"Kita harus istiqomah dalam menjalankan sesuatu. Sama kaya kita diet, kita harus istiqomah walau godaan banyak banget."
•°•°•°Demi Diet•°•°•°
____________________________________Rara akhirnya memutuskan untuk diet dengan cara menahan untuk tidak makan. Walau Rara paling benci dengan kata 'diet' ia mau tak mau harus melakukannya agar ia tak dijuluki gendut oleh orang - orang.
Dan hari ini hari ke-dua ia akan bersekolah. Hari ini juga, ia akan melaksanakan tugas pertamanya yaitu 'diet,' hari ini juga dia harus melaksanakan MOS yang menurut Rara terlalu menguras energi.
Kalau dipikir - pikir, dengan diet Rara bisa menghemat makanan dan menghemat uang saku, tapi dipikir - pikir Rara takut karena kelaparan dia meninggal dan jadi tranding topik. Banyak koran mengedarkan berita yang mengenaskan. "Di duga karena diet, seorang gadis berusia 15 tahun terpaksa meninggal lantaran tidak makan." Rara justru bergidik ngeri memikirkan itu, apalagi kali ini si ketua osis akan mengerjainya dan membuatnya menguras banyak tenaga. Lengkap sudah diet Rara kali ini.
Rara berjalan ke dalam kelas dengan wajah gusar, ia terus saja memikirkan tentang dietnya kali ink, Rara berdoa semoga saiton - saiton tidak menggodanya untuk membatalkan rencana nya yaitu berdiet.
Rara menaruh tasnya dan buku tebal yang ada di tangannya. Pasti semua orang bingung kenapa setiap hari Rara membawa buku tebal tapi tidak pernah ia baca? Jangankan membaca membuka saja tidak. Ya, sebenernya dia ingin menguruskan lengan tangannya mungkin saja dengan membawa buku tebal bisa membuat lengannya jadi kecil. Ingat mungkin.
Karena merasa bosan dan bingung mau melakukan apa? Rara memutuskan untuk bermain handphone.
10 menit kemudian, teman sebangkunya Rara datang bertepatan dengan bel masuk.
"Ya ampun key! Ini dah masuk lo kenapa lagi datangnya telatan mulu?" tanya Rara seraya menceramahi temannya itu.
Keya nyengir kuda, "hehe iya mangap."
"Halah, mangap - mangap palingan juga besok diulang lagi."
"Iya, lo tau banget si ra?"
"Serah lu deh serah," ucap Rara pasrah. Ia sedang malas berdebat dengan temannya itu.
Selang beberapa menit ketua osis dan antek - anteknya masuk ke kelas X-IPA 3 dan Rara berpikir, 'tuh ketos ga kapok - kapok apa ya? Di permaluin gue kemaren?'
Pikiran Rara buyar, saat si ketua osis menghampiri tempat duduknya. Banyak pasang mata menatap ke arah Rara dan otomatis ke Keya juga.
"Lo gendut," tunjuknya. "Cepet lari keliling lapangan 20 kali!" titahnya.
Rara mendengus kesal akan ucapan dari sang ketua osis tadi. "Lo jangan sekali - kali bilang gue gendut, kalau sampe lo bilang itu gue ga segan - segan mukul lo!" acamnya.
Si ketua osis itu tertawa meremehkan, "terus gue harus panggil lo apa? Langsing? Bukannya itu penghinaan buat lo karena kenyataannya lo gendut," ucapnya seraya menekan kata gendut.
Mau tak mau Rara harus keluar daripada ia naik darah sendiri dan terpaksa sekali menonjok muka si ketua osis.
Rara berjalan ke lapangan dengan perasaan dongkol. Rara terus saja memaki - maki si ketua osis yang menyebalkan itu.
"Dia emang siapa pake nyuruh - nyuruh segala? Emak gue? Bukan kok, presiden? Bukan juga. Dia itu sok berkuasa banget si!" jengkelnya.
"Ah sebel dan gedeg gue liat muka si ketua osis itu," umapatnya lagi.
Rara siap mengambil ancang - ancang untuk berlari. Satu putaran dalam waktu 1 menit, dua putaran dalam waktu 3 menit, tiga putaran dalam waktu 5 menit, empat putaran dalam waktu 10 menit, lima putaran dalam waktu 30 menit.
Capek? Jangan ditanya. Sekarang Rara sudah tidak kuat untuk berlari. Ia kemudian duduk di bawah tiang bendera, mengambil nafas agar tak terlalu lelah.
Rara berpikir, 'apa kalau dia pingsan akan ada yang membawanya ke Uks?'
"Lo jangan mikir kalau lo pingsan bakalan ada yang bawa lo ke UKS!" sergah seseorang.
Rara melirik orang itu, orang itu anggota osis yang mungkin ditugaskan oleh si ketua osis untuk mengawasinya.
Tunggu...., Dia bisa baca pikiran Rara?
"Lo cenayang ya?" tanya Rara dengan konyolnya.
Pria itu terkekeh, "lo lucu ya? Gue manusia biasa. Cuma gue liat muka lo kaya muka anak frustasi, siapa tau aja lo mikir kek gitu."
Rara membalasnya dengan mengangguk. Sedetik kemudian, ia berdiri dan menjauh dari area lapangan karena bel istirahat telah berbunyi.
Rara tak masuk ke kelas, ia menunggu osis - osis itu keluar terlebih dahulu. Rara rasa semua anggota osis termasuk si ketos itu sudah keluar, barulah Rara masuk ke dalam kelas. Dilihatnya Keya yang sedang melambai - lambaikan tangan.
"Kenapa key?" tanya Rara.
"Kantin yuk!" ajaknya langsung menggandeng tangan Rara tanpa ingin tau jawaban dari Rara. So, mau tak mau Rara mengalah saja.
Dan sesamapainya di kantin, Rara diem di tempat meliat makanan yang berjejer - jejer disana. Ia ingin sekali memgambil salah satu makanan yang memiliki kandungan gula tinggi itu. Tapi urung karena mengingat bahwa ia harus menahan untuk tidak makan.
"Lho ra? Lo ngapa disitu mulu? Ayo!" ajaknya.
"Eung, Key gue tunggu lo di gazebo aja ya? Soalnya gue mau diet." bisik Rara.
Keya mengangguk sebagai balasan, sebenernya ia tak mendengar apa yang Rara katakan karena kantin terlalu berisik jadi dia hanya mengangguk saja yang jelas Rara menunggunya di gazebo kalimat itu yang ia dengar tadi.
Rara berjalan ke gazebo dekat kantin paling ujung, di sepanjang perjalanan Rara. Rara hanya bisa menelan ludahnya sendiri ketika melihat banyak makanan mengantri untuk Rara makan, ia harus ingat dengan kata yang paling ia benci yaitu 'diet' dia tak mau rencana dietnya gagal karena itu. Rara melirik banyak pasang mata yang menatapnya sinis, mungkin karena badan Rara yang tergolong 'wow' di mata mereka.
Rara duduk di gazebo, 5 menit Rara menunggu Keya. Keya pun datang dengan membawa 2 mangkuk bakso. Rara berpikir mungkin Keya sangat lapar jadi dia harus memesan 2 mangkuk bakso sekaligus.
"Nih ra!" ucap Keya sambil menyodorkan mangkuk yang berisikan bakso.
Coba bayangin? Ketika Rara sudah berusaha untuk menahan makan tapi temannya menyodorkan makanan bakso? Mana kuat Rara tidak menerimanya apalagi bakso itu gratis. Coba bayangkan? Sekeras apapun Rara menolak tapi logikanya menyuruhnya untuk mengambil. Rara menggelang kuat - kuat, ia tak mau goyah. Sudah setengah hari ia jalani untuk tidak makan.
"Lho kenapa ra? Ga mau nih? Gratis kok," ucapnya lalu duduk sambil meletakan mangkuk itu di depan Rara.
'Dasar teman laknat, jelas - jelas tadi ia bilang kalau dia lagi diet.' Pikir Rara
"Key, gue ga bisa makan."
Keya mengernyit bingung, "lo sariawan? Tapi kayanya engga deh."
"Bukan, gue kan dah bilang kalau gue lagi diet."
Keya memberhentikan makannya dan.......
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC______________________________
Jangan lupa vote yaaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Diet! (SELESAI)
Teen FictionIni tuh bukan cerita yang bisa dibilang badboy ketemu badgirl, atau prince cool ketemu good girl dan sebagainya. ini tuh kisah seorang gadis yang pengen banget diet, Amara Zaen Malik, biasa disapa Rara. Dia berusaha mati - matian buat diet dan nah...