🌸TPoFH - P a r t 10🌸

188 34 12
                                    

🌸🌸🌸

Hari Senin Pagi adalah hari yang paling di benci oleh semua orang. Bagaimana tidak, hari Senin itu hari yang jauh dari akhir pekan. Itulah banyak membuat orang menjadi malas untuk bekerja atau sekolah.

Termasuk Gue! Gue salah satu sekte pembenci Pagi di hari Senin. Gimana tidak, Senin mata pelajaran gue ada Fisika, Kimia dan Matematika. Apa ga mampus aja gue sekalian.

Jujur aja sih, sebenarnya gue bisa aja ngerjain semua mapel itu sekaligus. Jujur nih ya, gue ga mau sombong tapi Gue ga termasuk kategori anak bodoh tapi juga ga masuk kategori anak pinter. Istilahnya Netral. Tapi Ya walaupun gue ga masuk ke dalam dua  kategori itu, menggabungkan ketiga matapelajaran mematikan bukankah itu berlebihan?

Bisa bayangin jadi gue gak? udah ga sarapan trus harus ngadepin Fisika selama tiga jam, Kimia Selama tiga jam, sejarah tiga jam. Wahh, tolong siapa saja gantiin posisi gue di hari Senin ini.

Fika, Bestie gue yang bisa diandalkan itu melirik kearah gue, Gue rasa Fika punya ide yang bagus. "Kantin?" Bisiknya dengan suara pelan.

APA GUE BILANG!

IDE FIKA TIDAK PERNAH MENGECEWAKAN.

Gue melirik jam, masih ada sekitar 30 menit lagi. Ga apa apa kali ya, keluar lebih cepat. 30 menit doang.

Gue mengangguk setuju, memberikan jempol menandakan setuju. Kita berdua ngelirik ke arah Fano yang saat ini sibuk memperhatikan guru menjelaskan. "Kayak ngerti aje" Tumben banget tu bocah nyimak. Biasanya juga ikutan ngorok bareng gue.

"No, pstt! No!"

Yaampun! Itu telinga udah ga dicongkel berapa lama sih. Budeg banget. Berulang kali gue manggil Fano, bocah itu kagak nyaut nyaut njir. Gue ngelirik kearah Fika.

"Tinggalin aja, budeg banget." Bisa gue liat Fika ketawa disaat gue udah ngabisin setengah tenaga buat manggil Fano yang budeg kelewat mampus.

"Duit elit, buat congkel telinga sulit!"

"Kiya ada apa?!"

Mampus gue!

Buk Siti jalan ke arah gue. Mati gue mati!

"Ada apa?"

Sebagai murid yang memiliki tata Krama, gue memberikan senyuman manis gue kepada Bu Siti sebagai bentuk apresiasi karna udah memperhatikan gue, ya walaupun itu gaperlu, tapi tetap gue apresiasi karna gue murid yang baik.

"Kenapa senyum senyum?!"

"Eh, anu, itu Bu. Aduh gimana ya saya bilangnya."

"Bilang?! Kenapa?"

Gue berdiri sedikit mendekatkan diri kepada buk Siti. Tangan gue udah berada di samping mulut lalu mendekatkannya ke telinga buk Siti, simpelnya sih gue berbisik, "saya kebelet buk."

Tampak dari wajah Buk Siti, wanita paruh baya itu sangat murka dengan ucapan gue barusan. "Kalau kebelet ya ke WC sana! Pergi!"

Yes!

Rencana berhasil.

Dengan tidak tau malunya gue, mengangguk sambil memegang perut, mempertahankan akting gue.

Gue berhenti di depan pintu kelas kemudian ngelirik kearah Fano dan Fika, lalu mengibaskan rambut gue seperti yang ada di iklan shampoo.

"Daaa, adik manis mau ke WC dulu."

"KIYA!"

"Eh-eh maaf buk!"

🌸🌸🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Power of Fangirl Halu ✔ (END) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang