addie dengan tangisannya yang pecah..

'Maafkan aku die..
Maafkan aku tlah membuatmu juga tertekan karnaku... Maafkan aku'

Addie menunduk dan perlahan ia meraih Arsyie dalam pelukannya..
Arsyie menangis dipelukan hangat Addie..

"Maafkan aku, aku menyesal... "
Ucap addie seraya menenangkan Arsyie..

'Sekarang berhentilah menghindariku, aku ingin menghukummu dengan perasaanku ini!!'
Addie mengangguk dalam diam..

"Kalau begitu bantu aku mengejarnya..
Aku lebih ingin mengejarnya karna rasa bersalahku padanya.."
Ucap Arsyie dalam pelukannya dan Addie membuat jarak diantaranya, menatap Arsyie..

"Aku tahu, Randu tidak ingin aku mengejarnya..
Tapi aku ingin menemuinya!!'

Addie mengangguk mengiyakan kemauan Arsyie menemui Randu..
Dalam perjalanan Addie membawa mobilnya, Arsyie sesekali memandang Addie..

"Aku tetap dalam keputusanku..
Jangan membuatku mundur karna kau mundur lebih dulu, aku tidak akan memintamu memahami perasaanku,..
..
Hanya untuk saat ini,..
Kau mempercayaiku bukan../?'
Ucap Arsyie pada Addie tanpa memandang Addie disebelahnya yang melihatnya memandang kearah lain..
Addie hanya diam dan membawa Arsyie kebandara dan mencari bersama-sama dimana Randu berada..

...

Dibandara..
Randu melepaskan pelukannya pada Arsyie dalam senyum ramahnya..

"Seharusnya kau marah padaku..
Lampiaskan kemarahanmu karnaku selalu mengabaikanmu..
Betapa egoisnya aku selalu tak memikirkan keseriusanmu selama ini..
Maafkan aku Randu...
Tidak..ini tidak termaafkan, jangan pernah memaafkanku..
..
Kau tidak akan pernah bisa terbang kesini lagi bukan..?"
Ucap arsyie menatap Randu yang tersenyum tawa perlahan menggelengkan kepalanya..

"Kurasa aku akan punya trauma dengan kota ini..
Tapi..
Aku bisa dapat kenangan indah bersamamu disini, aku hanya akan mengingat setiap moment itu..
Aku ingin melupakannya, tapi kurasa ku tak bisa melupakannya.."

"Kau bisa melupakannya..
Kau akan dapat yang lebih baik dariku dan membuatmu melupakanku..
Maafkan aku Randu.."

"Kurasa butuh waktu lama untuk menyesuaikan kenanganku ini.. tidak mudah melupakannya bukan."
Randu menunduk dengan menahan kesedihannya, tangannya turun mengelus tangan Arsyie...

"Aku akan selalu ada untukmu..
Aku ingin menghiburmu disaat kau sedih..
Aku ingin turut bahagia jika mendengar kabar bahagia darimu..
Aku akan mendengarkan suaramu lagi mulai sekarang..
..
Ucap Arsyie memandang Randu menunduk didepannya menghindari kontak matanya..

"Tapi kutidak yakin kau ingin menghubungiku---

"Setelah kau campakkan..?"

Arsyie terdiam menatap Randu kini menatapnya..
Lagi-lagi Randu memeluknya..

"Maafkan aku..
Kurasa kubutuh waktu sendirian..
Dan terimakasih atas segalanya kenangan yang telah kau beri padaku.."

Arsyie hanya diam menggelengkan kepalanya..
Kini keduanya hanya diam beberapa saat hingga pengumuman kepergian Randu terdengar..

"Kurasa saat nya kupergi...
Aku tidak berani menggenggammu setelah kau mengejarku kemari dan mengatakan segalanya..
Ada seseorang yang menunggumu bukan..
Aku tidak mau mendengar kabar kalian seperti apa, karna aku membencinya.."

Arsyie mengangguk mengiyakan bahwa Randu berhak membencinya..

"Jaga dirimu Ran.."
Ucap Arsyie terakhir membuat Randu hanya tersenyum dan meraih kopernya berbalik meninggalkannya...

•••

Addie memarkirkan mobilnya didepan kost'annya..
Arsyie keluar dalam diamnya berjalan menuju kamarnya diatas sana..
Addie hanya bisa memandanginya hingga dikamarnya Arsyie tak menyalakan lampu kamarnya..

Dikamar Addie,
Addie membuka tirai jendelanya memandang kamar Arsyie didepannya masih dengan gelapnya..
Addie berbalik dan melihat sebuah koper yang berdiri ditengah-tengah kamarnya..
Addie berencana pergi..

"Aku tidak tahu apa kau bisa berjalan tanpaku disaat seperti..
Aku sudah bersiap mundur dari awal..
Ini sangat berat untukmu arsyie.."
Gumam Addie, ia menggenggam kunci mobilnya masih memandang kopernya...

••••

Beberapa hari kemudian..
Arsyie turun dari kamarnya ntuk pertama kalinya sejak kepergian Randu..
..
Namun arsyie mendengar sesuatu yang membuatnya terkejut dan berlari melewati halaman belakangnya menuju kamar Addie..
Semua properti masih ada ditempatnya, addie tak sepenuhnya pindah..
Arsyie menemukan memo dipintu kulkas yang kini ia genggam...

'Maafkan aku harus meninggalkanmu disaat seperti ini..
Kurasa butuh waktu jika kita ingin memperjelasnya, jangan sedih aku akan kembali setelah semua berlalu...
Mari kita lipat halaman buku kita sebentar, suatu saat kita akan membukanya lagi dan melanjutkan apa yang akan kita lakukan..
Semangatlah..
Aku tetap mengawasimu!!

Nb= Addie

Arsyie hanya diam membaca memo itu dan memandang isi kamar masih seperti biasa..
Arsyiepun tersenyum dan meninggalkan kamar Addie..

•••••

What's Wrong With My Cousin ..?..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang