"Fiz, Fizahh," panggil Rafika yang sedikit berteriak kepada Hafizah. Karna sedari tadi Hafizah sibuk melamun.
Hafizah sedikit tersentak dan menoleh kearah Rafikah, Rafika yang sadar pun hanya tertawa jahil.
"Apasih Raf ganggu aja," jawab
Hafizah kesal, dan kembali melanjutkan ritual melamunnya.Rafika yang kesal diabaikan, akhirnya Pun duduk dihadapan Hafizah. Dan memperhatikan Hafizah, Hafizah yang tersadar pun Akhirnya menyahuti pertanyaan Rafika tadi.
"Aku tau kok aku cantik bey, biasa aja kali liatin aku," ujar Hafizah yang mendapat ketawaan dari para sahabatnya.
"Cantik dari hongkong." sambung Lisya yang tiba tiba saja sudah duduk bergabung di kursi kami. Dan disusul oleh widya, Najwa, Amayrah, dan Nafisyah.
Yah aku memiliki tujuh sahabat. Aku benar benar berterima kasih kepada Allah, karna telah memberiku sahabat sahabat yang baik.
"Yaelah nih anak melamun
lagi," ujar Rafika lagi yang melihat tak ada reaksi apapun setelah ke lima sahabatnya datang."Eh, kalian tau nggak?" ucap Najwa yang memecahkan keheningan kami bertujuh.
Masih tak ada jawaban. ya Tuhan apakah para sahabat ku tulih.
"Tuh liat Si VANNO," Teriak Hafizah sedikit kencang, sehingga membuat sebagian siswa lain melirik ke arah kami, sedangkan aku hanya tersenyum kikuk menahan malu.
"Ciee..," ujar ke enam sahabatku bersamaan.
"Ciee, liat tuh pipinya Fizah merah. ciee," goda Amayrah sambil menyenggol nyenggol lengan ku, membuat aku semakin malu saja.
"Eh, eh, liat liat Vanno kesini. " panik Widya ketika melihat Vinno kearah kami ber tujuh.
Lalu aku pun menengok. Yang benar saja, apa benar gara gara teriakan ku tadi? aku jadi panik sendiri sekarang,
"Gais gimana bantuin aku dong, kalian jahat ya, tega banget liat aku panik," kata ku sambil berusaha menetralkan jantungku.
"Duh, zah, coba deh salah siapa yang manggil Vinno kesini? hayo salah siapa?" tanya Lisya kepada ku.Aku hanya tersenyum kikuk. Untuk yang kesekian kali aku merasa terpojokkan. Dasar ya kalian sahabat Luknut huuaaa....
"Van, Vanno sini deh bentar aja," panggil Rafika sambil mengibas ibaskan tangannya, kepada Vanno.
Dasar ya Rafika liat aja ya kamu fik umpatku dalam Hati
Aku menahan Malu ku, aneh! satu kata itu yang dapat aku katakan. Kenapa juga aku bisa suka sama Vanno, ngeselin deh! kan jadinya aku dibully tiap hari.
"Apa?" jawab Vanno yang sekarang sudah dihadapan kami ber tujuh.
Ku lihat Rafika bangkit dari duduknya, dan sepertinya Rafika membisikkan sesuatu kepada Vanno, aku sedikit cemburu melihat Rafika bisa seenaknya berbicara kepada Vanno.
Berbeda dengan ku yang hanya menatapnya saja sudah membuat jantung ku hampir copot.
Lalu ku lihat, sebentar. Semua murid sedang berbisik bisik mengejek Rafika. Ada apa ini? kenapa Rafika yang dibully?
Hei kalian tau nggak, Rafika itu hijab udah panjang menjuntai sampaike lantai, tapi liat, masa sih dia cium Vanno. ujar murid 1
Iya bener. lihat tuh hijabnya Udah mau ngepel lantai, tapi kelakuan nggak bener. ujar Murid 2
Iya mending lepas aja tuh hijab kalau kelakuan masih kayak Cabe yang ngemis cinta. ujar murid 3
Sudah! sudah! cukup aku mendengarkan hinaan mereka.
"Hei kalian. Sini sebentar," aku memanggil ketiga murid tadi yang telah berani menghina Rafika.
jika saja mereka menghina Rafika tidak dihadapan ku, tak masalah. Tapi ini, apa ini! mereka bahkan berani menghina Rafika saat para sahabatnya ada disini.
"Apa." jawab Murid pertama.
"Kamu tau hukum perempuan memakai hijab Syar'i apa?" tanya ku kepada Salsa, yah namanya Salsa.
Dia terkenal tukang penyebar berita HOAX. Semua orang sudah tau itu.
"Plis yah, kalau mau ceramah jangan sama gue! ya nggak girls. " ujar Salsa kepada Tina dan Tasya.
"Betul tuh," jawab Tina dan Tasya bersamaan.
"Urusin sahabat kamu aja tuh! Rafikah, udah hijab menjuntai panjang, tapi kok kelakuannya. Euhh menjijikkan," sindir Tasya sambil menatap jijik kearah kami ber tujuh.
"Eh, tuh mata biasa aja napa. Mau gue colok!" timpal Lisya yang sudah tidak tahan lagi dengan, hinaan yang Salsa dan temannya berikan, kepada para sahabatnya.
"Elo tau apa soal kita sal, kita semua bahkan nggak pernah sekali pun ikut campur urusan kamu, tapi kok, kamu malah ikut campur urusan kita," kata Lisya dengan emosi yang menggebu gebu.Kulihat salsa dan ketiga sahabatnya sudah kesal setengah mati.
"Udah lis, udah," ucap ku sambil mengelus elus lengan Lisya, berharap Lisya, segera tenang. Namun apa, Lisya semakin marah.
"Denger ya Salsa, Tina, Dan Tasya, kalian boleh hina kita sesuka hati kalian, kita nggak ngelarang, tapi inget! kalau sampai Aku denger kalian hina Kami ber tujuh dihadapan kami, apalagi sampai kami mendengarnya.
jangan harap kamu dan kedua teman kamu selamat!" ujar Lisya dengan penuh penekanan.Kulihat raut ke marahan Salsa bertambah, namun kedua sahabatnya mengisyaratkan Salsa untuk segera pergi, jika tidak ingin berakhir mengenaskan.
Ku lihat Vanno tersenyum ke arah Kami ber tujuh. Ya ampun hancur sudah mood ku.
Lalu Kami ber tujuh pun tertawa puas, sampai sampai Vanno juga ikut tertawa.
"maaf ya Fiz, Lis, dan teman teman, mungkin bener kata Salsa tadi, tapi aku berani sumpah deh Fizah, aku nggak pernah bermaksud untuk mencium Vanno, aku hanya membisikkan sesuatu ketelingannya," jelas Rafikah.
aku dapat melihat bahwa Rafikah ingin sekali menangis, dan terlihat raut ketakutan di wajahnya.
Ya walaupun aku sedikit kecewa dengan tingkah Rafikah, tapi aku tau betul dia tidak pernah bermaksud seperti itu kepada ku.
"Fika apa sih, nggak kok, kamu nggak salah, lagian kenapa sih kalian bawa bawa Vanno segala. lagian apa coba, hubungan Aku sama Vanno, tadi itu aku Refleks teriakin nama Vanno, karna Vanno berhasil masukin bola ke ring," kata ku bohong. Habis sudah riwayat ku jika aku mengakui kebenarannya.
"Iya Raf, benar kata Fizah. Ini bukan salah kamu, ini salah Salsa. Matanya aja yang katarak, nggak bisa bedain yang mana yang bisikin, dan mana yang mencium. lagian apa faedahnya sih, nyium Vanno. lagian Vanno itu bau, habis dari main basket ya nggak sih gaiss," ujar Najwa
Ku lihat Vanno salah tingkah sekarang, dan akhirnya dia meninggalkan kami bertujuh dilapangan.
Lalu
"Iya bener banget tuh," jawab kami bersamaan lalu kami pun tertawa Bersama.
Akhirnya Rafika nggak bersedih lagi, makasih ya Kismis Japan kalian the best batin ku.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hehehhehe hai hai gimana gimana ?
Ini nyata loh ya, tapi ada sih sedikit yang mengarang, tapi kayaknya part ini murni dan jernih hasil halusinasi aku gais. jangan lupa ya hargai aku yah, tolong kasih bintang di sebelah kiri yah, yang baik aja hehehe.
nih kalian dapet salam dari Hafizah katanya dia udah nggak sabar mau ketemu kalian heheh pai pai.
See you next part ❤❤❤.
16 Maret 2019
Diperbarui tanggal
Jum'at 19 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Jaga Kau Dalam Dekapan Doaku✔
General Fiction•Hafizah Syarifah• "Boleh pinjam pulpen?" •Hafizh Nofal Shafwaan• "Untuk?" •Hafizah Syarifah• "Menulis namamu disetiap Doaku." {#26 Fiksi 21-04-2019} {#1 Horor 21-04-2019} {#100% Doa 21-04-2019}