7. kencan?

965 141 22
                                    


Ketukan sepatu yang beradu dengan lantai marmer memecah konsentrasi Ipan. Dia menoleh dan mendapati serabut wajah asing yang cantik sedang memandanginya seakan menilainya. Dia saat ini sedang mencocokkan data yang dikeluarkan pihak gudang dan pihak pemasaran. Ada ketimpangan antara kedua data di tangannya. Namun ini terlalu dini mencurigai ada korupsi di perusahaan.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ipan tak nyaman.

Wanita itu mendekat dan tersenyum genit. "Aku Eve, sepupunya pak Yuda." Ucap wanita itu mengulurkan tangannya.

Ipan masih diam tanpa menyambut uluran tangan itu. Dia hanya memicingkan matanya menilai tujuan wanita di depannya mengajaknya berkenalan. Semua saudara dan keluarganya mengakui jika matanya jeli dan bisa di andalkan. Dan mengenai wanita ini...bisa dia pastikan jika ada hal yang tidak baik akan terjadi padanya jika dia menanggapi wanita ini.

"Lalu miss, ada yang bisa saya bantu?" Sikapnya yang biasanya ramah berubah datar.

Eve terus tersenyum genit. Blus yang dia kenakan bahkan sudah dia buka dua kancing teratasnya agar belahan dada sepasang aset hasil implannya mengintip keluar.

"Mas, saya mau kenal lebih dekat dengan mas. Boleh dong."

"Saya sibuk sekali, mbak. Maaf sebaiknya anda kembali ke pekerjaan anda. Anda kan digaji untuk bekerja di perusahaan ini. Bukan untuk berkenalan," tolak Ipan.

Dia berharap dengan sangat, wanita di depannya ini mau segera pergi.

Eve terlihat emosi. Mungkin selama ini belum ada lelaki yang menolaknya sehingga dia yakin jika Ipan mau berkenalan dan berhasil dia manfaatkan.

Ipan tak menghiraukan lagi wanita di dekatnya itu. Dia kembali fokus pada kertas- kertas di tangannya.

***

Wanita itu mengalihkan matanya tak mau menatap lelaki di depannya. Dia gagal dan pasti sepupunya itu akan marah- marah seperti biasanya.

Yuda berdecak menatap Eve. "Otak lo, lo taruh dimana? Lo pikir semua laki- laki bakal bisa luluh cuma karena payudara implan lo itu?" Berang Yuda. Dia semakin gusar. Pasalnya dia mencurigai karyawan baru itu. Entah apa alasan pak Ginanjar meletakkan karyawan baru itu di divisi yang dia pimpin. Padahal dia dengar jika Revan adalah mahasiswa cum laude dari  Australian  National University.

Bukankah peluang untuk mendapatkan posisi yang lebih menjanjikan bisa terbuka lebar? Bukan malah hanya menjadi seorang karyawan rendahan di perusahaan ini. Dia curiga jika pasti ada yang disembunyikan oleh pak Ginanjar. Apa jangan- jangan dia adalah kaki tangan pak Ginanjar yang baru?

Sangat mencurigakan. Yuda segera pergi meninggalkan Eve yang bersungut- sungut tanpa mau perduli lagi. Dia harus bisa buat Revan di pecat dari perusahaan ini.

***

Ipan, pagi ini sudah rapi dan menaiki motor maticnya ke alamat yang baru semalam dia dapatkan. Kontrakan Misyka.

Sulit sekali untuk mendapatkan alamat rumah itu, seakan Misyka benar- benar takut padanya. Ada apa sebenarnya dengan Misyka? Apa Misyka trauma pada laki- laki? Atau jual mahal?

Ah..sepertinya tidak. Misyka lebih terlihat seperti seorang perempuan yang menghindari interaksi dengan lawan jenis. Mungkin masa lalunya tidak patut di kenang, hingga dia enggan berdekatan dengan lawan jenis.

Ipan harus merubah hal itu. Jika Ipan bisa lepas dari bayangan masa lalu, Misyka juga harus demikian. Buanglah masalalu ke empang. Bukan dikenang sampai susah move on.

Ck. Ipan menyadari ternyata dia sudah benar- benar move on. Senyumnya mengembang lebar. Kalau begini, dia tidak akan kesulitan menjawab pertanyaan keluarganya nanti. Tinggal bilang sedang PDKT, beres urusan.

Ada Kamu Di HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang