4

2.1K 246 7
                                    

"Perpisahan?"

*plak!*

Haizaki hanya menundukkan kepala saat (Name) menamparnya.

Suasana ruang OSIS yang memang sepi jadi semakin sunyi. Midorima menaikkan kacamatanya. Berpura-pura tidak melihat. Sedangkan Akashi tampat cuek di belakang mejanya.

"Shougo. Bisakah kau memahami posisiku?! Apa yang akan aku katakan pada ayah agar bisa membelamu lagi? Hah?!"

(Name) menatap Haizaki dengan tatapan putus asa. Ingin menangis.

"Ku mohon--- aku hanya punya kau di--"

(Name) berhenti bicara saat Haizaki memeluknya. Mengusap kepalanya lembut. Tapi tak mengatakan apa pun. Dia hanya akan bersikap seperti ini padanya.

---

"(Name)-chan? Kau baik-baik saja? Ada apa 'ssu?"

(Name) memaksakan senyum sambil menggeleng. Sedangkan Kise hanya duduk diam disebelahnya. Menunggu.

***

"Sudah ku bilang bukan? Kau hanya beban untuk-Nya 'ssu. (Name)-chan itu sempurna jika kau menghilang. Karena kau adalah Sisi gelapnya. Selama kau disampingnya. Kalian tidak akan berkembang. (Name)-chan akan selalu seperti itu."

Haizaki menarik kerah seragam Kise yang menyeringai. Wajah menyebalkan itu membuat Haizaki geram dan ingin memukulnya.

"Kau hanya berhak mengatakan itu setelah mengalahkanku. Pecundang sepertimu tidak akan pernah setara dengannya. Lagipula ada Akashi. Jaa nee Ryou-taa~"

Haizaki berlalu. Tapi Kise tetap tersenyum. Meremehkan.

'Tenang saja Shougo-kun. Aku akan menyingkirkanmu. Bersama Akashi-cchi sekaligus.'

***

(Name) merasakan perubahan yang sangat besar pada diri Akashi.

Akashi yang lembut dan baik itu seolah menghilang. Digantikan dengan Akashi yang angkuh.

Hubungan mereka merenggang. Karena perubahan Akashi. Dan juga Haizaki yang seolah semakin menjauhinya.

Kise satu-satunya yang bisa dia ajak bicara sekarang. (Name) merasa kedua orang itu semakin jauh darinya. Sedangkan Kise seolah dibuat hadir menjadi tempat kembali saat dia sendirian.

---

(Name) berlari ke Gymnasium. Berita yang tersebar tentang klub Basket sangat mengganggunya.

Dua orang penting dalam hidupnya terpecah. Dia tidak ingin memihak. Hanya saja dia tak bisa.

"Sei. Kau memaksa Shougo keluar dari Basket? Kenapa? Kau tau kan dia sangat menyukainya."

Akashi berbalik. Menatap tunangannya. Manik matanya tidak lagi merah keduanya. Manik dwi warna itu, ditambah tatapan tajamnya. Membuat (Name) takut. Dan benci--?

"Ini demi kebaikan semunya (Name)."

Nada dingin itu. (Name) tidak mengenalnya. Seringaian aneh itu. Itu bukan-- Seijuuro-Nya.

Obsesi (Yandere!Kise x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang