8. The Meeting

2.4K 245 11
                                    

Yoongi membuka pintu apartementnya dengan kasar dan menutupnya dengan bantingan yang keras membuat Namjoon dan Taehyung mengeryit heran sekaligus terkejut dengan kedatangan Yoongi yang sudah hampir satu minggu itu tidak pulang ke apartementnya itu.

"Oh, hyung? Kau sudah pulang?" sapa Namjoon saat Yoongi melewati ruang tengah dengan wajah lesu yang terlihat tak bersemangat sama sekali. Yoongi menjatuhkan tubuhnya di sofa di samping Namjoon duduk. Bersamaan dengan itu Taehyung datang dari dapur dan bergabung dengan kedua pemuda yang sudah ia anggap sebagai hyungnya itu.

"Bagaimana dengan kencanmu?" tanya Taehyung. Yoongi mendengus.

"Huft! Aku tidak tahu harus menyimpulkan bagaimana. Semua rencana itu gagal atau sukses yang jelas semuanya memang berjalan seperti yang aku inginkan!" jawab Yoongi masih dengan wajah tertekuk.

"Eoh? Tapi, kenapa ekspresimu seolah tidak senang hyung?" tanya Namjoon. Yoongi kembali mendengus.

"Park Jimin itu berbeda. Dia tidak seperti Tae Il ataupun Yunjin!" ujar Yoongi yang membuat kerutan bingung di dahi kakak-beradik itu. "Dia tidak marah sedikit-pun saat Yunjin menghinanya. Bahkan, aku yang mendengarnya saja ingin aku tampar mulut berbisanya itu. Dia kakak yang benar-benar kejam!" lanjut Yoongi.

"Memangnya apa yang dikatakan Yunjin?" tanya Namjoon. Yoongi kembali mengingat.

"Entahlah! Itu terlalu banyak untuk diingat tapi aku masih teringang saat Yunjin mengatakan pantas saja semua keluarganya membenci Jimin dikarenakan kejadian enam tahun yang lalu, dimana Jimin meminta untuk tidak memberikan warisan apapun dari neneknya. Bukankah, dia gila?" jawab Yoongi. "Jimin itu tidak bisa ditebak dan aku bingung harus merencanakan apalagi untuknya karena, yang aku lihat dia sama sekali tak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Dia hanya diam saja bahkan, kalian tahu? Dia sempat-sempatnya mengucapkan terima kasih kepada Yunjin karena telah menjadi kakaknya. Bukankah, dia tidak waras? Aku rasa dia tidak memiliki hati!"

"Aigoo hyung! Kau itu mengatai siapa? Jimin atau mantan kekasihmu?" sembur Taehyung. Yoongi berdecak.

"Terserah menurut persepsi kalian!" balas Yoongi ia menyenderkan kepalanya di punggung sofa dan memejamkan kedua matanya.

Hening beberapa menit diantara mereka.

Apa sebaiknya aku mengatakan kepada mereka yang sebenarnya? Tapi, bagaimana reaksi mereka nanti? Lagi pula, dia juga menyuruhku untuk menceritakan semuanya agar mereka tidak lebih jauh menyakiti Jimin. Apa ini waktu yang tepat?

Taehyung kalut dengan pikirannya sendiri.

Tapi, bagaimana jika Jimin yang tahu? Situasi ini akan berbalik dengan Jimin yang beralih membenci semua orang. Tapi, aku juga tidak bisa membiarkan mereka menyakiti Jimin lebih dalam lagi. Meskipun, aku juga pernah menyakitinya. Lagi pula aku juga belum menemukan siapa dalang itu sebenarnya.

"Hyung, bolehkan kami tahu kenapa kau ingin balas dendam kepada keluarga Park?" tanya Taehyung. Namjoon menoleh kearahnya dan kemudian beralih menoleh Yoongi yang sudah membuka kedua matanya.

"Wae?" Yoongi balik bertanya.

"Apa arti kami untukmu hyung? Apa kau disini hanya karena kami memiliki masalah pada orang yang sama?" tanya Taehyung.

"Aku rasa apa yang dikatakan Taehyung itu benar! Setidaknya, kita bisa saling berbagi perasaan satu sama lain!" Namjoon menyetujui ucapan Taehyung. Yoongi mengangkat kepalanya dan menatap mereka berdua bergantian.

"Sejujurnya, aku sudah menganggap kalian berdua sebagai adikku sendiri, sama selayaknya Hana bagiku. Tapi, mengenai hal itu aku—"

"Tak apa hyung! Jika kau tidak ingin menceritakannya pada kami!" potong Taehyung yang membuat Yoongi merasa bersalah karenanya.

SIMPLE PART.-1( ✔✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang