08

153 14 28
                                    

Berlarilah... Menjauh.. Jangan mendekat....
Rosario yang tergenggam semakin erat, sosok jahat dengan mata merah yang seakan hendak menerkam.
Sosok Hinata dalam keadaan yang lebih kacau, berlari didalam hutan tanpa ujung.

Meski ia berteriak, meski ia minta tolong, tak ada siapapun yang datang.
Tak seorangpun mendengar suaranya.
Lelah dan ketakutan, sesuatu menyelimuti batin terdalam dalam kalbunya.
Memanggil sebuah nama, dalam jerit pilu tanpa suara.

Ditengah keputusasaan yang mulai melanda, bayangan seberkas sinar mendekat kearahnya.
Tangan kekar itu terulur, meraih tubuh lelahnya yang hancur dimakan waktu.
Sebuah senyum dalam kegelapan, sosok tampan yang tak pernah terbayang dalam ingatan.

Sebuah wujud atas nama seseorang yang terpanggil dalam batinnya.
Menyambut uluran tangan atas jiwa lelah yang terus meronta, Uchiha Sasuke mendekapnya.
Menyelamatkannya....

*

Hinata terduduk dalam perasaan penuh prasangka, kekacauan dalam kepalanya terasa semakin nyata.
Gadis itu terdiam begitu lama, mencoba mengerti atas sebuah mimpi yang terlintas dalam malamnya.

Hanya sepersekian detik, sebelum sebuah bayangan tercetak dibalik jendela kaca yang tertutup gorden tipis tembus pandang kamarnya.
Hinata terlonjak ketika menyadari sesosok bayangan mendekat padanya.
Mencengkram selimutnya, gadis itu menahan napas saat hembusan hawa dingin menerpa tengkuk lehernya.
Sentuhan halus yang membuat bulu romanya meremang.
Sesosok bayangan tak berwujud yang membuat Hinata dicengkram oleh ketakutan.
Antara nyata dan tidak, gadis itu memanggil sebuah nama yang terlintas dalam kepalanya.

Sasuke...

Lampu tidur disamping ranjangnya terjatuh, tak ada angin sedikitpun dan lampu besar itu bisa ambruk.
Menimbulkan suara berisik yang membuat Hinata melompat dari tempatnya.

Mengambil jaket yang tergantung dibelakang pintu kamarnya, Hinata berlari keluar dari kamarnya.
Beberapa benda mulai berjatuhan, mulai dari vas bunga yang membentur lantai, buku tebal yang terbanting, hingga peralatan dapur yang melayang sebelum akhirnya jatuh dan menyebabkan suara gelontangan super berisik, perpaduan teror yang tak mampu ditangkap oleh nalar.

Kengerian itu seolah mengejarnya, Hinata berlari dalam kegelapan malam yang menghantuinya.
Lampu jalanan mulai padam, teror dalam bentuk suara tawa yang tak bisa ditangkap eksistensinya.

Kepanikan terus menghantui kepalanya, teror adrenalin dalam dirinya berlomba, mengikuti ritme jantung yang berdebar semakin kencang.
Tuhan, tolong lindungi aku. Bunda Maria, jaga aku.
Dalam kekacauan yang tak bisa dipahaminya, Hinata mencengkram erat rosario dilehernya.
Langkahnya semakin berat, ketika merasakan energi yang menyerap kemampuannya.

"Kau tidak bisa lari dariku, ratuku."

Suara menggelegar itu terasa begitu nyata, diikuti oleh tawa nista yang terdengar bagaikan lonceng kematian.
Jalanan sepi semakin membuatnya tak berkutik ditengah amukan badai dalam batinnya.
Menakutkan, kemana ia harus sembunyi ?

*
Uchiha Sasuke merasakan kegelisahan yang begitu nyata.
Lelaki itu tak sedikitpun memejamkan mata, seolah ada sesuatu yang sedang terjadi diluar sana.
Ditambah dengan adanya sosok bayangan hitam yang ditemuinya bersama Hinata saat dirumahsakit tadi.

Sangat jelas, bahwa setan itu mengincar Hinata.
Meskipun Hinata tidak bisa tersentuh oleh setan atau iblis semacam itu.
Gadis itu memiliki benteng, dimana tak ada satupun setan yang bisa menyentuh jiwanya, kecuali jika Hinata memang mengijinkannya.

Sasuke baru menyadarinya, dimana itu terdengar sangat tak masuk akal, namun nyata.
Dalam beberapa pengalamannya, hal semacam itu tidak pernah terjadi.
Bagaimana bisa seorang manusia kebal dari sentuhan setan ? Sangat tidak bisa diterima nalar.

Pintu ruangannya terbuka mendadak, dimana Bapa Kim muncul dengan wajah khawatir.

"Ayo Sasuke, setan itu memburu Hinata."

Lelaki itu terhenyak, menyambar ransel hitam yang ada disamping ranjangnya.
Pertempuran melawan iblis memang tidak ada habisnya, dimana ia harus siap kapanpun dan dimanapun.

"Dimana Hinata bapa Kim ?" Kegusaran itu tertampak dengan sangat jelas, Sasuke hampir tidak pernah sepanik ini sebelumnya.

"Ikut aku,"

Bapa Kim mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tak terduga, sementara Sasuke berdoa pada Tuhan agar gadis itu tetap tak bisa tersentuh oleh tangan iblis yang penuh dosa.
Sasuke hanya terlambat menyadari,bahwa gadis asing yang mendadak muncul dalam kesehariannya itu, adalah seseorang yang sangat berarti baginya.
Terdengar begitu dangkal, tapi ia merasa ikatan samar dengan Hinata.

Sasuke melihatnya, dimana gadis itu berlari diantara kegelapan, sesosok mengerikan mengikuti langkahnya yang tertatih.
Pemandangan kali ini terlihat begitu mirip dengan mimpi yang Hinata dapati dalam beberapa waktu terakhir ini.
Uchiha Sasuke menyiapkan mentalnya, kali ini ia akan berhadapan dengan penghuli setan, Lucifer.

Tubuh ringkih Hinata hampir terjerembab, ketika Sasuke berhasil menangkapnya.
Gadis itu terlihat begitu menyedihkan , peluh membasahi keningny, rambut panjangnya yang terurai kusut berantakan.
Hinata masih tidak.bisa bernapas dengan benar, dan Sasuke membawanya ke mobil.

"Tunggu disini, Hinata." Mengusap keningnya yang berkeringat, Sasuke memberi kecupan dipelipis gadis itu.
Sasuke sudah hampir keluar, ketika Hinata menahan tangannya.
Tangan kecil gadis itu masih terasa gemetar.
Hinata menggeleng, meminta Sasuke agar tak pergi.

"Tidak apa-apa, berdoalah disini." Elusan dikepalanya, membuat Hinata mau tak mau melepaskan tangan Sasuke yang awalnya digenggam olehnya.

"Hati-hati," katanya dengan lirih.
Hinata masih terasa begitu ketakutan juga kebingungan.
Ia sama sekali tidak melihat Hanabi disekitarnya, dan itu membuatnya semakin khawatir.

*
"Kamu takut Romo ?" Sebuah suara dalam wujud yang tak ingin dijelaskan oleh siapapun.
Hitam, tubuh mahluk itu didominasi oleh warna hitam.
Sasuke terpental beberapa langkah, adu fisik yang diakibatkan oleh benturan energi yang sangat kontras.

"Kamu yang takut. Aku akan mengincarmu terus sampai kapanpun." Keberanian Bapa Kim terasa semakin terpompa.
Ini adalah pertama kalinya mereka duel dalam sebuah wujud asli, tanpa menyakiti manusia.
Setan keparat itu hampir beberapa kali memasuki jiwa Sasuke, tapi lelaki itu maish bisa menghalaunya.

"Aku akan datang lagi, dan membawa pengantinku." Sebuah suara yang sangat halus, tepat ditelinga bapa Kim.

Hembusan angin yang terasa begitu kencang itu datang dengan mendadak, diikuti dengan hilangnya setan yang menyerang mereka.
Sasuke tertawa keras-keras, bukan jenis tawa yang menyenangkan.
Lelaki itu sedang dalam mode emosi yang tidak bisa dijelaskan.

"Dasar setan pengecut." Teriaknya.

Geram. Uchiha Sasuke merasa sangat marah pada iblis yang mengaku bahwa Hinata adalah pengantinnya.
Lelaki itu merasa seperti terbakar, sesuatu dalam dirinya memanas dengan cepat, ketidak terimaan saat mendengar klaim konyol yang diucapkan setan keparat itu.

"Akan kumusnahkan, jika Setan itu berani muncul lagi." Omelnya dalam suara rendah.

Bapa Kim terdiam begitu lama, menganalisis situasi dalam kepalanya.
Lelaki itu mulai mendekati Hinata yang kini berdiri disamping mobil.
Sasuke juga ikut mendekat.

"Hinata, kau tau sesuatu ? Bisa kau jelaskan?"

Hyuuga Hinata menggeleng pelan, kepalanya pusing.
Seorang iblis datang dan mengaku bahwa ia pengantinnya.
Heoll, adakah hal yang lebih gila daripada ini ?
Hinata tidak bisa berpikir dengan benar, ditambah dengan Hanabi yang menghilang entah kemana.

"Aku tidak mengerti Bapa, sama sekali tidak mengerti."

Pastor Kim menepuk pelan bahu Hinata, menenangkan.
Gadis itu terlihat begitu tertekan atas insiden yang menyerangnya.
Entah kenapa, bapa Kim merasa akan ada sesuatu yang terjadi.
Seolah akan ada seseorang yang datang, untuk memberi penjelasab atas maksud omongan setan tadi.

.
.
.
Sebuah kebiasaan buruk saya, satu cerita belum usai, sudah buat yang baru 😭😭

Maaf jika menunggu terlalu lama untuk cerita ini.

Vote please ❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P.I.R.ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang