1

3.3K 400 0
                                    

"Peri baik hati"

Masa kecil Kise tidak begitu menyenangkan. Selain kakak perempuannya yang suka mendandaninya seperti anak perempuan.

Dia juga sering mendapat ejekan anak laki-laki di kelasnya saat dia masih di Taman kanak-kanak. Karena wajahnya yang terlalu imut untuk anak laki-laki. Dan juga semua temannya adalah perempuan.

Jadi saat menunggu jemputannya datang. Biasanya Kise akan duduk di jembatan tidak jauh dari TK. Dia akan menangis disana. Tak akan ada yang melihatnya menangis.

"Anak laki-laki tidak seharusnya menangis. Ada apa?"

Seorang anak perempuan berjongkok dihadapannya. Seumuran dengannya. Menghapus air mata Kise dengan sapu tangan berwarna merah muda.

"Kau tidak ingin mengatakannya padaku? Kenapa kau menangis?"

Kise pernah melihatnya. Anak ini dari kelas sebelahnya.

"Me-mereka bilang aku seperti anak perempuan 'ssu."

Si gadis kecil memiringkan kepalanya. Bingung. Lalu menepuk kepala Kise pelan. Dia tersenyum hangat. Sangat cantik dan Kise menyukainya.

"Kupikir itu karena mereka iri padamu. Kau memang sangat manis. Tapi kau tidak seperti anak perempuan. Jadi berhentilah menangis."

"(Name)-sama, Tuan besar sudah menunggu untuk makan malam. Jadi sebaiknya kita segera pulang."

Gadis itu menoleh. Senyumnya melebar, melihat seorang perempuan paruh baya dengan pakaian rapi memanggilnya.

"Haaa'i baiklah. Nah ini untukmu, tapi berjanjilah untuk tidak memakainya. Oke. Bye bye."

Kise hanya menatap punggung itu yang mulai menjauh.

"Apa Shou-chan akan datang hari ini?"

Menatap sapu tangan merah muda yang tadi diberikan gadis itu padanya.

"Tidak (Name)-sama. Karena hari ini akan ada acara makan malam bersama dengan keluarga Akashi. Hanya keluarga inti yang akan hadir. Tapi Ojou-sama tidak perlu sedih. Karena akan ada Seijuuro-sama. Dia seumuran denganmu. Jadi kau bisa bermain dengannya."

Kise tersenyum lebar. Mulai hari ini dia berjanji untuk tidak menangis.

"Benarkah?! Yeaayy!! Ku harap aku bisa akrab dengannya."

Kise melambaikan tangan kecilnya saat (Name) dan perempuan paruh baya itu memasuki mobil.

Itu pertama dan terakhir kalinya mereka bertemu.

***

Kise sangat populer di masa remajanya. Dia tinggi, tampan dan jago olahraga. Karena ketampanannya dia menjadi model majalah remaja. Dan itu semakin membuatnya dikelilingi banyak anak perempuan.

Tapi seakan kehilangan tujuan. Kise selalu merasa bosan karena dapat melakukan semua yang dia inginkan.

Kise ingin melupakan semua hal yang terjadi pada masa kecilnya. Semuanya. Kecuali satu hal. Gadis itu. Setelah hari itu mereka tidak pernah bertemu lagi. 

Kise menggenggam sapu tangan darinya. Menatap rindu.

"Waaahh lihat itu Akashi-sama. Tampan sekali, sangat berwibawa." 

Katakan Kise bodoh karena berharap bisa mewujudkan cinta polos dari teman masa kecil yang bahkan tidak tau dimana keberadaannya.

"Dia bersama (LastName)-san. Jadi benar ya mereka sudah bertunangan."

Tapi apakah jatuh cinta adalah sebuah kesalahan?

"(Name) mana tugasmu. Sebentar lagi akan masuk."

Itu bukan kesalahan.

"Ah Shougo-kun. Ohayou."

Kise mengangkat kepalanya. Memandang kearah gadis yang berjalan di sebelah Akashi. Tersenyum manis. Persis seperti pertama kali mereka bertemu. Dulu.

"(Name)-chan?"

Gadis itu (Name). Bersama dengan Akashi dan juga Haizaki menoleh kearah Kise.

"Ya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Kise terkejut. Dan menggeleng samar. Perasaannya campur aduk. Ingin menangis tapi dia berjanji untuk tidak menangis padanya.

"Anoo. Kau baik-baik saja? Ada apa memanggilku?"

(Name) menatap khawatir. Tangan kanannya terangkat  menyentuh wajah Kise, mengusap air matanya. Kemudian menepuk bahunya pelan.

"Aku minta maaf jika pernah melakukan sesuatu yang buruk padamu. Tapi anak laki-laki tidak seharusnya menangis."

Kise mengerjapkan matanya. Ah ternyata dia benar-benar menangis.

"Kalau begitu kami pergi dulu. Sampai jumpa."

(Name) tersenyum manis. Dan menyambut uluran tangan Akashi. Mereka berjalan menuju kelasnya.

***

"(Name), apa kau pernah bertemu dengannya?"

(Name) menoleh kearah Akashi yang duduk disebelahnya. Berpikir sejenak. Setelah itu menggeleng pelan.

"Uhm. Kurasa tidak. Kau tau kan, aku selalu mengenalkan temanku padamu dan Shougo. Ada apa Sei?"

Akashi berdehem. Dia tampak memikirkan sesuatu. Tapi tidak berniat mengatakan isi kepalanya.

"Tidak ada. Hanya penasaran."

Akashi selalu menemui banyak laki-laki yang memandang penuh damba pada tunangan sekaligus teman masa kecilnya ini. Hanya saja yang tadi itu berbeda. Tatapan Kise pada (Name) itu sangat berbeda. 

Sepertinya Akashi menemukan sesuatu yang menarik. Dia tidak perlu mengotori tangannya untuk menjauhkan pengganggu yang selalu menempel pada tunangannya.

Karena akan ada orang lain yang akan melakukannya. 

🌸🌸🌸

Obsesi (Yandere!Kise x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang