02' Sarapan bareng

20 5 1
                                    

Ketika orang tua memberi lampu hijau disitulah kebahagiaanku semakin bertambah.

(author)

🔙

Saat aku akan berdiri mama tiba-tiba lari duluan mendahuluiku. Aku akhirnya kembali duduk lagi karena percuma saja aku menghampiri Nathan, yang nantinya juga akan kesini. Ah aku sudah hafal apa yang akan dikatakan mama pada Nathan.

🔜

☔☔☔

"Eh nak Nathan sudah datang mau jemput Ashle ya?" Tanya mamaku langsung. Dan tak lupa juga Nathan yang langsung mecium tangan mamaku.

"Iya tante"

"Yauda kebetulan sekali Ashlenya masih sarapan mending kamu juga ikut sarapan juga. Sekalian calon mertua kamu ini pengen kenal deket sama mantunya"

Dari ruang makan aku bisa mendengar apa yang dikatakan mama pada Nathan. Langsung saja aku berteriak

"Mamaaaaaaa!!"

Terdengar suara kekehan papa, Shila, mama dan juga Nathan?

"Tapi saya tadi dirumah sudah sarapan tante"

"Ya kalo anak laki-laki itu harus makan yang banyak biar bisa jagain pacarnya dengan baik. Jadi Nathan makan lagi ya?"

"Nathan uda kenyang kok tante"

"Makan roti sama selai aja deh gimana? kan ga terlalu mengenyangkan kayak nasi. Pokoknya Nathan harus sarapan dirumah camernya Nathan"

"Yasudah tante"

  Mamaku tersenyum dengan sangat bahagia. Dari awal berpacaran dengan Nathan mama dan papa memang sudah menyukai Nathan sejak awal mereka bertemu. Mereka bilang Nathan adalah anak baik dan yakin jika Nathan bisa menjagaku seperti yang mereka lakukan padaku selama 17 tahun ini.

Saat Nathan masuk ruang makan, dia langsung mendekeat kearah papa dan mencium tangan papaku.

☔☔☔

"Pagi om"

"Pagi juga Nathan. Ayo duduk dan sarapan dulu"

"Iya om makasih"

Nathan mengambil posisi disampingku dan tersenyum kearahku dan kubalas senyumannya, senyuman itu adalah senyuman dimana setiap hari aku akan mendapatkannya dari seorang Nathan Fahreza. Pacarku!

"Nathan kamu mau selai apa nak? coklat, stroberi, srikaya, nanas, pisang, bengkoang?"

"Emang selai bengkoang ada ya tan?

"Emm ga ada sih nak" jawab mamaku

"Lah terus tadi mama ngapain nyebut bengkoang?"

"Ya supaya pilihan selalinya keliatan banyak aja"

Kami semua terkekeh melihat aksi konyol mamaku ini. Selalu saja ada aksinya yang membuat kami semua terhibur

"Yasudah Tan Nathan mau selali coklat aja"

"Ok" jawab mamaku dengan mengerlingkan matanya pada Nathan.

"Mama ngapain kerlingin mata mama ke Nathan? mama mau rebut Nathan dari Ashle ya?"

"Maunya mama sih gitu tapi liat papa makin tua aja mama jadi ga tega" Ucap mamaku dengan sedikit berakting sedih sambil mengoleskan selai cokelat pada roti untuk Nathan

"Oh jadi gitu ma, yasudah sana gausa peduliin papa lagi"

"Beneran ni pa? papa rela?"

"Papa ga rela ma"

"Yasudah mama juga ga rela kalo papa nanti ga sama mama" Ucap mamakudengan lembut dan menatap papaku bahkan lupa dengan roti yang dipegangnya.

"Papa juga" jawab papaku sambil mengelus puncak rambut mamaku.

"Papa sama Mamamu lucu yaromantia juga padahal usianya uda gak muda lagi" Bisik Nathan disamping telingaku

"Iya, tapi kadang juga aneh kalo otaknya lagi ga dipake"

"Ashle gaboleh ngomong gitu"

"Hehe aku cuman bercanda aja Nathan"

"Nathan ini nak rotinya dimakan ya" kata mamaku sambil menyodorkan rotinya tadi

"Iya tante makasih"

"Oh ya Nathan mulai sekarang jangan panggil 'Tante' sama 'om' lagi ya. Panggilnya kayak Ashle aja mama sama papa oke"

"oke tante" eh salah. Nathan langsung menutup mulutnya dengan kaget baru saja dibilangin tapi udah salah aja.

"Maksudnya oke Ma"

"Nah gitu dong pinter, makin seneng aja mama punya calon mantu kayak kamu"

"Mama jangan mulai deh!" Ucapku dengan menatap mama tajam-tajam

"Iyaiya Ashle"

⏰⏰⏰

NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang