Embun pagi menyapa, ketika kau melangkahkan kaki meninggalakku di tengah hiruk pikuk lalu lalang orang orang yang akan pergi dan yang datang.
Di stasiun ini,
Aku berdiri kaku menatap punggungmu yang perlahan menjauh meninggalkan aku.
Perlahan setetes air mengalir di pipi.
Aku fikir kita akan bahagia dengan pertemuan itu.
Tapi, aku salah.
Ternyata pertemuan itu adalah awal dari segala kesakitanku, kepedihanku, kehancuranku dan keterpurulanku.Aku tahu bahwa dimana ada pertemuan di situ pula ada perpisahan.
Tapi,
Aku tidak tahu jika perpisahan dari pertemuan kita itu akan seperti ini.
Mengapa begitu pedih rasanya.Apa tuhan tidak mimiliki cara lain yang lebih manis untuk memisahkan kita..?
Apa hanya dengan cara ini tuhan memisahkan kita...?
Mengapa rasanya sakit sekali tuhan.
Apa ini yang orang lain katakan bahwa tuhan itu maha adil..?
Apakan ini keadilan itu..?
-luka-

KAMU SEDANG MEMBACA
Selow Baper
PoesieKetika hati berbicara. Namun tak memiliki suara maka tanganlah yang menjadi penyuaranya lewat setiap detakan suara keyboar.