6th

1 1 0
                                    

.
.
.

Dan hari berikutnya adalah hari-hari terburuk dalam hidupku.

"Nuna, sebentar lagi Yeri ulang tahun, menurutmu aku harus memberinya apa?"

"Terserah padamu Jung Jaehyun. Berikanlah sesuatu yang disukainya."

Jung Jaehyun tertawa.

Ah tawa indah itu amat sangat ku rindukan.

"Dia hanya menyukaiku, Nuna."

Ya, aku pun hanya menyukaimu Jung Jaehyun. Tak ada yang lain yang ku inginkan. Hanya kau dan ak-

Ah sudahlah, bukan aku yang akan berulang tahun.

"Kalau begitu, jadilah dirimu sendiri. Kau adalah hadiah terindah untuknya."

"Benarkah, Nuna?"

Simpan raut berbinarmu Jung Jaehyun! Kau membuat wajahmu seribu kali lebih tampan! Aku tidak suka, bunyi jantungku semakin keras dibuatnya.

"Tentu saja tidak bodoh! Berilah ia cincin, bunga, atau sebuah boneka besar. Semua gadis pasti menyukainya bukan?"

Ya Tuhan dia tertawa lagi. Semakin sulit rasanya melupakan dia.

"Aku bukan mau melamarnya, Nuna. Kkk~"

"Huh? Lagipula memang itu tujuannya kan, kau berpacaran dengannya kemudian setelah lulus kalian akan menikah. Begitulah akhirnya."

"Kau lucu sekali, Nuna."

Jung Jaehyun tertawa. Melihatnya seperti ini saja membuatku bahagia, terlebih ia tertawa karena aku. Andai saja-

"Aku tidak tahu apa dia memang ditakdirkan untukku atau tidak."

-kau lah takdirku.

"Ya. Jodoh dan maut sudah Tuhan yang menentukan."

"Kkkk~"

Apa memang sekarang hobinya adalah tertawa? Kurasa baterai kesenanganku sudah terisi penuh oleh tawa khas nya.

"Sudahlah, jangan berbicara yang serius."

Dia tersenyum.

Kami saling menatap. Cukup lama. Sengaja kusimpan wajah tampannya di ingatanku. Untuk-ah aku bahkan lupa tujuan awalku melupakannya. Dia sudah memiliki kekasih!

"Terima kasih sudah memberiku saran, Nuna."

"Terima kasih juga sudah hadir dihidupku, Jaehyun-ah."

"Sama-sama."

"Aku menyayangimu."

.
.
.

Sebuah pesta ulang tahun digelar secara besar-besaran.

Pesta ulang tahun kekasih tercinta Jung Jaehyun, Yeri.

Semua ini berkat ide gilaku-ah tidak, Jaehyun yang menyiapkan ini semua. Lelaki itu memang terlahir dari keluarga berada. Tidak sepertiku.

Kami sangat jauh berbeda.

Perbedaan itu yang membuatku semakin yakin, jika Jaehyun memang bukan takdirku.

Ini hanya tentang sebuah kisah cinta anak sekolah.

Saat kau sudah melewati masa-masa itu, maka kau akan mulai dengan kehidupan baru.

Kehidupan setelah lulus sekolah.

Percintaan remaja hanya sebagai pemanis masa-masa pubertas.

Tak ada perjuangan, tak ada rasa sakit, itu hanya sebuah kisah romansa sederhana.

Mudah dihapus, mudah dilupakan.

Tapi yang kurasakan sungguh sulit, aku tak bisa membayangkan bagaimana aku melupakan sosok yang sangat ku cintai.

Sosok Jung Jaehyun.

Lelaki tampan yang memikatku terlalu dalam hingga aku lupa ia sudah memiliki kekasih.

Kebersamaan kita membuatku lupa, hubungan kami hanya sebatas teman.

Cinta memang membutakan segalanya.

Jung Jaehyum, sampai detik ini-

"Nuna, makanlah, ku lihat kau diam saja sejak tadi."

"Aku masih mencintaimu."

Bergumam pelan menetralkan bunyi detak jantungku.

"Kau ingin sesuatu?"

"Aku-"

"Dear, terimakasih atas pesta ulang tahun nya, seharusnya kau tidak perlu repot menyiapkan ini semua."

Shuhua datang menghampirinya. Bergelayut manja di lengan lelaki tampan-ku.

Huft.

Impianku juga ingin bermanja dengan lelaki itu, tapi apa daya kita hanya teman biasa.

"Anything for you, Dear."

Senyum tampan itu. Tidak pernah absen dari bibirnya. Terlebih saat bertatapan wajah dengan kekasih cantiknya.

Mereka terlihat mesra bukan.

Lalu kau ini apa, Kim Yuri? Apa yang kau inginkan?

Merebut Jung Jaehyun dari seorang gadis cantik kaya raya. Gadis satu kasta diatasmu.

Gadis itu pantas disandingkan dengan lelaki sempurna seperti Jung Jaehyun.

Kau bilang kau akan bahagia melihatnya bahagia.

Meski tidak denganmu.

Baiklah Tuhan, jika ini memang takdirku, hanya satu keinginanku-

"Jaehyun-ah, aku pamit pergi, sepertinya ada urusan mendadak. Yeri, selamat ulang tahun."

Aku pergi dari hadapan mereka berdua.

Pasangan serasi. Aku tak sepatutnya iri. Mereka memang cocok 'kan?

"-Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku mencintamu, Jaehyun-ah"

.
.
.

Hello DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang