Seharusnya Woojin senang, seharusnya Woojin bahagia karena Hyungseob telah kembali. Pemuda manis yang selama ini ia rindukan kini ada di depan matanya, duduk di hadapannya dengan senyuman yang selalu menjadi favorite Woojin. Dulu.
Kini, hati Woojin tak lagi menghangat melihat senyuman itu. Malahan hatinya menjadi seperti tersayat, perih dan sakit. Kepergian Hyungseob beberapa tahun silam, permintaan Hyungseob untuk mengakhiri hubungan mereka membuat jantung Woojin tak lagi berdegup kencang kala berhadapan dengan pemuda itu. Semuanya telah hambar. Woojin sudah sangat kecewa pada Hyungseob.Dan sekarang, setelah bertahun-tahun lamanya. Hyungseob tiba-tiba muncul di hadapannya dan ingin membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka.
"G-gimana kabar kamu ?" Tanya Woojin.
Kini ia dan Hyungseob berada di dalam sebuah cafe agar mereka lebih bisa mengobrol dengan leluasa. Sementara Jihoon yang peka akan situasi memilih untuk duduk di meja yang berbeda. Sepertinya Woojin harus bicara serius dengan pemuda mungil itu, pikir Jihoon.
"Baik Woojin, baiiikk banget. Apalagi setelah ketemu kamu sekarang." Hyungseob menjawab dengan antusias dan senyuman lebar.
Woojin tersenyum tipis.
"Woojin, aku mau minta maaf soal dulu. Bisa kan kita lanjutin hubungan kita ? Atau.. aku gak keberatan kalo kita harus mulai semuanya dari awal." Ucap Hyungseob to the point.
Woojin tak merespon, ia tau Hyungseob pasti akan membahas hal ini. Sama sekali tidak terlintas di benak Woojin untuk melanjutkan hubungannya dengan Hyungseob. Ia memang merindukan Hyungseob, tapi untuk kelanjutan hubungan mereka yang sudah berakhir itu Woojin tak berpikiran apapun.
"Seob.. kita udah putus kan ? Kamu yang mutusin aku waktu itu." Ucap Woojin pelan.
"Aku tau Jin. Aku sadar aku salah. Harusnya kita tetep lanjut walaupun harus LDR an. Harusnya aku yakin kalo kita mampu jalan in hubungan jarak jauh itu. Aku minta maaf karena udah gegabah ambil keputusan. Aku masih sayang banget sama kamu Woojin. Kita pacaran lagi ya ?" Pinta Hyungseob. Pupil matanya bergetar. Ia bahkan meraih tangan Woojin dan menggenggam nya erat.
"Kalo kamu sayang sama aku gak bakal mungkin semua email aku gak kamu bales sama sekali Hyungseob. Kamu pasti tau berapa banyak email yang aku kirim ke kamu sampe akhirnya aku capek sendiri." Balas Woojin sarkas.
Hyungseob menggeleng ribut, air matanya sudah menggenang di pelupuk mata. Woojin ingin sekali menangkup pipi Hyungseob agar pemuda itu tak menangis dan membuat pertahanannya runtuh. Tapi Woojin menahannya. Ia lebih takut lagi tak bisa mengedalikan perasaannya.
"Woojin aku minta maaf, bener-bener minta maaf." Lirih Hyungseob.
"Aku juga minta maaf Seob. Tapi.. kita gak bisa balikan." Tegas Woojin.
"Kenapa ?" Air mata Hyungseob akhirnya turun juga.
"Karena aku udah dapetin pengganti kamu.. ah bukan, dia bukan pengganti. Dia bahkan lebih aku sayangin ketimbang kamu." Ucap Woojin yakin.
Tentu saja dia berdusta hanya untuk supaya Hyungseob menyerah padanya dan pergi menjauh lagi dari kehidupan nya.
"Woojin.. kamu gak bohong kan ?" Suara Hyungseob terdengar putus asa.
"Ngapain aku bohong ?"
"Woojin.. hiks.. Woo...Hhh.. ahh..Woojinnhh.."
Hyungseob memegangi dadanya begitu paru-parunya terasa seperti menyempit. Nafasnya mendadak pendek-pendek seolah oksigen disekitarnya menghilang.
Woojin yang melihat penyakit asma Hyungseob kambuh langsung beranjak dari tempat duduknya panik.
"Seob.. Seob ! Astaga. Kamu bawa obat ?" Tanya Woojin. Ia jelas sudah tau Hyungseob memiliki riwayat penyakit asma dari sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENARIO
FanfictionPark Woojin dibuat frustasi oleh mantan kekasihnya yang tiba-tiba kembali dan meminta meneruskan hubungan mereka. Bukan Woojin membenci sang mantan, mereka berpisah secara baik-baik. Hanya saja, bertahun-tahun berpisah membuat perasaan Woojin mulai...