Happy reading :)
============================
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐Lagi!
Sore ini Ipan sudah duduk manis menunggu satenya sambil mencuri pandang ke arah gadis yang sibuk memasak itu. Dia tersenyum sangat manis saat Gea menatapnya aneh dan bertanya 'ada apa', tanpa menjawab pertanyaan Gea.
Misyka yang sedang sibuk membumbui sate, hampir saja menjatuhkan sate- sate di tangannya begitu dia mendapatkan sikutan di pinggangnya dari Gea.
"Tu cowok, stress ya?" Bisik Gea.
Misyka mendengus, karena Gea menanyakan hal tidak penting padahal dia hampir saja kehilangan tiga puluh tusuk satenya. Misyka kembali berkutat dengan satenya sebelum menjawab.
"Jangan ganggu, Ge. Nanti sate gue gosong."
Gea hanya bisa manyun sambil menuangkan bumbu kacang ke atas piring. "Tu cowok senyum- senyum ngeri ke arah lo, Misy."
"Ya mungkin aja dia naksir lo. Lumayan tuh. Karyawan kantor." Misyka membalas.
"Mana ada? Dia ngelihat lo dari tadi."
Gea berubah malas. Dengan dongkol dia membawa dua piring sate ke meja pelanggan. Tidak tahu saja si Misyka kalau cowok kece itu terus menatap Misyka tanpa mau mengalihkan pandangan. Apa dia cari tahu saja ya kebenarannya?
Setelah Gea mengantarkan pesanan, dia berbelok ke meja yang ada di dekat dapur itu. Lelaki itu, adalah lelaki yang beberapa bulan ini Gea kenali sebagai teman Reno. Teman kantor Reno mungkin. Pikirnya.
"Mas," tegur Gea pada Ipan. "Mas ngapain deh senyum- senyum sambil lihatin mpok Mi?" Tanya Gea blak- blakan.
Ipan menyuap satenya malas. Kegiatannya terganggu karena kehadiran Gea.
"Mas suka sama Mpok Mi? Jangan deh mas. Saya saranin nih ye, mpok Mi tuh nggak mau deket sama laki. Apalagi type mas yang kinclong gini."
"Emang kenapa kalau saya suka? Nggak boleh?"
"Bukan nggak boleh. Tapi mending mas buang rasa suka itu jauh- jauh. Mpok Mi tuh nggak suka sama model laki macam mas."
"Emang masalahnya dimana sampai saya ditolak sebelum berjuang? Mbak Misyka juga belum kenal sama saya."
Gea mendengus. "Nggak masuk akal banget deh, mas ganteng banget tapi naksir sama teman saya. Jangan- jangan mas cuma mau taruhan nih?"
"Mbak kalau mau fitnah itu lihat- lihat dong. Saya tersinggung nih."
"Bodo. Eh..mas, denger ya. Saya nggak bakalan diem aje kalau mas macem- macem. Ghekh!" Gea mengarahkan telunjuknya sendiri ke lehernya sambil dia gerakkan sepertinya gerakan tukang jagal yang sedang menyembelih.
Ipan memandang sosok yang kini menjauh itu dengan dongkol. Apa deh...kenapa semua orang tidak percaya dan meragukannya?
Apa yang harus dia perbuat?
Matanya menajam seiring dengan keyakinannya. Ipan melepas kancing kemeja biru mudanya dan menggulung lengan kemejanya hingga siku kemudian ia berdiri dari kursinya dan membawa serta piring kotor miliknya kearah dapur darurat yang hanya di sekat dengan meja. Dia meletakkan piring kotorannya diatas tempat mencuci piring, lalu berdiri di samping Misyka yang sedang sibuk mengipasi satenya.
"Eh?!" Misyka terkejut mendapati seorang lelaki tampan ada di sampingnya. Bahkan dia bisa mencium jelas wangi parfum lelaki itu yang telah bercampur keringat. Sangat manly. Dan entah kenapa dia menjadi gugup dan salah tingkah saat sadar lelaki itu menatapnya lembut.
"Lho, abang lagi apa disini? Disini banyak asap. Kalau mau antri beli, abang bisa tunggu di kursi sana." Misyka menghindari tatapan lelaki itu dan fokus pada satenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Kamu Di Hatiku
RomanceSekuel dendam 1 Gagal menikah? Lebih tepatnya dia yang membatalkan pernikahannya sendiri saat semua tamu sudah datang? Sakit? Sangat. Tapi dia tahu jika dia melanjutkan pernikahan itu, dia yang terluka. *** Misyka, namanya. Cantik orangnya. Dan baik...