(Sangat) Rindu Istri!

1.2K 25 0
                                    

Plakk!

“Itu karena kau menyakitinya!” tambahnya dengan tamparan di pipi kanan Sehun.

“Apa kau sadar, seberapa besar Mina harus menderita karena memiliki orang tua seperti kami dan sekarang kau menambah penderitaannya!”

Saat Tuan Nam akan menampar Sehun untuk ketiga kalinya, Mina langsung keluar kamar dan berdiri di samping Sehun.

“Cukup Appa!” tahan Mina dengan terisak karena jujur dia merasakan sakit saat suaminya ditampar, hanya saja lebih sakit saat menerima kenyataan bahwa suaminya masih mencintai wanita lain.

“Sudah cukup Suamiku!” tegur Nyonya Nam sembari mengajak suaminya untuk meninggalkan Mina dan Sehun.





Sepeninggalan orang tuanya, Mina dan Sehun saling terdiam. Hingga akhirnya Mina menghela napasnya kasar.

“Sebaiknya Tuan pulang saja dan jangan datang kembali! Ini untuk kebaikan kita bersama ... Kali ini aku serius untuk minta cerai!” ucap Mina yang membuat Sehun menggeleng, tidak terima.

“Tidak! Aku tidak akan menceraikanmu! Sampai kapanpun tidak akan!” tolak Sehun dengan tegas.

Mina memasang wajah tidak percaya, “Tuan sangat egois!" Tidak lama kemudian, menjadi datar, "Baiklah, kalau begitu aku tidak akan tinggal lagi sama Tuan!" Mina berbalik, masuk kamar.






Keesokan harinya di rumah keluarga Oh.

“Eomma sudah pernah bilang, jika kau menyakitinya ... Jangan pernah memanggilku dengan Eomma lagi! Karena aku tidak sudi punya anak tukang selingkuh sepertimu!” geram Nyonya Oh yang berjalan menuju kamarnya.

“Appa kecewa padamu ... ini adalah jalan yang kau pilih, jadi nikmati saja sendiri!” miris Tuan Oh.









.
.
.












Delapan bulan kemudian.

“Baekki, aku sudah jarang melihat istrimu lagi,” tegur Xiumin saat ke delapan sahabat itu berkumpul di salah satu restoran yang sudah disewakan selama makan siang oleh Kyungsoo karena restoran itu memang miliknya.

“Dia sedang di Indonesia sekarang, pulang ke rumah orang tuanya,” balas Baekhyung, kemudian melanjutkan makannya.

“Eh! Bukannya kalian baru empat bulan menikah? Apakah kau bertengkar dengan istrimu?” kaget Chen.

“Ckckk, kalian ini hobi sekali bertengkar,” jengah Suho.

“Bukan begitu hyung! kalian tidak tahu saja kalau-" ucapan Baekhyun terhenti disusul seringainya.

“Kalau apa? Kalian benar milih pisah?” kaget Suho.

“Ish! Yang benar saja, itu karena istriku ngidam ingin bertemu orang tuanya di Indonesia,” bantahnya.

“Ngidam? Maksudnya?” bingung Kyungsoo.

“Hamil,” singkat Kai dan Baekhyun menganggukkan kepalanya sembari memamerkan jajaran giginya.

“Woah! Baekki, kau benar-banar hebat dan selamat!” takjub Suho dan yang lainnya. Mereka memberi selamat kepada Baekhyun kecuali Sehun.

Sedari tadi, Laki-laki itu hanya diam tanpa ekspresi dan sibuk mengoyak makanannya di piring, saat sahabat-sahabatnya tengah bergembira ria atas berita membahagiakan dari Baekhyun.




‘Bagaimana kabarnya? Apa sekarang dia sudah makan? Apa dia sering terbangun lagi di tengah malam? Apa dia masih sangat marah?’ batin Sehun.



‘Ini hampir satu tahun! Huft ... Aku memang pantas menerima hukuman ini, tapi aku sangat merindukannya,’ tambahnya.

Tidak terasa cairan bening itu keluar dari peraduannya.
“Sehun-aa! Ada apa?” khawatir Kyungsoo dan yang lain menghentikan tawanya dan serempak beralih menatap Sehun.

Xiumin yang sedang duduk di samping Sehun, menepuk pundaknya untuk menenangkan laki-laki yang tengah merindukan istrinya itu. Mereka sadar, jika Sehun diam, melamun atau sejenisnya, berarti ia sedang merindukan istrinya.

“Kenapa kau tidak pergi melihatnya?” usul Chanyeol santai dan hal tersebut sukses membuat Sehun menatapnya.
Bukan hanya Sehun, tetapi yang lain juga.












.....

“Eyakkk! Eyakk!-” tangis seorang bayi yang langsung ditenangkan oleh sang Ibu.

“Tenang ya, Nak!” hibur sang Ibu sembari mengayunkan tubuh bayi tersebut dengan lembut.
Dikarenakan si bayi tidak kunjung menghentikan tangisnya si Ibu tengah putus asa, lalu dengan geram dia meraih ponselnya.

Tut ... Tut!
++++++++++++++++

“Yak! Kau di mana? Bukannya tadi aku bilang untuk membawanya pulang saat makan siang!” bentak wanita itu kepada si penerima telepon.

“Aduh! Lupa, maaf sayang,” sesal orang tersebut.

++++++++++++++++

“Semuanya! Aku harus pulang, lupa belum beli susu formula buat si kecil!” panik Lay.

“Hyung! Apa anakmu sudah bisa minum susu formula?” bingung Kai.

“Yuna kesulitan untuk produksi ASI-nya jadi sementara ini anak kami minum susu formula yang disarankan dokter,” bela Lay.

“Ya udah! Pergi sana, nanti anakmu kelaparan!” usir Chanyeol.

Lay dan Yuna sudah menikah. Pada awalnya, Yuna sangat keras kepala dan tidak menerima untuk dinikahi oleh Lay.

Namun, karena harapannya pada Sehun sudah pupus dan mengingat nasib anak yang dilahirkannya tidak jelas, tanpa seorang ayah. Sehingga ia terpaksa harus menerimanya dan menikah dengan Lay.


.
.
.




“Begitu menikah, Lay langsung menjadi ayah,” timpal Chanyeol.

“Itu karena dia sudah goal duluan,” datar Kyungsoo.

“Hahahh ... Kau benar! Tumbem nyambung,” sindir Chanyeol.

“Aku juga! Sebentar lagi, akan ada yang memanggilku dengan Appa,” bangga Baekhyun.

“Itu karena kau terlalu berambisi ingin menikah, karena iri sama Sehun dan Lay,” timpal Suho.

“Terserah apa yang hyung katakan yang penting begitu menikah, aku sudah memperlihatkan hasilnya ... tidak semua orang bisa seperti itu, bahkan ada orang yang menikah sudah setahun atau bertahun-tahun, tapi belum punya anak,” prihatin Baekhyun.

Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh sahabatnya, membuat Sehun menghela napasnya dengan berat. Kemudian, ia beranjak dari duduknya.

“Maknae! Mau kemana?” sahut Chen dan Sehun membalasnya dengan mengangkat satu tangannya tanpa berbicara, tetapi terlihat dia menuju ke arah toilet.

“Kau! Seharusnya jangan bicara seperti itu, itu menyinggungnya!” tegur Suho.

“Ah! Maaf, aku lupa hyung!” sesal Baekhyun.






“Jangankan seorang bayi, bahkan untuk bertemu istri saja tidak bisa,” lirih Sehun yang bermonolog di depan cermin toilet.








...

“Kau harus makan, Nak?” pinta Nyonya Nam.

“Tidak bisa eomma! Perutku rasanya sangat penuh sekarang,” tolak Mina.

“Tapi itu tidak baik untuk dia nanti,” sanggah Nyonya Nam.
“.....................................................”









+++++++++++++++

To be continued,

#ZakiaUlfah

My Innocent Wife (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang