10' Black Book

5 0 0
                                    

Andai kamu paham,
Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang terus mencintai orang lain

🔙

"Gausa didengerin ya omongan bunda gua suka ngelantur kadang"

"Lucuu kok gua jadi terhibur"

"Dasarr! Yauda gua mau mandi dulu lu tiduran dulu aja"

"Iya"

🔜

☔☔☔

Daripada aku bosan menunggu Ferdinand selesai mandi, aku memutuskan untuk melihat barang-barang koleksi yang ada dikamarnya saja. Bukannya aku bermaksud lancang tapi aku hanya kepo saja dan hanya melihat-lihat tidak lebih.

Kamar Ferdinand sangat rapi dan bersih sekali berbeda dengan anak-anak cowok lainnya. Aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke sebuah meja.  Mungkin ini meja belajarnya Ferdinand, disini meja belajarnya sangat rapi sekali dan semuanya tertata. Beralih ke samping kananya ada sebuah jejeran buku novel-novel dan dibawahnya ada juga jejeran buku-buku komik seri. Ternyata Ferdinand suka membaca?
Aku mengambil salah satu novel yang menarik perhatianku disana tertulis judul 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin' Karya Tere Liye. Lucu juga ternyata Ferdinand mengkoleksi novel romance. Berarti banyak kemungkinan jika Ferdinand cowok yang romantis bahkan puitis juga. Aku beralih ke pojok meja ini. Disana terlihat ada sebuah buku berwarna hitam, karena rasa kepoku aku mengambil dan membuka bukunya. Di halaman pertama ada sebuah foto anak kecil yang menggemaskan sekali, dan mirip Ferdinand? ah berarti ini memang foto masa kecilnya Ferdinand. Aku membuka lembaran halaman selanjutnya. Dan menemukan sebuah catatan yang ditulis pada tahun 2014 berarti sekitar masa SMP kelas 1.

Selasa, 16 Agustus 2014

Pertama kali aku bertemu dengannya aku sudah merasa jika aku memiliki perasaan padanya. Sungguh dia sangat cantik sekali. Ketika melihat senyumnya aku merasa sangat bahagia sekali.

Sebelum aku menyelesaikan membaca tulisannya tiba-tiba bukunya sudah ditarik oleh Ferdinand.

"Sejak kapan lu keluar kamar mandi?" Tanyaku melihat Ferdinand yang sudah berdiri disampingku. Dan masih menggunakan handuk saja yang melilit di pinggangnya. Sungguh Ferdinand terlihat sexy dan sangat tampan jika seperti ini. Astaghfirullah

"Lu lancang banget sih baca buku orang" Ucapnya dengan suara biasa namun mengisaratkan jika dia sedang marah.

"Sorry sorry gua ga bermaksud tadi cuman liat terus pengen baca aja"

Kulihat dia yang menghela nafas panjang kemudian wajahnya berubah menjadi lebih dingin "Yauda kapan-kapan jangan pernah lagi lancang baca buku orang, semua pasti punya urusan pribadi yang ga semua orang harus tau" Perubahan emosi Ferdinand sangat cepat sekali, bisa jadi juga kalau Ferdinand anak yang sabar.

"Iya sorry ya" Sebenarnya aku masih kepo dengan tulisannya karena sangat menarik tapi benar kata Ferdinand aku sangat lancamg dengan membaca tulisannya tadi.

Ferdinand sudah berjalan ke arah lemari bajunya dan mengambil kaos putih serta celana berwarna cokelat dan juga sebuah kemeja kotak-kotak gradasi  berwarna gelap. Aku masih terus saja melihat kearahnya. Dan Ferdinand menatapku, aku yang ditatap juga bingung kenapa malah menatapku.

"Lu kenapa masih liatin gua? Mau liat gua ganti baju?"

"Eh ga enak aja"

"Terus kenapa masih liatin gua?"

"Ahh iya hehe"

"Yauda sana balik badan ngadep jendela. Gua mau ganti baju"

"Ah iyaiya"
Aku segera membalikkan badanku. Sekitar 5 menit Ferdinand sudah memanggilku untuk berbalik badan.

"Nand hp sama tas gua ada dimana ya?" tanyaku

"Dibawah, diruang tamu"

"Oh. Em btw dikamar lu ga ada jam ya?"

"Mau liat jam?"

"Iya"

"Hng! Langsung tanya aja tadi bisakan? gausa pake tanya-tanya kode dulu. Gitu aja repot sih?"

"Hehe"

"Sekarang udah jam 7 malem"

"Whattt? kok udah malem sih? Gua harus pulang Nand ntar mama gua nyariin lagi"

"Yauda ayo gua anter. Tapi lu makan dulu ya bunda gua udah masakin spesial buat lu katanya"

"Jadi malah ngerepotin gua"

"Udah ayo kebawah" Ucap Ferdinand dengan menarik tanganku lalu menuruni tangga dan menuku meja makan. kulihat disana sudah ada nasi beserta lauk pauknya lengkap. Aku sudah duduk disamping Ferdinand dan didepanku bundanya Ferdinand.

"Ayo makan yang banyak ya Ashle gausa sungkan-sungkan"

"Iya tante makasih"

☔☔☔

Setelah acara makan malam tadi aku langsung diantar oleh ferdinand untuk pulang kerumah. Setelah aku memberi tahu alamat rumahku kita saling diam dan keadaan hening. Sampai akhirnya

"Ash?"

"Iyaa?"

"Gua masih kepo lu tadi kenapa?"
Ah aku sudah hampir lupa dengan kejadian tadi.

"Gapapa" ucapku dengan lirih

"Yaudah kalo lu masih gamau cerita. Gua siap kapan aja buat dengerin curhatan lu kok jangan sungkan-sungkan"

Jujur aku masih tidak ingin membagi ceritaku dengan Ferdinand. Aku masih ingin melupakan kejadian tadi sejenak saja.

⏰⏰⏰

Sorry ye kalo cerita ini mungkin ga ada feelnya. Karna jujur aku baru pertama kali nulis cerita (sbnrnya ada crta yg satunya lg tp gatau knp mls mau ngelanjutinnya mwhehe) dan ini juga sekedar ngisi waktu kosong aja spy lbh bermanfaat.

So thank you buat yg baca  cerita ini. Makasih banget banget bcs mau luangin waktunya:)
Love you all😍

(4 April 2019)
telat update 1 hari hehe:(

NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang