4. FAKE

3K 252 29
                                    

Mobil lamborghini merah itu melaju cepat diatas jalan raya yang cukup sepi. Malam sudah semakin larut dan ia dengan wajah dinginnya membawa sang adik yang masih berumur sembilan tahun itu kembali pulang ke rumahnya.

"Kau tahu, oppa mencarimu kemana-mana!" ujarnya pada sang adik yang mempoutkan bibirnya sebal.

"Aku menunggu oppa, di depan sekolah! Tapi, oppa tidak juga datang dan malah mereka lagi yang datang!" jawabnya sedih. Sang kakak mengulurkan tangannya dan mengelus rambut panjang sang adik yang berwarna pirang itu.

"Mianhae, ini semua salah oppa! Seharusnya oppa tidak marah padamu tadi!" sesalnya.

"Nde, seharusnya oppa juga tidak marah pada Chimchimi oppa tadi!" lanjut sang adik. "Dia sangat baik bahkan dia menggendongku selama perjalanan, dia juga yang mengatakan padaku untuk tidak menyerah pada apapun! Tapi, oppa malah memarahinya dan bersikap kasar padanya!" sang kakak mendengus lelah.

"Baiklah, nanti oppa akan mencarinya, meminta maaf padanya dan mengucapkan terima kasih padanya. Kau senang sekarang?" Hana tersenyum merekah dan mengangguk.

"Kamsahamnida oppa! Aku menyayangi Subsub oppa!"

"Oh Hana, sudah berapa kali ak—"

"Ani! Suatu saat nanti oppa juga akan menyukai panggilan itu seperti Chimchimi oppa!" potong sang adik.

Pemuda itu menghela nafas. Sungguh, ia benar-benar ingin menyumpal kedua telinganya setiap ia mendengar panggilan menjijikkan yang dilontarkan adik kecilnya itu.

Mobil mewahnya berhenti tepat di sebuah mansion yang sebelumnya melewati sebuah pintu gerbang yang terbuka secara otomatis. Kedua kakak beradik itu keluar dari mobilnya. Sang kakak menyerahkan kunci mobilnya kepada sang penjaga untuk di parkirkan ke tempatnya.

"Appa!" seru Hana saat pintu di buka oleh para maid untuk menyambut kedatangannya, diikuti kakaknya yang berjalan dengan satu tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Hana, kau darimana saja?" sambut sang ayah menerima pelukan dari anaknya dan membawanya ke dalam gendongannya. "Kau tidak apa-apa sayang?" tanya sang ayah lembut. Hana mengangguk manis.

"Nde appa! Untung saja tadi ada yang menolongku!"

"Mulai besok, appa tidak akan membiarkanmu sendirian, dan juga appa akan melaporkan hal ini ke polisi! Appa, tidak mau terjadi sesuatu padamu!"

"Appa, aku lapar!" rengek Hana menyenderkan kepalanya ke bahu sang ayah dengan manja.

"Park ahjumma, sudah menyiapkan makan malam kesukaanmu. Tapi, sebelum itu biarkan Lee ahjumma membersihkan dirimu terlebih dahulu, okay? Princess Hana?"

"Nde appa!" Hana mengangguk menurut dan memberikan sang anak kepada maid yang setia berdiri di belakangnya.

"Yoongi-ya, makan malam-lah bersama kami. Kau sudah lama tidak makan bersama disini bukan?" pinta sang ayah lembut kepada anak laki-laki pertamanya, Min Yoongi.

"Aku tidak lapar!" jawabnya dingin. "Tugasku hanya menjemput Hana dan mencari si penculik itu!"

"Yoongi-ya, aku tahu kau membenciku, tapi lakukanlah demi adikmu! Aku tidak melarangmu untuk tidak tinggal di rumah ini. Tapi, bagaimanapun juga kami tetaplah keluargamu!" Yoongi tersenyum kecut.

"Keluarga? Dimana kau saat mereka membunuh eomma?" seru Yoongi penuh penekanan. "Apa kau pernah merasakan bagaimana rasanya melihat ibu-mu dibunuh di depan matamu? Apa kau pernah merasakannya?" lanjut Yoongi marah.

SIMPLE PART.-1( ✔✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang