7. The Moment Is Fake

2.5K 264 16
                                    

Sudah terhitung lima hari Jimin menetap di salah satu kamar rumah sakit dan tanpa memberitahu satu pun keluarganya. Dan selama itu pula lima hari penuh, setiap malam Yoongi menepati janjinya untuk selalu menemani Jimin bahkan sejak hari ketiga Yoongi sempat menginap di kamar inap Jimin dan pulang pagi-pagi buta mengingat ada beberapa pekerjaan yang menunggunya.

Jimin juga tak bisa memungkiri jika ia mulai nyaman dengan kehadiran Yoongi. Entah Yoongi yang datang sendiri atau bersama adiknya, Min Hana. Tapi, entah kenapa khusus hari ke-lima ini Yoongi mendatangi Jimin lebih awal dari biasanya bahkan matahari saja belum tenggelam di ufuk sana.

Yoongi mendorong kursi roda Jimin dengan perlahan menuju taman rumah sakit. Sebenarnya keadaan Jimin sudah membaik bahkan perban di lambungnya saja sudah di lepas dan hanya diganti plester tapi entah kenapa para dokter itu belum juga memberi ijin pulang untuk Jimin.

"Kenapa kau ingin mengajakku kemari, hyung?" tanya Jimin heran.

"Aku rasa kau mungkin bosan di kamar terus-menerus. Jadi, aku pikir untuk meminjam kursi roda pasien dan membawamu jalan-jalan sore sebentar!" jawab Yoongi. Jimin hanya mengangguk paham.

Entah kenapa ia merasa nyaman saat ia berada di dekat mantan kekasih kakaknya itu. Setiap perlakuan kecilnya dan ucapannya yang membuat Jimin menghangat seketika. Beberapa hari belakang ini, memang Jimin selalu bersama Yoongi meskipun ia datang pada jam setengah tujuh petang dan kadang pulang jam enam pagi.

Jungkook juga jarang menjenguk karena adanya tambahan jam pelajaran mengingat sebentar lagi ia akan menghadapi ujian akhir sekolah. Walaupun begitu, Jungkook selalu tak lupa untuk mengirim pesan singkat kepada Jimin setiap waktu dan selalu marah jika Jimin tak cepat membalas.

Berbeda dengan Jungkook, berbeda pula dengan Taehyung. Sejak kunjungannya yang bersamaan dengan Jungkook itu, Taehyung tak pernah lagi berkunjung bahkan bertukar kabar melalui pesan. Akan tetapi, terakhir Taehyung mengabari pada Jimin satu hari setelah ia menjenguknya, Taehyung mengatakan jika ia harus pulang ke Daegu untuk mengatur beberapa kelengkapan untuk sekolahnya nanti.

Yoongi menghentikan dorongan rodanya pada kursi roda Jimin tepat mereka sampai di tengah taman di bawah sebuah pohon yang tumbuh paling besar yang berada di pusat taman. Yoongi melangkah di hadapan Jimin dan berjongkok di hadapannya.

"Ada apa hyung?" tanya Jimin bingung. Yoongi tersenyum kecil.

"Apa kau merasa aneh saat setiap hari aku datang menemuimu?" tanya Yoongi. Jimin mengangkat sebelah alisnya heran.

"Kenapa kau bertanya seperti itu, hyung?"

"Entah! Aku pikir mungkin karena aku adalah mantan kekasih kakakmu!" Jimin tersenyum.

"Jika kau merasa canggung seperti itu, anggap saja jika aku adalah temannya Hana!" Yoongi memincingkan matanya.

"Kenapa Hana?"

"Karena aku lebih dulu mengenalnya bukan?"

"Jadi, aku—"

"Kau bisa menganggap semua ini hanya balas budi, hyung! Karena sebelumnya aku pernah menyelamatkan Hana tapi kau juga tidak perlu berlebihan dengan setiap hari menemaniku hingga pagi!" Jimin menatap Yoongi dengan wajah damainya. Awalnya, Yoongi terkesima karena entah kenapa ia melihat hal lain dari wajah manis Jimin.

"Tapi—" Yoongi menggantung ucapannya. "Tidak bisakah kita berteman? Tidak karena aku adalah mantan kekasih kakakmu ataupun karena aku adalah kakaknya Hana, ini bukan rasa balas budi, Jimin!" Jimin tersenyum.

"Aku menerima setiap pertemanan dari siapapun!" Yoongi tersenyum, langkah awalnya berhasil dengan mudah tanpa terhalangi oleh siapapun.

"Jimin!" panggil seseorang yang berdiri di belakang Jimin dengan ragu. Jimin menoleh dan mendapati Seokjin yang tengah tersenyum menghampirinya. "Kenapa kau diluar?" tanya Seokjin setelah ia berdiri di hadapan Jimin, bersisihan dengan Yoongi.

SIMPLE PART.-1( ✔✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang