Dalam banyak waktu yang dimilikinya, Hinata tidak bisa menyimpulkan tentang sesuatu yang ada didalam dirinya.
Apakah ini sebuah kutukan atau malah anugrah ?Bisa melihat dimensi lain, berinteraksi dengan mereka, membuatnya sering mengalami kesulitan yang luar biasa.
Pandangan mencemooh, anggapan gila atau gangguan mental, bahkan yang paling parah adalah serangan fisik dari makhluk astral seperti itu.
Hinata sudah pernah mengalami semuanya, maka dari itu ia membuat back up untuk menjaga dirinya sendiri dari hal-hal memalukan yang mungkin akan ia lakukan.Populasi hantu disetiap tempat itu berbeda, dan biasanya didominasi oleh hantu perempuan. Kenapa begitu ? Entahlah, mungkin karena jumlah perempuan memamg lebih banyak dibandingkan lelaki.
Disepanjang ingatannya, Hinata sudah pernah melihat hantu dalam berbagai wujud, mulai dari yang biasa hingga luar biasa.
Dari yang keadaannya baik, hingga tak layak untuk dilihat.Beberapa jenis silumam atau makhluk mitologi juga pernah beberapa kali dilihatnya, dimana dalam keadaan tertentu, mereka bisa membuat Hinata merasa begitu ketakutan setengah mati, karena penampakannya.
Bahkan iblis, sosok jahat yang begitu sering mengganggu kenyamanan manusia, Hinata juga sudah pernah bertemu dalam wujud yang tak bisa digambarkan olehnya.
Makhluk metafisika yang sering mengecoh manusia dalam berbagai bentuk.Dalam beberapa kali, Hinata hampir tersesat karena terkecoh dengan pemampilan iblis yang menyerupai Hanabi, bahkan keluarga dan temannya.
Mereka membenci saat Hinata melakukan ibadah atau doa, karena itulah Hinata sangat sering menggenggam rosarionya dan berdoa.*
Sama seperti pagi ini, dimana ia yang sedang duduk tenang di bus, hampir meloncat karena terkejut dengan sosok yang mendadak muncul dibawah kakinya, membuatnya memberikan tendangan pada makhluk usil bergender perempuan yang biasa kalian panggil Kuntilanak.Jangan salah, mereka juga bisa diwaktu siang bolong, meski dalam intensitas yang terbatas.
Hinata menghela napas, berpikir tentang betapa beruntung dirinya yang mempunyai tingkat reflek yang sangat bagus dan tersusun rapi.
Dimana ia telah terlatih untuk tidak berteriak saat terkejut.
Bisa-bisa ia membuat kehebohan jika melakukan hal tersebut dengan beralasan, ada tikus dibawah kakinya.
Betapa merepotkan kekacauan yang dibuatnya.Pagi ditempat yang baru, sebuah tantangan bagi Hinata.
Dimana biasanya, Hinata akan melihat banyak hantu jenis baru disekelilingnya.
Yang tentu saja, mereka akan mendekat ketika merasakan energi Hinata yang berbeda dari kebanyakan orang normal lainnya.
Percayalah, mereka bisa menjadi sangat menjengkelkan jika eksistensinya tidak ditanggapi oleh Hinata.Disaat seperti itu, kekuatan mental selalu menjadi ujian terberat untuk sebuah sarapan.
Dimana ia bisa saja membuat dirinya berakhir dalam adegan memalukan, atau jika sedang beruntung, Hinata hanya akan mendapat tatapan heran sekaligus gunjingan dari orang-orang disekitarnya.
Bayangkan saja, dihari sepagi ini, Hinata sudah bertemu dengan beberapa hantu yang tak jelas bentuknya. Ada yang mirip gimbab, kimchi bahkan octopus.
Ah, mengingatnya saja sudah membuat mood Hinata berantakan.*
INSANG CENTRAL HOSPITAL.
Hinata mengamati bangunan yang akan menjadi tempatnya mengabdi selama beberapa tahun ini."Bersiaplah, kau akan bertemu dengan banyak hantu baru." Hinata terlonjak saat suara Hanabi mendadak muncul disampingnya, membuatnya mendengus karena ulah kakaknya itu.
"Apa mereka berbahaya ?" Pertanyaan itu dilontarkan lewat batin. Dimana ia tidak harus berucap dan membuat orang lain salah paham.
"Sebagian besar tidak. Tapi, ada beberapa yang usil. Dan Hinata, kau harus berhati-hati."
Secepat kedatangannya, secepat itu pula kepergiannya.
Hanabi sudah menghilang, yang Hinata yakini bahwa kakaknya itu sedang mendisiplinkan beberapa hantu puber yang seenaknya sendiri.
Termasuk sikecil Mei, yang terlihat berteriak pada beberapa kunti yang mencoba mendekatinya atau bahkan mencubitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.I.R.I
FanfictionSama seperti catatan merah dalam buku bersampul hitam yang terkunci rapat. Semuanya akan diungkap dalam bentuk kebenarannya. Baik atau buruknya, itu adalah catatan yang kau buat, kau tulis dengan tinta darah, memberi sumpah sehidup semati atas kisah...