Sekalipun ada saat-saat aku jauh darimu, janganlah bertanya-tanya dimana aku berada. Karena aku selalu ada disisimu:)
🔙
"Apa yang lu liat belum tentu juga bener"
"Suka banget mas copas kata dari tadi!"
Kami sama-sama tertawa. Sebelumnya Ferdinand yang kukenal adalah anak yang pendiam dan jarang terlihat berkomunikasi dengan anak cewek. Tapi kali ini aku melihat sisi Ferdinand yang berbeda.
🔜
☔☔☔
"Ayo Ash ke kantin!"
"Eh iyaiya bentar gua beres-beres dulu" Setelah kejadian tadi pagi Ferdinand memang mengajakku untuk pergi ke kantin bersama dan aku menerimanya.
"Guys kalian mau ke kantin ga?" Tanyaku pada ketiga sahabatku
"Ga deh Ash kita bertiga masih harus nyalin pr mat. Lo sendiri tau kan kalo kita paling males buat ngerjain pr mat di rumah" Jawab Angel dengan terus menatap buku tulisnya.
"Dasarrr!! Yaudah gua cabut dulu ya"
"Okeee"
"Okeee"
"Okeee""Yuk Fer" aku langsung berdiri dan jalan bersama menuju kantin dengan Ferdinand.
Saat kita sudah sampai di kantin semua tempat sudah terlihat penuh dan mungkin hanya beberapa tempat saja yang masih kosong. Sebelum aku sadar dengan lamunanku ini Ferdinand sudah memegang tanganku dan menariknya seakan-akan aku ini anak kecil!. Ternyata Ferdinand mengajakku untuk duduk. Langsung saja aku duduk dan melihat ke samping kanan kiri yang kebanyakan anak kelas 11.
"Lu mau makan apa?"
"Samain aja kayak lu" Jawabku dan aku segera mengambil uang di sakuku untuk kuberikan pada Ferdinand tapi justru ditolak dengan alasan 'masa cowoknya ga bayarin!malu dong sama kelaminnya'. Yasuda aku masukkan lagi uangku untung-untung dapet traktiran gini hehe...
Sekelibat aku jadi teringat dengan Nathan. Kemana Nathan? Kenapa dia tidak mencoba mencariku? Aku memang marah tapi seharusnya dia bisa merayuku untuk meredakan kemarahanku ini. Aku jadi teringat dengan tempat duduk Nathan kemarin yang tak lain adalah tempat yang aku duduki sekarang!
"Nih"
Ferdinand sudah datang dengan membawa nampan berisi 2 mangkuk soto dan 2 es jeruk"Makasih ya Fer buat traktirannya. Kapan-kapan biar gua yang traktir gantian"
"Oke gua bakalan tunggu"
☔☔☔
Bel berbunyi tanda jika para murid SMA Laboratory ini sudah boleh pulang. Aku jadi ingat apa Nathan bakalan jemput aku dan nungguin aku diparkiran ya? Ah iya mungkin saja! mengingat dia selalu seperti itu selama ini.
Aku sudah pamit kepada ke-3 sahabatku tadi untuk berjalan menunggu Nathan di parkiran seperti biasanya.
10 menit
20 menit
30 menitAku sudah sangat lelah dan ingin sekali pulang tapi dari tadi aku tidak melihat batang hidung Nathan sama sekali. Sebenarnya aku ingin menghubungi Nathan tapi ponselku malah tidak mendukung karena batrainya habis.
Aku sudah memutuskan untuk pulang saja dengan angkutan umum. Baru beberapa langkah saja aku melihat cewek yang kemarin bersama Nathan dan disampingnya .............ada Nathan?. Penglihatanku tidak mungkin salah! aku sangat hafal sekali dengan tubuh dan gaya Nathan.
Dengan perasaan campur aduk aku langsung lari menuju gerbang sekolah. Air mataku sudah tumpah entah sejak kapan. Hatiku sangat sakit sekali malihatnya. Aku terus berlari dan hujan tiba-tiba turun dengan sangat deras. Aku sudah tidak peduli lagi! Aku terus berlari melewati derasnya hujan tanpa memperdulikan tubuhku. Air mataku terus jatuh seiring dengan turunya air hujan.
Hatiku benar-benar sakit sungguh! Kenapa Nathan tega. Dan aku dengan bodohnya malah menunggu Nathan sedangkan dia malah bersama dengan cewek yang dulu bersamanya di kantin. Sungguh miris sekali. Sungguh aku sangat takut jika Nathan meninggalkanku.
Aku sudah tidak kuat lagi dan menjatuhkan tubuhku di dipinggir jalan dan terus menangis. Katakanlah aku bodoh! Karena aku membiarkan tubuhku terkena air hujan tanpa ada niat untuk berteduh. Sampai aku merasa ada sesuatu yang menghalangiku dari hujan ini. Aku melihat keatas dan ternyata benar. Ferdinand!! Ferdinand melindungiku dengan payung yang dibawanya.
"Lu kenapa ujan-ujanan gini?" Aku tidak menjawabnya.
Kulirik Ferdinand yang menurunkan badannya lalu berjongkok didepanku.
"Kalo lu ujan-ujanan gini lu malah bisa sakit"
Aku tidak peduli lagi. Yang aku pikirkan hanya kejadian tadi yang sangat miris. Ah semakin aku mengingat hal tadi semakin air mataku tumpah dengan banyak. Ferdinand yang melihatku langsung merasa bingung. Dan aku merasa tiba-tiba tubuhku terhuyung keatas."Lu ngapain sih?"
"Gua lagi gendong lu!"
"Turunin cepet!"
"Ga"
"Turunin ga. Atau gua bakalan ngelakuin hal yang aneh-aneh"
"Lakuin aja gua kagak peduli!" Selanjutnya aku hanya diam saja sampai akhirnya Ferdinand menurunkanku di jok mobil depan samping pengemudi mobilnya. Aku hanya terus diam saja melihat pandangan yang kosong.
"Lu kenapa sih?" tanya Ferdinand yang sekarang sudah berada dikursi pengemudi.
"Baju gua basah, jok mobil lu jadi ikutan basah. Baju lo juga basah gara-gara gua"
"Gamasalah. Tapi jawab dulu lu kenapa?"
Aku hanya diam menatap pandangan kosong lagi."Yauda kalo gamau cerita"
"Hiks hiks hiks"
Aku sudah mengeluarkan air mata lagi dan malah semakin terisak. Aku kembali mengingat kejadian tadi dan akhir-akhir ini juga. Kenapa sakit sekali."Udah jangan nangis lagi. Tenangin diri lu. Dan cerita aja gua siap dengerinnya" Ferdinand tiba-tiba langsung mendekat dan menarik kepalaku. Aku langsung menenggelamkan wajahku di dada bidangnya sambil masih terus terisak.
"Guee ........
⏰⏰⏰
(30 Maret 2019)
Vote yee jan lupa:)
Tekan aja gmbr bintang dibawah pojok kiri🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan
RomanceDiantara perjumpaan dan selamat tinggal, kau dan aku pernah berjuang menyatukan perbedaan. Sekuat apapun badai menyerang benteng pertahanan, semua hanya akan runtuh oleh kekuatan 'rasa' yang telah kau dan aku satukan. Diantara perjumpaan dan selamat...