13.Receh

13 4 0
                                    

Saat ini suasana sangat hening, hanya terdengar bisikan-bisikan dan pengisyatan dari orang ke orang.

"Heh no 5 apa?" bisik si Aldo.
namun si Bunga tidak mengerti karena bisikannya terlalu pelan.

"apa? gak ngerti" ucap nya.

"Mana yang kamu tidak mengerti Bunga! kan saya sudah ajarakan semuanya ,kamu tidak pernah memperhatikan saya ya!"

"iyalah pak ,dia kan sukanya sama si Ghibran. Mana mungkin merhatiinnya bapak." celetuk si Aldo yang memecahkan keheningan dengan suara tawa dari berbagai siswa.

"Diam kamu! fokus kerjakan soal nya!" bentak pak ridho yang merupakan guru matematika.

Bel tanda akhir jam pertama pun berbunyi dan seluruh siswa pun langsung mengumpulkan kertas jawabannya kepada pak ridho.
suasana pun kembali mencair tidak tegang lagi ,sementara pak ridho pun langsung memeriksa jawaban semua siswa.

"Adelia Michael" panggil pak ridho.

Deg! duh gimana ni ,kalo gue remed mampus ni.

"Kamu lulus" ucap pak ridho sambil memberikan kembali kertas jawaban yang sudah diperiksa.
dengan bangga gue tersenyum, sambil berbalik ke bangku.

"Aldo putra dirgantara" panggil pak Ridho,sontak si Aldo pun kedepan disertai senyumnya yang mengembang.

"Kamu ini!! nilai kamu ini udah kaya kuping monyet ! kenapa nilai kamu bisa 30 begini?" tanya pak ridho.

"itu karena bapak ngasihnya segitu" ucap nya sambil santai.
semua orang hanya bisa tertawa dengan kelakuan nya yang kampret banget itu.

"kamu ini saya gak mau tahu yah, Kamu itu harus berprogres Aldo! Saya sarankan kamu belajar kepada Michael"

aduh kok harus sama gue, mana mungkin gue ajarin anak koala matematika ,tambah ambyar dong.

"ehh hemmm iya pak" ucap ku dengan terpaksa.

'tau gini, gue bakal terus disalah-salahin terus jawabannya supaya belajar bareng Michael terus' Batin Aldo dalam hati.

akhirnya bel istirahat pun berbunyi.
dengan semangat 45 gue dan si mentari langsung pergi ke kantin untuk makan pentol bakso.

"kaya biasa ya mas" ucapku.

"siap neng"

sementara gue dan si Mentari pun langsung memakan langsung baksonya, namun saat gue mau memasukan pentol bakso itu ke mulut gue tertahan karena

"Pelan-pelan makannya" ucap cowok itu lagi.

"Iya pelan- pelan sajaaaaaaa," lanjut temannya dengan nada nyanyian kotak.
sementara si Mentari hanya cengengesan.

"kenapa si harus ad--" ucapan ku terpotong ,karena dia dengan cepat menyanggahnya.

"Kalo makan gak boleh sambil ngomong ,gak baik" lanjut nya.
dan guepun kesel tingkat dewa, dan gue pun langsung memakan bakso tersebut dengan terburu-buru, dan akhirnya gue keselek lagi.

"Aku kan tadi bilang pelan-pelan makanya," ucapnya sambil menyodorkan teh botol yang ada dihadapan gue,dan sontak gue pun langsung meminum nya.

"kamu namanya siapa?" Tanya Stevan
yang merupakan teman cowok tersebut kepada temannya Adel.

"Mentari " jawab nya.

"Ahh pantesan muka kamu bersinar banget ,cocok sama namanya," rayu Stevan.

" Terus kalo nama aku sunlight ,berarti muka aku mengkilat gitu?" tanya Mentari.

"Nahh itu kamu tau," jawab Stevan sambil tersenyum geli.

"Kamu asal nya dari mana?" tanya Stevan.

"Dari jawa," Jawab Mentari.

"Ah sama dong aku juga dari Jawa,"

"Jawa mana?"

"Jawaban dari do'a mu selama ini," ucap Stevan sambil tersenyum geli.

sementara semua orang yang ada di meja tersebut hanya diam,melihat tingkah laku Stevan yang receh itu.

Happy reading ya readers!
Jangan lupa vote and comments karena satu dukungan dari kalian sama dengan sejuta semangat bagi saya.
Happy weekend Gusy.

'PATAH'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang