Jinyoung memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Dua jam yang lalu flat yang menjadi tempat tinggal nya itu sangat berisik sampai membuatnya pening, dan baru sekitar lima menit yang lalu flat nya kembali hening.
Ia menatap kedua sahabatnya bergantian yang masih saling membuang muka dengan ekspresi berbeda.
Jihoon dengan ekspresi marahnya dan Woojin yang babak belur karena pukulan barbar Jihoon dengan ringisan setiap kali luka lebam nya berdenyut.
Jinyoung tau apa yang membuat Jihoon bertindak seperti orang kesurupan itu meskipun pemuda itu tidak bercerita langsung, tapi pada saat memukuli Woojin tadi Jihoon terus mengatakan "dasar Park brengsek" dan "mesum sialan ! Bibir gue cuma milik Guanlin, brengsek !"
Ya, sudah jelas bahwa yang menjadi permasalahanya adalah sebuah ciuman yang Jinyoung tidak tau bagaimana bisa terjadi dan membuat Jihoon mengamuk seperti banteng.
Pria berwajah kecil yang duduk diantara mereka berdua itu menghela nafasnya lelah. Tangannya terulur membuka dua kaleng soda yang sedari tadi sudah ia siapkan, bahkan miliknya sendiri sudah tersisa setengah karena ia meminumnya sembari menyaksikan penyiksaan Woojin yang dilakukan oleh Jihoon tadi.
"Udah kali marahnya, kayak bocah aja lo berdua." Jinyoung meletakkan masing-masing kaleng soda di hadapan Woojin dan Jihoon.
"Temen lo tuh ! Gak kira-kira amat, katanya pacaran boongan tapi pake acara frenchkiss segala lagi !" Sewot Jihoon yang masih mengingat perlakuan Woojin padanya.
Sungguh ia malu setengah mati jika mengingat bagaimana Woojin dengan ganas nya menikmati bibirnya. Apalagi mereka melakukannya dihadapan orang banyak. Benar-benar Park-sinting-Woojin.
"Lagian lo tiba-tiba nuntut gue suruh buktiin apalah itu, gue kan bingung apalagi kita gak ada omongan buat yang itu. Ya udah gue sosor aja biar kayak di drama." Ucap Woojin sedikit kesal juga namun ia tidak bisa marah berlebihan karena ujung bibirnya sobek.
Bogeman Jihoon memang tidak mengecewakan gais ;")
"KOK JADI GUE YANG DISALAHIN ?! YANG TIBA-TIBA NYURUH AKTING SIAPA ? MASIH BAGUS GUE MAU NOLONGIN YA, KALO GUE GAK MAU LO MAU KENALIN SIAPA KE MANTAN LO ITU ? BAE JINYOUNG ? HAH ?!" Teriak Jihoon penuh capslock.
"Heh ! Sembarangan kalo ngomong ! Seme nih gue !" Protes Jinyoung tidak terima.
"Mana buktinya kalo lo seme ? Pacaran aja gak pernah." Cibir Jihoon.
Jinyoung mendengus, ia sadar kok diantara kedua temannya ini hanya dirinya sendiri yang belum pernah berpacaran sekalipun. Lagipula Jinyoung tidak berminat. Ia benar-benar tidak mau terjebak dengan perasaan semacam itu.
"Gak penting banget." Sahut Jinyoung acuh.
Jika tadi Woojin dan Jihoon yang berisik, kini Jihoon dan Jinyoung yang mulai berseteru mempermasalahkan perihal hubungan dan cinta.
Jihoon yang sangat percaya pada cinta itu menasehati Jinyoung habis-habisan sementara Jinyoung terus-terusan menolak semua wejangan dari Jihoon yang menurut nya tidak berguna.
Woojin menggeleng pelan melihat tingkah kedua sahabatnya tanpa memperhatikan bahwa wajah nya kini sedang membutuhkan perawatan karena aksi brutal Jihoon. Ia pun beranjak menuju dapur untuk mencari kotak P3K, mengabaikan kedua sahabatnya yang masih berisik.
Mata Woojin tak sengaja menangkap selembar amplop cokelat diatas meja makan. Dengan rasa penasarannya ia membuka amplop yang ia yakin milik Jinyoung. Tubuhnya menegang kala ia baru saja membaca lembar pertama yang terdapat di dalam sana.
Melirik kearah Jinyoung yang masih beradu mulut dengan Jihoon di ruang tengah kemudian kembali terfokus pada lembaran di tangannya. Jadi ini alasan Jinyoung menghilang beberapa waktu lalu..
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENARIO
FanfictionPark Woojin dibuat frustasi oleh mantan kekasihnya yang tiba-tiba kembali dan meminta meneruskan hubungan mereka. Bukan Woojin membenci sang mantan, mereka berpisah secara baik-baik. Hanya saja, bertahun-tahun berpisah membuat perasaan Woojin mulai...