Scenario; The Property [5]

302 53 8
                                    

TANPA diduga [Name], revisi naskahnya akan rampung dalam waktu seminggu lebih cepat dari dugaannya. Email dari beberapa calon pemain pun telah berdatangan padanya, ia juga telah berkali-kali dihubungi oleh mereka. Semakin hari, Tuan Direktur pun semakin cerewet dan menanyakan beberapa hal padanya. Bagaimana dengan sang novelis dan asistennya? Semakin hari, dua kekacauan itu pun ikut membebani kehidupannya.

"Hime-sama, eh ... maksudku Name-chan." [Name] tahu Daisu memang sengaja mengoloknya dengan panggilan spesial dari Gentarou itu. Daisu memijat kedua sisi bahu [Name], sebelum melanjutkan. "Aku tahu belakangan ini kau merasa lelah sekali, apalagi projek ini akan dimulai dalam waktu satu minggu. Bagaimana jika kita pergi keluar rumah?"

[Name] memijat dahinya dengan gusar. "Tidak, terima kasih. Lihat, bahkan novelis kita terlelap di ujung ruangannya, tanpa berniat menggerakkan tubuhnya sedikit pun. Melihatnya tidur damai seperti itu, rasanya aku juga ingin menenggelamkan diri di dalam futon seharian ini saja ..." [Name] menunjuk Gentarou yang terlelap di dalam futon yang sengaja digelarnya di ruang tengah sejak semalam. Memang, semenjak berurusan dengan naskah, [Name], Daisu, dan Gentarou memutuskan memindahkan tempat tidur mereka ke ruang tengah. Mereka makan, tidur, bekerja, juga mengusir rasa bosan di ruangan tersebut.

"Tidak boleh! Hanya tertidur sepanjang hari itu sangat tidak berguna dan bukan karakteristik seorang sutradara muda, [Name]-chan!"

[Name] menguap, kemudian memosisikan tubuhnya tergeletak di atas tatami dengan mata terpejam. "Kau berisik sekali, Daisu. Bagimu yang memang seorang makhluk malam memanglah mudah, tapi tidak denganku ataupun Gentarou-san."

Daisu cemberut, terduduk pasrah. "Tidak juga, Gentarou sendiri pun terkadang tidak bisa mengatur waktu tidurnya dengan baik." Ia menatap [Name] dan Gentarou bergantian, menatap kedua orang terdekat dalam hidupnya kini terkapar tak berdaya setelah menyelesaikan satu beban. Ia mendesah pasrah. Daisu tahu betul, kalau keduanya sudah tenggelam ke dalam alam mimpi akan sulit sekali dibangunkan.

Mendadak, ponsel [Name] yang memiliki ringtone sebuah lagu berjudul '3$EVEN' yang sengaja diatur oleh Daisu tempo hari berbunyi. Bukannya mengangkatnya, Daisu malah menikmati alunan lagu bernada aneh karya salah satu rapper terkenal di Shibuya idolanya. Namun, ketika ia melihat nama Tuan Direktur di layar ponsel [Name], ia cepat-cepat mengangkatnya.

"Ha-halo, Tuan Direktur? Selamat pagi, ini aku, Arisugawa Daisu. Sebelumnya maaf, [Name]-chan sedang tertidur---Gentarou juga. Apa ada yang perlu kusampaikan pada [Name]-chan?"

"Ah, baiklah kalau begitu. Tidak apa-apa, aku akan berbicara padamu saja. Aku dan sebagian petinggi perusahaan sudah memutuskan, kami akan melakukan konferensi pers mengenai akan diluncurkannya film ini besok. Kami akan mengundang calon-calon pemain yang sudah pasti akan mengisi film ini, jadi kuharap [Fullname]-san dan Yumeno Gentarou-san---ah, kau juga---untuk mempersiapkan diri kalian. Untuk selengkapnya, aku akan mengirim email pada [Surname]-san."

"Eh? Besok, Tuan Direktur? Aku ragu akan hal itu, mengingat Gentarou dan [Name]-chan saat ini masih kelelahan setelah kami bertiga menyelesaikan revisi naskah."

"A-apa tidak bisa?" Terdengar suara cemas Tuan Direktur di seberang sana. "Jadwal yang dimiliki perusahaan tersisa esok hari. Seterusnya, pihak kami akan disibukkan dengan persiapan lokasi dan sebagainya."

"Ah ... baiklah, Tuan Direktur. Kami akan berusaha. Terima kasih banyak, semoga hari Anda menyenangkan."

"Sama-sama. Selamat pagi, maaf mengganggu waktu kalian." Lantas, telepon ditutup oleh pihak dari seberang sana.

Daisu menghembuskan napasnya dengan berat. Tidak hanya Gentarou dan [Name] yang kelelahan di sini, punggung dan leher Daisu pun meronta minta diistirahatkan. Pada akhirnya, Daisu ikut terlarut dalam suasana dinginnya pagi, setelah ia berjuang semalaman. Malam kemarin, Gentarou-lah yang bersikeras pada mereka semua akan menyelesaikan naskah malam itu juga. Akhirnya, mereka bertiga baru tertidur pukul dua dini hari. Sejauh ini, hanya Gentarou yang belum benar-benar membuka matanya, sedangkan Daisu dan [Name] telah melakukan rutinitas pagi seperti mencuci muka, gosok gigi, dan sarapan pagi---meski tak menghabiskannya karena masih mengantuk.

Scenario; Yumeno GentaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang