Part 6

382 36 13
                                    

"Ini adalah Tuan Caster." Kata Tuan Kaya itu sambil mengenalkan seorang pria paruh baya. "Mulai sekarang dia yang akan mengajarimu menjahit."

"Hah. Aku tidak butuh diajari. Aku cuma butuh pekerjaan. Aku sudah melihat bagaimana karyawan-karyawan yang lain di tempat Nyonya Alamri bekerja. Kurang lebih, aku tahu apa yang akan aku lakukan. Jadi beri saja aku pekerjaan sebagai tukang jahit khusus keluargamu, dan kamu tidak akan menyesal."

"K-kau.. b-beraninya.." Kata Tuan Caster terbata-bata.

Sebaliknya, Tuan Kaya hanya tertawa mendengarnya. "Hahahaha... sepertinya aku paham sekarang mengapa Nyonya Alamri memecatmu." Kali ini ia berhenti tertawa dan menatap gadis itu dalam. "Tapi, <.....>, Tuan Caster adalah penjahit keluargaku sekarang. Ia dan keluarganya secara turun-temurun telah menlayani keluargaku. Jadi aku tidak berhak memecatnya untuk seseorang yang bahkan belum pernah menyentuh jarum jahit sekalipun."

Gadis itu kehilangan kata-kata.

------------------------------------------------------

Charity POV

Mimpi-mimpi Greed. Aku yakin 100% bahwa itu adalah kisah masa lalu wujud manusia kami. Tapi yang mengherankanku, kenapa mimpi itu hanya mendatangi Greed? Dan kenapa mereka baru muncul sekarang? Sepertinya kemunculan mimpi itu dipicu oleh pertemuan kami dengan kakek yang menceritakan tentang wujud manusia kami sebelumnya.

Aku ingin meneliti mimpi Greed lebih jauh. Tapi... ada hal yang perlu aku lakukan sekarang. Jika tidak, aku merasa aku akan menyesalinya di kemudian hari.

Greed POV

Ugh... pagi ini aku terbangun dengan perasaan kesal yang sama seperti pagi-pagi di... tiga hari sebelumnya. Sudah tiga hari sampai kemarin aku memaksa mata dan tentu saja hasratku untuk tidak tidur. Sejak bertemu kakek sialan itu, mimpi-mimpi yang juga tidak kalah sialan itu terus menghantuiku secara berkala. Saling sambung menyambung secara berurutan. Satu-satunya cara agar mereka tidak muncul adalah saat aku melewatkan waktu tidurku di malam hari. Dan ini sangat mengesalkan.

Roh tidak butuh tidur, sama seperti mereka tidak butuh makanan. Hal-hal trivia seperti itu hanya milik para manusia rendahan. Tapi... semua kekebalan itu hanya akan berlaku saat mereka berada di dunia roh, bukannya di dunia manusia. Dan sayangnya, aku memang berada di dunia manusia dan sedang memakai wujud manusia. Maka tubuh manusiaku yang rapuh ini harus mengikuti peraturan manusia dan merasakan semua sensasi-sensasi milik mereka. Mengantuk saat capek, ingin makan saat lapar, mulas saat ingin BAB. YA. Semua sensasi payah itu.

Jadi, sudah jelas sekarang bahwa aku benar-benar capek untuk waktu tiga hariku tanpa tidur itu. Mengerjakan pekerjaan di Akram Foundation pada siang hari, menyelesaikan receiver pada malam hari, layaknya robot. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada tubuhku seandainya tadi malam aku melewatkan malamku lagi tanpa tidur. Charity. Malah rivalku itu yang memaksaku tidur semalam. Apa aku harus marah? Apa aku harus berterima kasih? Kenapa semuanya menjadi kabur begini saat berurusan dengan kebajikan setan itu? Aaaaaaaah...

Akhirnya aku bangkit dari tempat tidurku. Aku sudah hendak pergi ke kamar mandi tapi mataku menangkap sesuatu yang tidak biasa. Aku melihat meja di kanan ranjang yang bersih. Terlampau bersih. Tunggu... bukannya ada sesuatu yang seharusnya berada di atas sini? Dan ingatanku kembali dalam waktu sepersekian detik. Receiver. Receiver yang belum jadi itu dan segala peralatan tetek bengeknya hilang tak berbekas. Tidak mungkin. Aku langsung mencari-cari di bawah meja, di bawah ranjang, di seluruh kamar ini. Tidak ada. Receiver-ku benar-benar hilang. Dan hanya ada satu orang di desa ini yang tahu tentang benda itu. Charity.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang