Takut! Hanya itu yang kurasakan akhir-akhir ini:(
☔☔☔
Suara bunyi bel masuk terdengar nyaring ditelingaku, segera saja aku dan Nathan berjalan dengan lebih cepat. Aku dan Nathan memang tidak satu kelas tapi setidaknya jalan menuju kelas Nathan masih harus melewati jalan didepan kelasku. Dan jarak kelas kami hanya 2 kelas jadi sangat mudah dan dekat untuk bertemu dengan Nathan.
"Sampe juga, udah sana masuk keburu gurunya dateng" Ucap Nathan dengan mengusap pucuk kepalaku dengan lembut. Dan aku menyukai usapan Nathan sungguh, aku merasa nyaman dengan Nathan mengusapkan tangannya seperti ini.
"Nathan makasih"
"Untuk?"
"Untuk semuanya, sekali lagi makasih" Jawabku dengan mata memanas. Kenapa juga aku akan menangis!. Oh ya tapikan cewek pada dasarnya emang cengeng dan mudah terharu.
"Kenapa nangis?" tanya Nathan
"Gapapa, pokoknya makasih dan jangan lupa kalo aku akan terus sayang sama kamu" ucapku dengan mnggebu-gebu. Entah aku merasa takut akhir-akhir ini untuk kehilangan Nathan.
"Iya Ashle sama-sama dan aku juga sayang kamu. Udah jangan nangis lagi masa pacarnya Nathan cengeng gini sih?" Nathan dengan lembutnya mengelus pipiku yang basah karena menangis tadi.
"Uda sekarang kamu masuk kelas ya"
Aku hanya menganggukan kepala dan melihat Nathan yang suda menjauh dariku untuk menuku kelasnya.Entah akhir-akhir ini aku sangat takut kehilangan Nathan. Aku takut Nathan akan berubah padaku. Aku takut semuanya akan berubah. Aku takut semuanya tak akan lagi sama. Aku takut Nathan menjauh dariku. Aku takut Nathan akan beroaling dari aku. Aku takut. Sungguh aku takut Nathan!
☔☔☔
Kring KringKring
Suara pertanda bel istirahatpun berbunyi.
"Sekian dari saya semoga bermanfaat. Assalamualaikum" Ucap bu Nifa guru mata pelajaran IPS.
Semua murid sudah banyak yang keluar kelas untuk menuju kantin. Dan sekarang di kelas hanya tersisa aku dan ketiga sahabatku. Oh ya aku bersekolah di salah satu SMA yang cukup favorit di kota Jakarta ini. SMA Laboratorium. Aku disini mempunyai 3 sahabat. Yang pertama Angel, dia yang paling dekat denganku dan paling sering juga yang jadi tempat untukku bercerita mengenai hubunganku dengan Nathan, selain itu kami juga duduk satu bangku. Yang kedua ada Rara dia anaknya sedikit pendiam dari pada yang lain tapi anehnya dia suka banget nge-gas kalo ngomong!. Dan yang ketiga ada Fani kalo dia itu yang paling sering banget ngelucu dan bikin kita bertiga ketawa, dan dia juga yang paling perhatian banget sih tapi juga paling berisik!
oke back to the topic"Guys ngantin yuk" Ucap Fani
"Ayo" ucap Angel
Kemudian kita berempat bangun dari tempat duduk dan pergi menuju kantin. Saat kami sampai di kantin, sudah banyak tempat duduk yang tidak tersisa lagi, namun masi ada satu tempat duduk di pojok dan memungkinkan kita juga untuk melihat seluruh kegiatan di kantin ini, ya letaknya cukup strategis. Kita berempat sudah duduk di meja pojok kantin.
"Kalian mau pesen apa"
"Gue bakso aci aja deh Fan sama es jeruk" Jawab Angel
"Gue juga deh Fan samain" timpal Rara
"Kalo lo Ash" tanya Fani padaku
"Samain semua aja deh"
"Oh yauda gue pesen dulu ya"
"Oke" ucap Angel
Setelah Fani pergi kami bertiga saling diam dan memandang kearah yang berbeda di kantin ini. Dan aku merasakan seperti melihat Nathan di pojok seberang. Setelah kuamati dengan baik-baik ternyata memang Nathan pacarku. Tapi kenapa disamping Nathan ada cewek yang duduknya dekat dan nempel banget sama Nathan? Dan tiba-tiba kepala cewek itu juga bersandar di tubuh Nathan. Dan terlihat Nathan juga sepertinya fine-fine saja dipelakukakan seperti itu. Ah aku bingung. Apa yang harus aku lakukan! Apa aku harus mendatangi Nathan, lalu memarahi cewek itu dan menarik Nathan untuk pergi? Atau aku harus diam saja dan berfikiran positif?. Mungkin pilihan kedua yang akan aku pilih, aku juga tidak menyukai melakukan sesuatu yang nantinya malah akan membuat onar dan tentu saja merugikan diriku sendiri. Dan ya! nanti akan aku tanyakan pada Nathan sendiri siapa cewek yang duduk bersamanya dikantin.
⏰⏰⏰
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan
RomanceDiantara perjumpaan dan selamat tinggal, kau dan aku pernah berjuang menyatukan perbedaan. Sekuat apapun badai menyerang benteng pertahanan, semua hanya akan runtuh oleh kekuatan 'rasa' yang telah kau dan aku satukan. Diantara perjumpaan dan selamat...