1. Dalam Doaku🍃

40 12 5
                                    

Mengadulah kepada Allah swt, karena hanya DIA-lah sebaik-baiknya tempat untuk menumpahkan segala sesuatu

***

Di tengah kegelapan malam lebih tepatnya pukul 02:45 dimana orang rumah yang megah itu masih asyik berkelana dalam mimpinya dengan merapatkan selimutnya.

Beda halnya dengan gadis yang satu ini yang tak lain adalah Syaquella Andira atau yang lebih akrab disapa Rara itu sedang bersimpuh di hamparan sajadah dengan berurai air mata dan memohon ampun kepada sang Khalik atas apa yang dilakukannya selama ini dan dia juga memohon agar ibu dan kakanya tidak jahat lagi kepadanya.

"Yaallah apa salah Rara kenapa mama dan kak Sasa sangat membenci Rara. Rara juga ingin dipeluk mama seperti mama memeluk kak Sasa. Rara mohon kembalikanlah mama yang dulu, mama yang sayang sama Rara yang sering gendong Rara kalau Rara nangis. Dan ampunilah dosa ayah, mama, dan juga kak Sasa berilah kesehatan pada mereka. Rabbanaa aatinaa fiddunnyaa hasana wa fil aakhirati hasanah waqina 'adzabannaar aamiin" Rara berdoa sambil sesenggukan, dia sangat heran kenapa ibu dan kakaknya sangat jahat kepadanya padahal dia sangat baik dan sering membantu ketika mereka sedang kesulitan.

Sesudah berdoa Rara tidak langsung beranjak dari tempatnya, seperti kebiasaannya seusai menunaikan shalat tahajjud dia langsung membaca al-qur'an. Rara sangat suka membaca al-qur'an jadi tak heran jika dia sangat fasih dan lancar membaca al-qur'an dan tajwidnya juga benar.

Rara bukanlah gadis yang berhijab bukan karena dia tidak tau hukum berhijab tapi karena dia belum siap memakai hijab, Entah kapan dia akan siap untuk memakai hijab.

Karena larut dalam mengaji tak sadar adzan terdengar itu tandanya sholat subuh telah tiba.

"Shaaqallahul 'adziim" Rara menutup mushaf qur'annya tak lupa juga mencium tanda bahwa dia telah selesai membacanya, dan Rara segera menunaikan kewajibannya sebagai umat islam.

Setelah sholat Rara langsung turun kebawah lebih tepatnya menuju kedapur, dan disana suda ada Bi sumi asisten dirumah yang megah itu.

"Assalamualaikum Bi" Rara mengucapkan salam kepada Bi Sumi yang sedang memasak.

"Eh, non Rara! Waalaikumsalam" Jawab Bi Sumi.

"Bibi masak apa?"

"Nasi goreng aja non"

"Rara bantu Bibi buat nasi goreng yah?" Tawar Rara untuk membantu Bi Sumi.

"Ngga usah non! Biar Bibi aja, non duduk aja" Tolak Bi Sumi secara halus kepada anak majikannya.

"Yah Bibi! Boleh dong, Rara juga mau belajar masak" Bujuk Rara dengan ekspresi muka memelas.

"Yaudah, non kupasin bawang aja yah?" Akhirnya Bi Sumi menerima bantuan Rara yang sangat ingin membantunya

"Iya Bi"

30 menit berkutat didapur akhirnya makanan pun siap untuk disajikan.

"Alhamdulillah, selesai juga" ucap Rara senang sambil melihat masakan yang di buatnya yang dibantu Bi Sumi.

Rara hanya membantu mengupas bawang saja, itupun masih dibantu Bi Sumi. Karena selama 16 tahun Rara tinggal dirumah yang megah ini dia tidak pernah menyentuh alat dapur, memasak air saja dia tidak bisa. Entah ada angin apa tiba-tiba dia ingin membantu Bi Sumi.

"Assalamualaikum, Ayah pulang!" Dari arah pintu terdengar suara Yuda yang baru pulang dari Bandung karena ada urusan proyek.

"Waalaikumsalam, Ayah Rara kangen" Langsung saja ketika mendengar suara ayahnya Rara langsung menghampiri Yuda dan mencium punggung tangan ayahnya, tak lupa juga pelukan yang diberikan Rara tanda bawah dia sangat merindukan ayahnya. Makluk Yuda itu sangat gila kerja atau workholic. Tak jarang Yuda pergi keluar kota atau keluar negeri selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Syaquella AndiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang