Ditengah malam yang temaram, gadis itu terduduk diranjang emas dalam buaian sutra, gaun tidur panjangnya yang sewarna kulit semakin membuatnya terlihat begitu menggoda bagi siapapun yang melihatnya.
Wajah ayu dengan senyum khas yang malu-malu, jari lentik terulur untuk membuat undangan tanpa suara.
Rambut panjangnya tergerai, bergelombang dengan warna sekelam malam.
Bibirnya menabur senyum, terkihat begitu menawan.
Tapi tatapan itu kosong, tak bernyawa.Hyuuga Hinata hanya mampu terdiam saat melihat sosok dirinya yang berada dibalik kelambu berenda itu.
Kaku dan tak mampu bergerak.
Seorang lelaki mendekati ranjang itu, dimana sosok mirip dirinya berada.Lengkungan senyum semakin mempertampan parasnya, hanya saja dua gigi taring itu membuat Hinata bergidik ngeri.
Mata merah yang menyorot penuh kekejaman, merayap naik dengan sebuah belati dalam genggamannya.
Tangan teracung, hampir menancapkan belati itu dileher seorang perempuan yang mirip dengannya.
Hinata berteriak, tapi suaranya tak ada, hingga sebuah telapak tangan menutup matanya.
Membisikinya dalam kalimat doa.*
Hyuuga Hinata terlonjak dari ranjangnya.
Napasnya ngos-ngosan dengan peluh menetes dikeningnya.
Mengusap wajahnya yang berantakan, gadis itu segera beranjak darisana.
Menuju dapur untuk mengambil sebotol air dingin.
Masih dalam pikiran yang tidak tenang, air mineral itu tandas dalam sekali helaan napas.Hinata duduk diam dikursi pantry, mimpi yang sangat menganggu.
Terhitung sudah yang ketiga kalinya, ia bermimpi tentang gambaran yang sama.
Selalu ada sosok lain yang mirip dengannya didalam mimpi itu
Hinata sempat menceritakan hal ini pada Hanabi, dan kakaknya itu hanya mengatakan bahwa mimpi hanya bunga tidur, tidak perlu dipikirkan.
Mungkin jika hanya sekali, Hinata akan mengabaikannya.
Tapi ini sudah yang ketiga kalinya.
Meski tidak yakin, Hinata merasa bahwa itu semacam petunjuk dari Tuhan.
Tentang apa itu, ia masih tidak paham.
Mungkin ia bisa berkonsultasi pada pastor Kim dan Sasuke.*
Air suci yang dipercikkan Hinata membuat iblis itu semakin kesakitan.
Iblis yang mendiami tubuh dokter Yuna seolah ingin kabur, tapi tertahan karena garam suci itu mengelilinginya.
Pastor Kim menutup mata Yuna dengan stola, membacakan doa, dibantu dengan Sasuke juga Hinata.Setan itu terus menentang pastor Kim, mengatakan tidak takut pada imamNya, tidak takut pada Yesus, tidak tahu ada sakramen.
Kalimat-kalimat ngawur diucapkan Yuna dengan suara yang sama sekali bukan dirinya.
Memaki Yesus, menyumpahi pastor Kim, bahkan melepas kalung rosario dan meludahinya didepan Hinata.
Hal itu membuat Hinata geram, dimana Sasuke mengatakan bahwa itu hanyalah pancingan. Setan itu selalu berusaha melemahkan mental eksorsis.Pastor Kim masih terus membacakan doa, bergumul dalam batin.
Setan itu melepaskan Yuna sebentar, sebelum merasukinya lagi.
Choi Yuna hampir menyerah menghadapi siksaan dalam dirinya, mengatakan bahwa ia lelah dan takut."Kau harus kuat dokter Yuna, lawan iblis itu. Lawan dia." Hinata hampir menyentuh tangan Yuna yang terulur, sebelum Sasuke menarik tubuh Hinata dengan cepat.
"Jangan percaya, dia bukan dokter Yuna.
Dan jangan mencoba menyentuhnya. Itu bahaya Hinata." Hinata memang tahu bahwa itu bukan dokter Yuna, matanya masih cukup awas untuk melihat makhluk jenis apa yang sedang merasuki temannya yang satu itu.Dan yang paling gila,jumlahnya ketika masuk kedalam jiwa Yuna jauh lebih banyak setiap saatnya.
Pastor Kim masih mengejar nama dari iblis yang paling kuat, dimana Sasuke bisa membereskan bagian yang kecil-kecil."Kami ini legion." Katanya jelas sekali.
"Kekuatanmu hanya seperempat, masih ada Malaikat Agung St Mikael, serta Gabriel dan Rafael." Pastor Kim berucap dengan suaranya yang tegas.
Hinata menutup mulutnya tiap kali iblis itu keluar dari tubuh Yuna, lalu masuk lagi.
Itu adalah siksaan untuk raga yang dirasukinya, dimana Hinata bisa melihat kekerasan fisik yang dilakukan iblis itu pada dokter Yuna.
Memang bukan serangan luar, tapi langsung menyerang keorgan dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.I.R.I
FanfictionSama seperti catatan merah dalam buku bersampul hitam yang terkunci rapat. Semuanya akan diungkap dalam bentuk kebenarannya. Baik atau buruknya, itu adalah catatan yang kau buat, kau tulis dengan tinta darah, memberi sumpah sehidup semati atas kisah...