Setelah menidurkan Jihoon dikamarnya, Woojin kembali ke ruang tamu dengan wajah yang sangat tidak bersahabat. Menatap ibu dan mantan kekasihnya dengan rahang mengeras dan sedikit geraman rendah. Ia harusnya tau, Hyungseob tidak akan menyerah semudah itu. Ia pasti sedang mendekati ibu nya untuk membantu nya agar membuat Woojin kembali.
"Apa yang mama rencanain ? Mama bilang pergi mau ke Busan, tapi malah dateng sama Hyungseob sekarang." Tanya Woojin dengan wajah datar.
"Mama emang ke Busan, tapi mama ketemu Hyungseob di depan rumah. Dia bilang kamu gak bukain pintu sampe-sampe dia harus nunggu lama. Ternyata kamu lagi berbuat mesum sama orang asing di dalem." Mama Park membalas ucapan Woojin tak kalah datar.
"Dia pacar aku, bukan orang asing." Desis Woojin tak terima. "Lagian mama juga harus tau kalo Woojin udah gak pacaran lagi sama Hyungseob."
"Mama tau." Sela mama Park. "Tapi itu gak bisa di jadiin alasan kamu bisa berbuat mesum kayak gitu di rumah ini !"
"Oke, besok besok Woojin ngelakuin di hotel."
"Park Woojin !" Mama Park memekik tak habis pikir dengan jalan pikiran anaknya.
"Lagian lo ngapain sih malem malem ke rumah gue kayak gak punya rumah aja." Sindir Woojin kepada Hyungseob yang sedari tadi hanya menunduk kan kepalanya.
"Ak-aku sendirian di rumah, aku gak tau lagi harus kemana. Aku takut.. kamu sendiri tau kalo aku gak bisa di rumah sendirian." Cicit Hyungseob.
Kedua tangannya gemetar saling bertautan masih terbayang dengan jelas bagaimana ekspresi wajah Jihoon ketika Woojin berada di balik sweater pemuda itu.
Apa hubungan mereka memang sudah sejauh itu ?
"Lo pikir rumah ini hotel ?" Sarkas Woojin.
"Woojin !" Tegur mama Park.
Wanita paruh baya itu menghela nafasnya pelan. Ia tidak tau hubungan sang anak dengan pemuda yang dulu ia harapan bisa menjadi menantunya itu ternyata sudah benar-benar kandas. Ia pikir masih bisa memperbaiki hubungan Woojin dengan Hyungseob, namun sepertinya sang anak tidak ada niatan sama sekali untuk kembali pada Hyungseob.
Wanita itu menoleh kearah Hyungseob dan menggenggam tangan itu dengan lembut.
"Kamu istirahat di kamar tamu sana, jangan dengerin Woojin." Suruh mama Park dengan lembut.
"Ma ! Kalo besok pagi Jihoon bangun dan ngeliat Hyungseob disini dia pasti marah besar sama aku !" Protes Woojin tak terima. Ia harus menjadi kan Jihoon sebagai alasan.
Jika mama nya selalu membela Hyungseob seperti ini, bisa-bisa Hyungseob semakin besar kepala.
"Ini udah larut banget Woojin, mama gak mungkin suruh Hyungseob pulang sendirian. Udah gak usah protes."
Sekali lagi mama Woojin menyuruh Hyungseob pergi ke kamar tamu.
"Makasih ma. Seobbie permisi."
Setelah Hyungseob pergi ke kamar utama, mama Park menghela nafasnya pendek sembari memandang putra semata wayangnya. Ini pertama kalinya Woojin terlihat emosi di hadapan Hyungseob. Jika mengingat kisah asmara putranya saat remaja dulu, Woojin begitu sangat memuja pemuda bermarga Ahn itu. Namun kini, putranya sudah sangat kecewa pada pemuda itu.
Mama Park mengerti perasaan putra nya.
"Sana kamu tidur juga, besok kita ngobrol lagi." Ucap mama Park sembari mengusap lembut rambut putranya.
Mau tak mau Woojin mengangguk, ia juga sudah mengantuk ditambah lagi ia harus memikirkan kalimat apa yang akan dia ucapkan pada teman bar-bar nya itu besok pagi jika Jihoon mengingat Woojin mencumbunya terlalu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENARIO
FanfictionPark Woojin dibuat frustasi oleh mantan kekasihnya yang tiba-tiba kembali dan meminta meneruskan hubungan mereka. Bukan Woojin membenci sang mantan, mereka berpisah secara baik-baik. Hanya saja, bertahun-tahun berpisah membuat perasaan Woojin mulai...