+ s a t u

16.6K 1.7K 101
                                    


"Kak, tau ga? Tadi Jeno ngasih Jaemin kejutan di sekolah." celoteh Haechan mengganggu Mark yang sedang mengerjakan tugasnya.

"emangnya Jaemin ulang tahun ya?" jawab Mark seadanya.

"bukaaaan, mereka ngerayain aniversary." jawab Haechan gemas. Pacar cerdasnya itu pasti ga tau apa itu annversary.

"annversary itu apa? Kita perlu ngerayain ga?" tanya Mark, masih belum lepas sama tugasnya.

"jadi gini kak, lebih mudahnya annversary itu perayaan hubungan setiap tahun, kita kan jadian tanggal 6 Januari, jadi tanggal 6 Januari tahun depan kita harus ngerayain annversary." Haechan dengan baiknya menjelaskan. Mark hanya magut-magut, tangannya menyahut kalkulator didepan Haechan.

"jadi kita harus ngerayain kan? Gitu aja kamu pake bertele-tele."

"bertele-tele apanya?! Aku tuh jelasin kak!" Haechan yang gak terima membalas setengah berteriak.

"kakak kan ga minta kamu buat jelasin."

"aku kan ngasih tau, siapa tau kakak ga paham kan?!"

"sayang, kakak udah kuliah, pasti paham kok sama hal kecil kaya gitu." ujar Mark gemas lalu mencubit pipi berisi Haechan.

'PAHAM APANYA HAH? ORANG GA PEKAAN GITU! '

"yaudah iya," akhirnya Haechan mengalah.

Lalu tercipta hening diantara mereka, baik Mark maupun Haechan tidak ada yang berbicara lagi. Mark fokus dengan tugasnya, dan Haechan fokus dengan ponselnya.

"oh ya kak," Haechan berbicara lagi.

"kenapa hm?"

"tadi Jeongin dateng ke aku. Dia nangis kak,"

"loh, kenapa?" tanya Mark dengan nada dramatis. Tapi tangannya masih menekan-nekan tombol kalkulator.

"katanya Hyunjin main di belakang." jelas Haechan, lalu menghela napas.

"Hyunjin main di belakang? Di belakang rumah aku?!" tanya Mark dengan mata yang membulat, sedangkan Haechan menganga tidak percaya.

"ish! Bukan!"

"terus? Dibelakang rumah kamu?!" Haechan menepuk keningnya. Untung saja Mark tampan dan kaya.

"bukan kak, dia ada main sama uke lain dibelakang Jeongin." Haechan berkata dengan lembut, tapi sedetik kemudian dia menyesal.

"kenapa Jeongin ga noleh aja? Jeongin juga bodoh sih baby, tinggal noleh aja pake curhat ke kamu sambil nangis."

Tuh kan.

Haechan segera menaruh ponselnya. Lalu dia menggulung beberapa kertas yang ia yakini itu sudah menjadi sampah, lalu ia memukulkan gulungan kertas itu ke kepala Mark. Mark mengaduh, memegang kepalanya yang sakit.

"baby! Kenapa aku di pukul?!" sungut Mark tak terima.

"gimana? Sakit?" tanya Haechan lalu meraih ponselnya lagi.

"yaiyalah sakit!"

"gara-gara Hyunjin main dibelakang, kepalaku menjadi sasaran." gerutu Mark, lalu melanjutkan kegiatannya.

"Hyunjin itu selingkuh! Mark bodoh Lee!"

Dan setelah itu, Mark menjatuhkan pulpennya.

.
.

[Polos]

.
.

"aku tuh botak lama-lama kalo main terus sama Mark, tiap kali dia ngomong pasti kalimatnya bikin emosi." Jaemin tertawa mendengar penuturan Haechan. Sementara Haechan mengetuk kesal.

"eits! Jangan lupa loh ya. Dia yang dulu kamu perjuangin sampe kamu bohong ke papa kamu." Jaemin cekikikan mengingat perjuangan Haechan agar bisa bertemu Mark, saat itu Mark mengaku takut dengan papa Haechan, jadi Haechan mencari alibi agar bisa bertemu dengan Mark. Waktu itu Haechan pamit pergi ke rumah Jaemin, sang papa mengiyakan saja, karena Jaemin teman akrabnya. Namun siapa sangka, tepat lima belas menit Haechan pergi, Jaemin malah datang ke rumahnya. Dan pada malam tahun baru itu Haechan mendadak di interogasi oleh papanya.

"udah! Jangan ingetin aku tentang hal itu lagi!" Haechan menutup telinganya yang memerah menahan malu.

"udahlah Chan, kamu yang sabar aja ngadepin kak Mark, aku yakin kok, walopun dia kaya gitu, dia pasti sayang banget sama kamu!" ujar Jaemin sembari menepuk-nepuk pundak Haechan.

"iya! Karena cuma aku aja yang mau sama dia!" setelah itu, tawa Jaemin lepas.























...

Halo! Rencanya mau buat book 2 nya, tapi lebih baik jadi satu book disini aja.

[END] Polos + markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang