Part 5

395 37 14
                                    

Greed POV

"Greed... jangan-jangan.." Roh murah hati ini tidak berhasil menyelesaikan kalimatnya. Hah. Siapa tadi yang berkoar-koar menanyakan alasannya kepadaku?

"Sudah puas sekarang? Jadi biarkan aku menyelesaikan receiver ini. Semakin aku menyingkir dari tempat ini, semakin mimpi burukku ini akan segera berakhir." Kataku penuh keyakinan.

"...."

"Sana... hush! Hush!" Aku mengusirnya pergi dari kamar ini. Peduli setan dengan siapa si pemilik rumah ini sesungguhnya, yang jelas ini adalah kamarku sekarang. Dan aku berhak mengusirnya dari sini. Berurusan dengan si miskin ini membuatku merasa dua kali lebih capek dari sebelumnya. Oh, energiku yang terbuang percuma.

Tapi, harusnya aku sudah tahu. Bukan Charity namanya jika ia langsung menuruti permintaanku begitu saja. Semula saat melihat dia beranjak dari tempat duduk, kukira dia hendak pergi... tapi Si brengsek tidak tahu malu ini malah menarikku paksa keluar dari tempat dudukku dan membopongku langsung ke punggungnya. Aaaaaaaa... sialan.

"BRENGSEK, APA YANG KAU LAKUKAN??! LEPASKAN AKU!!!" Aku berontak dengan sia-sia. Sayangnya lawanku ini memiliki ukuran tubuh dua kali lebih besar dariku. Aku ingin menangis saja rasanya.

Charity, yang sekarang tampak jauh dari kata murah hati itu, akhirnya menurunkanku di satu-satunya ranjang di kamar. Dan sebelum aku berbuat lebih jauh, dia sudah menempelkan telapak tangannya di jidatku dan memaksaku untuk berbaring.

"Kau-"

"Sekarang waktunya tidur, Tuan Putri." Charity tersenyum. Senyuman menyebalkan itu lagi. "Atau kamu ingin dinyanyikan lullaby?"

"Aku sedang tidak bercanda."

"Dan aku cukup serius. Sekarang tidurlah. Kamu seperti zombie."

"Huh."

Charity kemudian menghembuskan napasnya. Tangannya yang semula ia tempelkan di jidatku demi menahan kepalaku tetap di atas bantal kini perlahan mengusap kepalaku dengan lembut. Ia tidak melepaskan pandangannya dari wajahku. Dengan lirih ia berkata, "bukan diriku yang kamu benci dalam mimpimu, Greed. Tapi dirimu sendiri. Aku yakin, kamu pasti melihatnya juga. Jika kamu bisa sedikit mengubah prespektifmu tentang mimpi itu, mungkin saja mereka tidak seburuk yang kamu pikirkan. Pasti ada alasan tersendiri mengapa mimpi-mimpi itu hanya datang kepadamu dan bukan kepadaku."

"Dasar sok tahu!" Suaraku sedikit tercekat.

Dan roh di hadapanku ini hanya tersenyum. Seperti biasa. Tapi entah kenapa lebih menyihir. Aku menutup kedua mataku sebagai bentuk pertahanan dari sihir yang dipancarkan berkat senyuman itu. Atau, mungkin sebenarnya aku memang sudah tersihir, buktinya aku mau menutup mataku sendiri seperti yang ia intensikan dari awal. Aaaah... menyebalkan, menyebalkan. Aku tidak ingin berpikir.

Dan tanpa perlu membuka kedua mataku, aku tahu sekarang Charity pasti sedang tersenyum lebar. Ia kali ini bahkan mengacak-acak rambutku. Aku heran... kenapa roh yang satu ini suka sekali bermain-main dengan rambutku. Dan aku malah membiarkannya melakukannya layaknya hal itu adalah hal yang paling natural terjadi di dunia. Sepertinya aku benar-benar sudah sinting.

"Baiklah. Selamat tidur." Kata Charity sambil melepaskan tangannya dari rambutku. Salahkan saja pada sihir itu atau sifat serakahku, aku membuka mataku dan kedua tanganku dengan refleks menahan tangannya yang hendak pergi. Charity menatapku kebingungan.

Dan aku juga tidak kalah bingung. Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan? "I-itu...."

"Jangan bilang kamu ingin aku tidur di sini bersamamu." Katanya jail.

"Bukan, Bodoooh!!" Aku langsung melemparkan tangannya dan tidur membalikkan tubuhku menghadap dinding.

"Hahaha..." Dia tertawa lepas, dan aku menahan malu. Sialan. "Ya sudah. Aku pergi dulu."

Ia mengelus kepalaku untuk teakhir kalinya sebelum benar-benar pergi meninggalkan kamarku.


-----------------------------------------------------------------

Hohoho... akhirnya ada sedikit bumbu doki-dokinya... Ini sebenarnya adalah sambungan dari Part 4, tapi karena terlalu panjang.. jadi kupisah aja. That's why publish-nya bareng.

-------------------------------------------------------------------

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang